Mabuk Agama, Tai Kucing Rasa Coklat

kucingPenulis: Wage Rahadjo – Anda tahu arti kata mabuk? Ya tentu saja. Siapa sih orang yang bego yang tidak tahu? Kenapa orang bisa mabuk dan apa sih setan penyebabnya?

Duh, lagi lagi pertanyaan bego. Penyebnya tentu saja karena minuman setan yang benama miras, beer, tuak dan sejenisnya. Masak sih ada orang mabuk gara-gara minum kecap? Makanya ajaran agama melarang keras umatnya minum tuak namun tidak untuk kecap atau temulawak. Jangankan meminumnya, menyentuh, mencium atau sekedar mengoleskannya ke tubuh walau untuk tujuan pengobatanpun dilarang rang rang.

Anda pernah melihat orang mabuk? Yeah, walaupun tidak pernah (melihat dengan mata kepala sendiri) setidaknya hampir kebanyakkan orang pasti punya gambaran tentang prilaku atau kelakuan orang mabuk bukan?

Anda pernah mendengar kata mabuk kerja? Hmmm….kata yang mungkin rada asing di telinga. Mabuk kerja atau workalcholic adalah suatu jenis penyakit yang membuat penderita kecanduan untuk terus bekerja dan bahkan bisa akhirnya berakibat fatal yaitu kematian.  Di negara tertentu seperti Jepang misalanya, workalcholic merupakan masalah nasional yang relatif serius.

Anda pernah mendengar isitlah mabuk agama?

::  Lha emang ada istilah mabuk agama Mbah? Jangan mengada-ada lah…..

Sampean benar, blog ini memang rada mengada-ada. Mabuk agama jelas tidak tercantum di kamus manapun apalagi tercantum di kitab suci. Namun yang jelas mabuk agama bisa ditemukan sangat mudah dalam kehidupan sehari hari.

Mabuk apapun jenisnya tetap saja sama yaitu kehilangan kesadaran, yang berpotensi menyebabkan si pelaku berbuat onar. Bagaimana dengan mabuk agama? Ya sama saja, yaitu hilangnya kesadaran dan sama sama berpotensi berbuat kriminal. Pemabuk miras menenteng botol miras, pemabuk agama menenteng kitab. Yeah, sama saja….

Mabuk agama bisa jadi indah dan perlu dibudayakan kalau yang dimabukkan adalah sisi universalnya seperti sisi kemanusiaannya, pendidikan, kebersihan, kesehatan, mencintai alam dengan penghijau dll.  

Namun rada susah juga sih. Mana ada orang mabuk mau diajak bersih-bersih apalagi diajak ke hutan tanam pohon?

Bagi kebanyakan orang, yang namanya agama ya cendrung cuma sebatas dogma, perayaan atau identitas belaka. Ya maklum saja, namanya juga orang mabuk…..

wager.png

Keterangan gambar: Hanya sekedar ilustrasi. Sumber image: unknown.

 

50 respons untuk ‘Mabuk Agama, Tai Kucing Rasa Coklat

    1. Mas Didiet benar! Mabuk di tempat umum bukan kejahatan tapi pelanggaran hukum, apalagi kalau diikuti dengan onar dan teriak-teriak. Terima kasih Mas atas tambahannya. Duh, gambar avatarnya ada Juniornya.

  1. Kebenaran? Kebenaranya yang didapat dengan memaki dan menyalahkan pihak lain? Itu sih namanya kebenaran tai kambing, kebenaran ala nabi Semelekete “Akulah yang benar dan kamulah yang salah”.

    Betul itu Mbah, seharusnya orang seperti itu mau belajar sama tukang kecap. Gimana caranya agar kecapnya yang no1 itu bisa laris terjual. Apa jadinya jika si penjual kecap memaki/menjelekkan calon pembelinya, pastinya si calon pembeli malah kabur ketakutan.

    Dan si Mbah seharusnya juga belajar sama tukang kecap. Bukankah si Mbah juga jualan kecap 😀

    Saya pun lagi jualan kecap, Mbah. Kecap… kecap… kecap no 1, ueeenak tenan. Pembaca yang mo beli kecap saya, saya doakan masuk surga. 😀

    1. Ha..ha..ha….
      Iya deh ngaku. Mbah emang jualan kecap koq namun bayarannya bukan uang tapi beras, lauk pauk atau kadang barter dengan kecap juga. Sebetulnya sih kagak layak disebut jualan karena buntung melulu. Habis kecapnya mbah merk abal-abal sih. Namun biar buntung yang jelas banyak teman…..

