Pernikahan Beda Agama. Tolak !!!

beda-agamaPenulis : Wage Rahadjo. Beberapa minggu ini topik tentang pernikahan beda agama marak dibicarakan. Diawali dengan gugatan sejumlah mahasiswa dan para alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia mengajukan uji materi terhadap Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 ke Mahkamah Konstitusi karena dianggap tidak adil.

Mungkin sebagian orang belum tahu, seperti apa sih bunyi UU Perkawinan tersebut, koq sampai digugat segala? UU Pernikahan tersebut isinya kurang lebih “melarang dengan keras” pernikahan beda agama. Jadi pernikahan hanya boleh dilakukan dengan pasangan yang seagama saja,  jadi kalau orang  Islam ya hanya boleh nikah dengan orang Islam saja, Kristen dengan Kristen dst.  Jadi nikah  di negeri ini adalah hal yang tidak mungkin kin..kin……

  • Asem. Emang Mbah tidak pernah baca koran ya? Di negeri ini ada cukup banyak  pasangan yang nikah beda agama. Itu artinya bisa khan?

Benar, bisa sih bisa tapi harus dengan akal akalan yang salah satu contohnya adalah dengan menikah di luar negeri.  Sedang kalau dengan “cara normal” sepertinya nyaris tidak mungkin.

Nikah di luar negeri, bagaimana caranya? Koq bisa mudah ?

Di negara sekuler, agama adalah urusan privat jadi tidak ada urusannya dengan negara. Syarat utama seseorang untuk menikah adalah status harus jelas yaitu single atau duda. Syarat lain adalah cukup umur, punya pekerjaan, alamat tinggal yang jelas, punya komitmen untuk hidup bersama, dll. Setelah persyaratan lengkap, formulir ditandatangani kedua mempelai maka diserahkan ke kantor catatan sipil untuk diproses atau ubah status menjadi “menikah”. Pernikahanpun menjadi sah secara hukum. Mudah bukan?

Pernikahan secara agama, menikahi di gereja, penghulu, resepsi, undang teman, relasi dll adalah bersifat personal. Demikian juga dengan agama pasangan yang menikah, tidak akan pernah ditanya atau dituliskan. Agama sekali lagi adalah urusan personal jadi pemerintah tidak akan mencampuri urusan privat warganya. Di Jepang contohnya 1/2 dari warganya melangsungkan pernikahan di gereja, walaupun pasangan tersebut tidak beragama Kristen. Mereka menyebutnya sebagai westtern style dan dianggap tidak lebih dari perayaan semata.

Namun kemudahan aturan di atas hanya berlaku untuk penduduk asli atau orang asing yang menikah dengan warga lokal. Sedangkan untuk orang Indonesia aturannya tetap saja ribet karena harus melewati jalur konsulat, harus ada ijin orang tua segala, walau pengantinnya sudah jenggotan. Namun untuk sekedar memperoleh memperoleh surat keterangan “sudah menikah secara agama” dan berstatus sebagai turis, secara umum relatif mudah. Kasus menikah di gereja di Jepang yang saya tulis di atas adalah salah satu contohnya.

Surat keterangan inilah yang nantinya dibawa ke Indonesia untuk diproses di kantor catatan sipil untuk diterbikan akte pernikahan, itupun dengan catatan petugasnya mau menerima. Kalau petugasnya rasis, fanatik atau jomblo, tidak suka lihat orang bahagia, bisa jadi surat keterangan yang sudah dibuat dengan keluar biaya mahal ini akan ditolak. “Nikah koq di kuil, emang agamanya apa?”

Nikah Beda Agama, Ribet Lho !

Emang apa sih untungnya nikah dengan pasangan beda agama? Kalau menurut saya sepertinya tidak ada untungnya. Banyak konfliknya. Lha, jangankan dengan pasangan beda agama, dengan orang yang seagama saja, masih sering ribut.

  • Duh, Mbah ini kayak tidak pernah pacaran aja. Kalau cinta sudah melekat, tai kebo juga terasa coklat.

Wakakakkk. Benar juga. Cinta bisa bikin mata buta, namun cinta juga memiliki kasih sayang. Jadi dengan dasar cinta, semua kesulitan dan juga perbedaan harusnya bisa diatasi dengan lebih mudah.  (#sok tahu)

Pernikahan bukan cuma urusan dua orang semata namun juga urusan dua keluarga. Untuk pernikahan beda agama, urusannya menjadi jauh lebih besar karena juga melibatkan dua kelompok agama,  Siapa yang nanti akan mengalah pindah agama? Kalau kedua pihak sepakat bertahan dengan agama masing-masing, nanti pernikahan dilakukan dengan ritual agama apa? Kalau seandainya memilih menikah dengan ritual agama tertentu, misalnya ritual Islam, apaklah pihak penghulu mau menikahkannya? Nah, bagian terakhir inilah yang biasanya paling susah.