    2. Ealah… jelas aja buntung melulu, Mbah. Jualannya merk abal-abal sih. Gimana kalo jualin kecap saya aja, Mbah. Kecap no.1, dijamin untung besar, Mbah + banyak teman juga (bukan teman abal-abal aja loh Mbah)

    3. Wakakakkk. Ide bagus. Mbah sih bermental pedagang, jadi asal untung ya apapun dijual. Apapun jualannya yang penting hati senang…..wakakakkk

      Artikel bulan depan, mbah akan jualan kecapnya Bang KK aja. (Kebayang untung besar plus dapat surga…… xi..xi..xi…)

    4. Wakakakkk. Ide bagus. Mbah sih bermental pedagang, jadi asal untung ya apapun dijual. Apapun jualannya yang penting hati senang…..wakakakkk

      Artikel bulan depan, mbah akan jualan kecapnya Bang KK aja. (Kebayang untung besar plus dapat surga…… xi..xi..xi…)

      Huss! Jangan asal jual aja, Mbah. Itu namanya menipu. Jika Mbah mau jual kecap no.1 saya, Mbah harus coba dulu, dipakai sendiri dulu. Jika mbah udah yakin kecap no.1 saya emang ueenak tenan, Mbah boleh jual. Kalo emang ndak uenak, pasti ada masalah sama lidahnya si Mbah. Kalau sudah begitu, saya cuma bisa berdoa agar lidahnya si Mbah tidak bermasalah lagi.

      Jujur saja, Mbah. Saya berani jual kecap saya karena saya sudah mencobanya sendiri. Dan terbukti rasanya emang ueeenak tenan. Kalau saya belum membuktikannya sendiri, mana berani saya menjualnya, Mbah.

  2. KK
    Apa jadinya jika si penjual kecap memaki/menjelekkan calon pembelinya, pastinya si calon pembeli malah kabur ketakutan.
    ————————————————————
    Permisi…
    Aku.
    Strategi yg di tawarkan penjual kecap biasanya tdk memaki/menjelekan calon pembelinya tp dg iming2 hadiah yg menggiurkan, kenikmatan rasanya, tehnologi pembuatanya bahan bakunya dll, lain pabrik lain pula strategimya.

    Cerita:
    Sejak aku lahir, aku sdh di dulang dg kecap oleh orang tuaku, kecap yg sama dg tetangga kanan kiriku mengkonsumsinya, jd aku tahunya ya kecap satu itu, ketika aku mulai bisa berfikir aku bertanya pada orang tuaku kenapa mesti kecap satu itu bukankah masih ada kecap2 yg lain.
    Jawabaan orang tua: ada dua hal,, 1 kalau terus mengkonsumsi kecap yg satu itu, dijamin dapat hadiah, ini itu begini dan begitu.
    2, kalau tidak mengonsumsi itu ada ancaman2 yg mengerikan, tidak sehat, beracun, haram di setrika di neraka dll sehingga orang tua takut dan tdk berani sekali2 berganti kecap.
    Setelah tumbuh dewasa, aku mulai enggan mengkonsumsi kecap, yg satu itu karena aku sdh bosan dan membuatku mual.
    dg rasa keingintahuhan ku aku mecoba kecap2 yg lain, ehh ternyata berbeda rasa dan tdk beracun, tp aku tidak mau lagi terjebak oleh iming2 dr produsen2 kecap itu, sehingga
    aku beranikan diri belajar membuat kecap sendiri perlahan2 sampai bisa dan jadi ehh ternyata rasanya berbeda dan cocok dg seleraku sendiri (sak karepku, orang kecap2ku sendiri) dan mulai saat itulah aku mengkonsumsi kecap produksi ku sendiri yang saya beri Cap ” Tidak Untuk di Jual”

    Salam kecap kecap.

    1. Ah, jangan-jangan lidahmu yang tidak normal. Masa orang lain bilang enak, kamu malah bilang ndak.

      Mulai saat itulah aku mengkonsumsi kecap produksi ku sendiri yang saya beri Cap ” Tidak Untuk di Jual”

      Ya, memang seharusnya jangan dijual toh. Lah wong kecapmu enak menurut dirimu sendiri.

      Kalau kecapku jelas kecap no. 1, yang memang sudah teruji, sudah banyak yang mencoba dan merasa puas. Kalau kamu masih ngeyel bilang kecapku ndak enak, masalahnya tentu ada pada lidahmu.

      Kecap… kecap… kecap no 1, ueeenak tenan. Pembaca yang mo beli kecap saya, saya doakan masuk surga.

  3. Wakakakkkkkkk
    waahhh… benar-benar hiburan menyenangkan disini… nuwun mbah wager… numpang ngikut ngumpul rame-rame. Kang KK…. aku udah dapat jawaban… maju terus … ehhh kok ya pas… disini lagi ada latihan jualan kecap….. lumayan untuk berlatih menjadi penjual kecap.
    Hoooiiii…. saaaauuuudaraaaa-saauuudaaaraaaa semuuuuuuaaaaanyaaaaaaaa.
    Ini adalah kecap nomor wahid di dunia juga diakhirat….. kalau tak percaya… silahkan tengak ke akhirat. Ini kecap yang dibuat berdasarkan resep peninggalan leluhur kita ribuan tahun yang lalu. kecap yang bisa mencegah penyakit kanker….. merek kecap anti kanker… ayooooo…. siapa beli… persediaan sangat terbatas…. kalau tidak kebagian…. anda harus menunggu 500 tahun lagi.
    Ayo…cepet beli.

    1. @ Otak Mie, salam kenal Mas,

      Wakakakkk…..komentar perdana yang menarik. Kloso Bedah dan blog abal2 adminnya sama koq, jadi silakan menyenangkan diri. Apapun merk kecap jualannya, segenap warga di kedua blog ini tetap mendoakan agar hidup senang masuk surga. Ps: Sumpah, gravatarnya unik dan menarik lho. salam

  4. Hooreee…. sejam-2jam yg lalu saya persis akang Konsumen Kecap…. berhubung kecap produksi saya dianggap jelek oleh tim penguji rasa kecap…. tadinya saya memutuskan untuk “tidak menjual kecap” produksi saya…. sekarang berubah total berkat nasehat kang KK dan Kang Pelayan…. saya kembali bangkit dengan penuh semangat akan teriak-teriak jual kecap saya.
    Hoooiiiii….. ini ada kecap ajaib…. barang siapa yang mengkonsumsi maka ditanggung masuk surga setelah mati….. ayo… kecap dijual murah…. cukup setor 2,5 % dari setiap penghasilan anda dan anda akan menikmati terus kecap ini selama masih setor. Yang tidak punya penghasilan tak perlu kuatir… anda tetap akan dapat kecap ini asal anda bisa membantu menjualkannya…. ayooooo.

  5. Lhoh…. ya bener juga ya kang wager…. gravatar saya memang pas dengan nama yg saya pakai…. otak mie….. wakakakkkkkkkkk.

  6. Permisi …
    KK
    Ah, jangan-jangan lidahmu yang tidak normal Masa orang lain bilang enak, kamu malah bilang ndak.
    ———————————————————————–
    wkkkkk mencari2 kesalahan yg kurang tepat sasaran, aq tidak bilang kecap mu tdk enak, aku hanya bosan dan karena aku sdh sering mulai kecil dah di cekoin itu. lama2 mual apalagi kalu pejualnya maksa terus jadinya muaaaakk aaakkkk.

    Ada hampir 7 milyard jumlah penduduk dunia, dan yg 2 milyard adalah konsumen kecap mu, apakah ini berarti yg 5 milyard lidahnya tdk normal? Atau sebaliknya yg 2 milyard justru bermasalah dg lidahnya? Menyalahkan itu paling gampang kawan, itu pekerjaan anak kecil yg gak gedegede.

    KK.
    **Kalau kamu masih ngeyel bilang kecapku ndak enak, masalahnya tentu ada pada lidahmu.
    ————————————————————————————
    hahahaha, kalau kamu bilang kecapmu enak tentu aku tidak punya masalah, yg jd masalah adalah kl kmau memaksa aku untuk meng amini dan meng imani, mengakui bahwa kecapmu itu enak,…
    emoohh sdh tak bilangi aku sdh bosan mual dan muaaaakkkkkkk.
    kalo orang lain bilang enak itu selera mereka, kalau aku tdk se selera dg orang2 lain kenapa mesti di salahkan, hahaha kalau jual kecap memang harus ngeyel dari sononya ya, pake pedang segala????
    Ini masalah Citra Rasa kawan, kamu kan tahu(mudah2an km tahu) kl lidah itu tdk bertulang jadi flexible kawan, mempunyai citra rasa sendiri2. Tp aku memaklumi mugkin lidah km yg bertulang kawan jadi kaku. Hehehe
    kembali ke lap top.
    Citra rasa kawan..jadi tidak Cuma rasa saja tapi soal Citra..ngerti kan citra?
    Kemasan kecapmu mugkin menarik dg daya sulap dan iming2 hadiah dunia akherat, tapi maaf
    Aku sdh tahu, sdh pernah, bahkan aku tahu bahan bakunya apa dan efek sampingnya apa kalau aku terus mengkonsumsinya, inilah yg aku maksud dg citra kawan, citra ini bisa di lihat dr kenyataan sehari2 para konsumen kecapmu baik yg di Indonesia maupun di Negara produsen dan distributornya.

    Produsen yg baik tidak akan memaksakan/menyalahkan konsumen2 yg tidak cocok dg citra rasanya, produsen yg baik justru akan mengikuti selera /permintaan konsumen/pasar.
    Semoga bisa di maklumi.
    Trima kasih.

    1. @Konsumen Kecap

      Aq tidak bilang kecap mu tdk enak,

      Dasar tukang kecap oplosan, biarpun kamu ndak bilang secara langsung, aku tau maksudmu itu apa. Udalah… sesama tukang kecap ndak perlu dengki begitu. Kalo kamu emang mo jual kecapmu, ya jual saja, gak perlu nyindir-nyindir kecapku segala.

      hahahaha, kalau kamu bilang kecapmu enak tentu aku tidak punya masalah, yg jd masalah adalah kl kmau memaksa aku untuk meng amini dan meng imani, mengakui bahwa kecapmu itu enak,…

      He, emangnya siapa yang maksa. Aku ini cuma penjual kecap, kalo ada yang mo beli kecapku ya syukur, kalo ndak mau ya sudah (ngapain maksa), masih banyak kok mau beli. Paham kamu?

      Kecap… kecap… kecap no 1, ueeenak tenan. Pembaca yang mo beli kecap saya, saya doakan masuk surga.

  7. Filosofi Kecap

    Bicara soal kecap, ada kecap no.1 , no.2, no.3, no.4,… dan malah ada kecap abal-abal alias kecap oplosan.

    Bicara soal kecap adalah bicara soal rasa atau selera lidah, ya rasa itu memang tergantung lidah seseorang. Ada yang suka rasa asin, manis atau pun manis pedas.
    Bicara soal kecap, perlu diketahui juga mengenai produsen kecap. Hal ini sangat penting lantaran kualitas kecap tentu tergantung kepada produsennya, produsen yang baik tentu akan menghasilkan kecap yang baik pula, begitupun sebaliknya. Dan produsen kecap yang baik tentu akan tetap menjaga citarasa kecapnya agar para konsumen yang setia dengan kecap tersebut tidak menjadi kecewa.

    Bicara soal produsen kecap, tentu tak lepas dari penjual kecap. Sebagus apa pun kecap, jika yang menjualnya tidak jujur, tentu akan berdampak pada penjualan kecap tersebut. Kita sebut penjual kecap tersebut sebagai oknum penjual kecap. Biasanya oknum ini tidak paham soal kecap yang dijualnya, dan akibatnya konsumen merasa tertipu lantaran salah memahami cara menggunakan kecap tersebut. Hal seperti ini biasanya akan dimanfaatkan oleh penjual kecap lain yang menjadi pesaingnya, dengan tujuan agar kecap yang dijualnya itu bisa laku keras.

    Bicara soal oknum, tentu urusan jadi rumit. Maklumlah, gara-gara cuma mau dapat untung besar, oknum penjual kecap nekad mengoplos kecap yang memang no.1 dengan kecap lain yang tidak bermutu. Lantas jadilah kecap no.1 menjadi kecap no.1 KW 1,2,3,4,5,6,7,8,9,… Akibatnya konsumen jadi bingung, sebenarnya mana kecap yang benar-benar no.1. Hal ini pun menjadi peluang besar bagi para penjual kecap yang menjadi pesaingnya. Lantas, dengan tujuan agar kecapnya itu laku keras, kecap no.1 yang KW itu pun menjadi dalih mereka dengan cara pukul rata.

    Penjual kecap yang baik akan menjual kecap yang baik pula, ia tidak hanya sekedar menjual, namun juga sabagai pemakai. Keinginannya menjual lebih kepada rasa peduli, ingin berbagi manfaat kepada sesama, bila ia mendapat untung besar itu dianggapnya hanyalah sebagai bonus semata. Jika ia melihat ada penjual kecap yang tujuan utamanya mau mendapatkan untung besar, ia sama sekali tak mempermasalahkannya, yang terpenting penjual kecap itu masih tetap jujur alias tidak mau menipu konsumennya (ia juga sebagai konsumen kecap itu dan tidak mau mengoplosnya agar sesuai dengan selera pasar).

    Karena itulah, bagi para konsumen pecinta kecap sejati jelas diperlukan pengetahuan lebih agar bisa membedakan mana kecap no.1 asli dan mana yang KW. Cara yang paling mempuni adalah dengan membersihkan lidah agar bisa lebih sensitif lagi merasa berbagai rasa yang ada, dengan demikian lidah dapat benar-benar merasakan rasa kecap yang benar-benar no.1.

    1. Bicara soal produsen kecap, tentu tak lepas dari penjual kecap. Sebagus apa pun kecap, jika yang menjualnya tidak jujur, tentu akan berdampak pada penjualan kecap tersebut.
      ————————
      dimana terdapat produksi kecap…disitu pula terdapat dari/pihak manajemennya,

      dstnya…seandainya memang ada oknum penjual..
      apakah pihak manajemen mendukung saja/cuek beybeuh thdp kasus para oknum penjual itu, yg penting target penjualan yg ditetapkan pihak manajemen tercapai ?.
      kalo tidak demikian,…
      lantas apa yg dilakukan pihak manajemen sebagai solusi agar mengatasi scr nyata para oknum penjual ?.

      Akibatnya konsumen jadi bingung, sebenarnya mana kecap yang benar-benar no.1
      —————————-
      dimana kantor/galeri resmi, skaligus customer service atau layanan konsumen,
      agar balon konsumen (jika berminat) dapat langsung membeli kecap yg jenuin atau benar2 no.1 itu ?
      dan bukankah di galeri resmi akan minim peluang terdapat oknum penjual ?.

      eniwey,..
      kalo saran dan harapan sy sih, sebaiknya bagi sebagian orang..tidak mengumpamakan (misalnya) agama sbg kecap/komoditi/dagangan…
      krn jika demikian, tentu saja agama hanyalah karya/ciptaan manusia yg dipromosikan buatan….. yaaa… tahu sendirilah bagi yg tak ingin/tak setuju agama dikatakan ciptaan/karya manusia. (^_^)v

    2. @O’on
      ————————
      dimana terdapat produksi kecap…disitu pula terdapat dari/pihak manajemennya,
      dstnya…seandainya memang ada oknum penjual..
      apakah pihak manajemen mendukung saja/cuek beybeuh thdp kasus para oknum penjual itu, yg penting target penjualan yg ditetapkan pihak manajemen tercapai ?.
      ————————
      Produsen kecap saya gak cari untung kok, semua untung diberikan pada penjual/konsumen kecap, jadi gak perlu ada target penjualan pada pihak produsen. Siapa bilang pihak manajemen mendukung/cuek , buktinya kecap no.1 yang asli tetap exist hingga hari ini.
      ————————
      kalo tidak demikian,…
      lantas apa yg dilakukan pihak manajemen sebagai solusi agar mengatasi scr nyata para oknum penjual ?.
      ————————
      Ya diberi peringatan dan teguran tentunya, dari yang paling ringan hingga yang paling berat, tapi sayangnya banyak yang belum sadar juga. Untung saja, pihak produsen masih memberi kesempatan. Ya, sungguh beruntung mereka yang masih diberi kesempatan, walau sebenarnya sudah banyak juga yang sudah kena garuk pihak berwenang.
      ————————
      dimana kantor/galeri resmi, skaligus customer service atau layanan konsumen,
      agar balon konsumen (jika berminat) dapat langsung membeli kecap yg jenuin atau benar2 no.1 itu ?
      dan bukankah di galeri resmi akan minim peluang terdapat oknum penjual ?.
      ————————
      Produsen kecap saya tidak cari untung, jadi tidak ada galeri resmi penjualan kecap. Karena itulah kecap saya hanya di jual dengan cara MLM, dengan demikian keuntungan sepenuhnya akan menjadi milik penjual/konsumen.
      ————————
      eniwey,..
      kalo saran dan harapan sy sih, sebaiknya bagi sebagian orang..tidak mengumpamakan (misalnya) agama sbg kecap/komoditi/dagangan…
      krn jika demikian, tentu saja agama hanyalah karya/ciptaan manusia yg dipromosikan buatan….. yaaa… tahu sendirilah bagi yg tak ingin/tak setuju agama dikatakan ciptaan/karya manusia. (^_^)v
      ————————
      Kecap ciptaan karya manusia? Aya aya wae 😀

    3. Kecap ciptaan karya manusia? Aya aya wae 😀
      ———————-
      nah itu kecap, menurut Anda ciptaan/karya siapa/apakah ?. ,,(^_^),,
      masak si tuhan yang menciptakan kecap…kan malah berkesan mengada2 atawa sekedar klaim subjektif atuh. (^_^)v

    1. Salam kenal.
      Mbeeeekkkkkekekek….. menarik…. siapa yg mau mendirikan pabriknya… nanti akan saya suplai bahan bakunya….mbekkkekek…wkkk

  8. Buat saya, mabuk itu tidak tepat walaupun itu dilakukan di ruang privat. Karena untuk pemabuk, ruang privat itu sudah ndak jelas batasnya. Gimana mau tetep di ruang privat, wong kadang aja bisa lupa sekarang sedang dimana 🙂 Mabuk menutup semua pintu kesadaran kita dan membiarkan insting hewan kita yang bicara.
    Orang bilang saya peminum abal². Peminum, tapi bukan pemabuk. Satu, dua, atau maksimal tiga gelas wine dengan terkadang dilanjut secangkir kopi hangat dengan setuang liquor itu bener2 nikmat disruputnya saat dinginnya malam winter mengusik seperti tempo hari. Menenangkan pikiran yang sudah hiperaktif seharian, menuju nyenyaknya tidur untuk menyambut esok yang produktif….. cuma saya belum pernah coba minum kopi-nya campur kecap #nyambungnyamaksa

    1. @ Bli Made,
      Tepat atau tidak tepat ya dikembalikan pada standar tiap orang. Kalau tidak tepat, mabuk dianggap menutup pintu kesadaran ya jangan dilakukan.

      Mabuk memiliki kadar beragam dan tidak melulu berarti tidak sadar diri. Secara umum, minum sat gelas bir jelas tidak akan membuat seseorang mabuk diri tapi untuk aturan berlalu lintas (di negara mapan) sudah dikatagorikan sebagai mabuk.

      Lha, kalau mabuk dilarang-larang, dianggap salah walau dilakukan di ruang privat terus bagi para pemabuk harus mabuk dimana? Ya, jawabannya akhirnya dilampiasakan ke mabuk agama, mabuk tapi dapat surga. #maksa banget#

  9. baru tadi baca koran ada page FB nya orang yg dianggap terong iris…..iseng buka cari tahu apa sih yang di perjuangkan mereka? sederhana sangat sederhana “surga”
    energinya penuh kebencian, dendam dan provokasi serta sedikit energi dumb mungkin ya? jujur itu yg saya rasa……bodoh yg seperti sengaja diperbodohkan oleh dirinya dan orang lain yg dia sanjung…..dia yg memang kaku seperti mau memaksakan diri mereka tinggal dalam alam tersebut…….telusur demi telusur….surganya ada 72 bidadari…..1 orang mendapat 72 bidadari berarti matematikanya seperti ini 100 ahli syurga dapat 7200 bidadari……bukannya bidadari harus mendapatkan keadilan saat melayani ahli syurga ini dengan voting, masa cuti, istirahat dan lain lain kebutuhan mendesak sang bidadari itu………..apakah ini tidak masa promosinya bidadari saja 7200 orang eh bidadari memaksa kita eh ahli syurga itu mengepel (misal kalo disono ada lantai) atau memperbudak kita, kemana kita melapor kalo ternyata kita tidak dilayani mereka……dan 7200 itu mengancam kalo melaporkan kepada Tuhan atau bosnya bila kami mengadukan akan mereka injek injek dan pukuli kita ( inget waktu muda ribut sama anak geng 15 orang saja sudah rasanya sepatu, sandal, kaki pada tangan yang berusaha menutupi muka yang badan sudah ada ditanah…hehehehhehehe seru dulu itu ) eh nyambung lagi nah siapa yang jamin kalo mereka yg jumlahnya pasti melebihi voting bukan dia mendemo Tuhan saja pasti berani……..Hanya mungkin spanduknya bunyinya “Tuhan maha adil, Tuhan maha pengampun, Tuhan bukan pembudak bidadari”
    hehehehhehe ya itu uneg uneg saja cuman melepas energi yg diterima disana bawa kesini hehehehhe…….lebih tenang menulis disini daripada disana bagai menulis di negara inggris tetapi melihat perang tentara inggris di afghanistan gitu kayanya…hehehhehehe…..ciyus ciyus miapah!

    salam salam katresnan

  10. Agama itu seperti ‘sarang tawon’…coba kita ‘ganggu’ sarangnya.
    Pasti tawon2 keluar menyerang kita.
    Rahayu…
    __/\__

    1. agama itu memang bisa memabukkan, membuat penganutnya menghayal dan tak bisa berpikir rasional, maunya dirinya saja yang benar. biarlah. asal dijalani dengan damai saja.

    2. “…..asal dijalani dengan damai saja”. Komentar yang cerdas dan sejuk. Salam kenal dan selamat bergabung di komunitas abal2. wager

  11. Sangat setuju dengan mbah Wager yang punya pikiran sangat terbuka dan damai, berharap lebih banyak lagi orang di muka bumi punya kesadaran yang sama. Saya sendiri sering diskusi dengan saudara dan teman2 yang agamis sehingga mereka bisa lebih terbuka dan tidak mabuk hehehehe

  12. mabuk agama sie sah sah saja,, asal tidak kembali k jaman musa yg memenggal kepala patung,,, di sesuaikan kadarnya agar tidak timbul anarkis, (nah lok sekarang main penggal patung, coba masuk ke borobudur atw prambanan n penggal kepalanya d jamin bukan masuk surga tapi malah masuk penjara plus d hujat banyak orang).

    tapi masalah yang timbul kan bukan karena agama, tapi dr penganut bin pengikut ajaran yang menafsirkan menurut kebenaran pribadi dan kebenaran umum…. padahalklo ada penilaian salah dan benar,, maka kebenaran dan kesalahan itu masie bisa di pertanyakan keabsah-annya???/

    salam,, ngapunten klo hanya mengulang percaakapan dr sebelumnya,,
    suwun,

    1. Salam untuk Kang SYAMS,
      Dulu mabuk tuak dan mabuk agama peminatnya berimbang. Sekarang mabuk tuak nyaris sudah tidak ada dan berganti baju menjadi mabuk agama. Yeah, sama saja, yang berganti cuma baju doang…..

    1. Permasalahan sebenarnya hanya pada pemeluk dan penganut nya, mereka belum sampai pada pencapaian bagaimana tata cara dan pelaksanaan ajaran agama itu sendiri 😂

  13. Banyak ayat2 yg isinya menimbulkan kontroversi yg mana tafsirnya disesuaikan dgn kepentingan yg ada.
    Contoh kasus surat al maidah ayat 51 yg dijadikan momen oleh sekelompok kepentingan politik utk menjatuhkan seseorang.
    Sementara tokoh2 agama ikut terseret arus politik bukannya menentramkan umatnya malah menjadi tukang stempel yg merestui adanya tindakan inkonstitusional….
    Agama sdh tdk ada gunanya lg klo seperti ini…

  14. Kasus penistaan agama para ulama dan politikus berteriak sangat lantang giliran gereja di bom dan menimbulkan korban jiwa mereka diam seperti ayam sayur….
    Memang agama itu seperti tai kucing rasa coklat….

Tinggalkan Balasan ke otak mie Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.