Kedua mempelai bisa jadi tidak terlalu pusing dengan agama, tapi pihak keluarga belum tentu. Keluarga bisa jadi menerima perbedaan agama, tapi kelompok agama, pemimpin agama belum tentu menerimanaya. Ini urusan harga diri keaga,aam, terlebih lagi pihak yang menikah adalah orang penting atau terkenal, dijamin akan menjadi konsumsi empuk media. Nanti anak-anaknya ikut agama siapa? dst, dst….. Weleh, yang nikah saja cuek koq kadang kita yang jadi repot dan berantem?

Pindah Agama Pura-Pura adalah Solusi Lain

Bagi mereka yang punya duit, nikah di luar negeri adalah salah satu solusi mengakali UU pernikahan beda agama. Namun bagi sebagian pasangan lainnya yang kurang mampu dari sisi finansial, mengakalinya dengan cara pindah agama pura-pura.

  • Duh, koq ngajari yang jelek-jelek sih Mbah?

Lha, ini bukan mengajari hal jelek, tapi memang kenyataan. Tanpa diajari sekalipun kebanyakan pasangan beda agama akan dan telah menempuh solusi seperti ini. Nah, inilah yang hendak diminimalkan oleh sejumlah orang yang mengajukan uji materi terhadap Pasal UU Pernikahan tersebut. Disaat UU.  tidak mengakomodasi kepentingan sejumlah warga, maka mereka akan mengakalinya dengan cara lain yang oleh para penggugat disebut dengan istilah “penyelundupan hukum”. Nah, ini efeknya malah lebih parah.

Di negeri sekuler, menikah berarti datang ke Catatan Sipil untuk UBAH STATUS menjadi menikah sehingga memiliki legalitas hukum. Kalau cuma menikah di gereja, resepsi di hotel, undang kerabat terus difoto, itu namanya urusan personal, ceremonial atau hubungannya dengan Tuhannya. Dari sudut pandang hukum, itu artinya “nikah bohong-bohongan”. Jadi kalau Anda membaca berita ada orang Jepang nikah dengan boneka, nikah dengan anime, kucing atau anjing, itu artinya nikah bohongan, hanya untuk konsumsi berita gosip saja.

Di Indonesia, menikah artinya ya secara ritual agama, didepan penghulu atau pendeta dll. Ubah status, kesiapan mental, finansial atau LEGALITAS HUKUM itu urusan belakangan atau bahkan mungkin tidak penting. Biar masih nganggur, masih hidup numpang sama orang tua, mau nikah dua kali atau berulangkali, kalau sudah lewat ritual agama berarti sah sebagai suami istri.  Kalau nikah tanpa ritual agama itu artinya nikah bohong-bohongan dan semua keturunannya menjadi tidak sah dimata Tuhan.

  • Mbah, gimana dengan leluhur kita zaman dulu, mereka tidak punya agama jadi berarti kita sekarang termasuk manusia tidak sah dong?

Hus?! Itu lain lagi Nak.  Yang jelas, Mbah sangat tidak setuju dengan pernikahan beda agama. Itu namanya memaksakan diri. Kalau sudah beda agama, beda kitab, beda junjungan dan beda Tuhan, ngapain ngotot harus nikah dan lagian juga mau nikah dimana kalau penghulu atau pendeta pada nolak?

Bukan hanya nikah beda agama, mbah juga tidak setuju dengan pacaran beda agama. Bahkan kalau perlu berteman dengan orang beda agamapun juga seharusnya di-TOLAK.

  • Weleh, koq parah gitu sih Mha. Tapi ndak apalah, namanya juga blog abal-abal.

Note : Blog abal-abal, menulis dengan pendekatan bolak balik, tidak jelas juntrungnya apakah penulisnya mbah koplak wage mendukung atau meolak pernikahan beda agama. Yang jelas, ditolak atau didukung, pemerintah tetap saja TIDAK akan mengesahkan. Penulis juga menikah beda agama. Semoga jelas atau tambah bingung.

wager.png

Referensi:

76 respons untuk ‘Pernikahan Beda Agama. Tolak !!!

  1. Hahahaa bukankah nikah itu urusan adat budaya mbah… Koq agama jd ikut nimbrung…?
    Kan ada kata2nya mbah menikah dengan adat jawa,minang,bali,bahkan papua mbah..
    Hehehehee…

    1. Salam Kagn Aryo Suro. Simple saja. agama adalah juga bagian dari budaya/adat jadi ya harus ikut. Kalau ndak ikut ya ndak dapat bagian dong. wakakakk….

  2. Maaf om ingin berkomentar,
    Topik yang menarik,.. nikah itu kawin pada intinya nya nya… mau nikah seagama atau beda agama hal yang biasa saja lumrah… kalau yang tidak biasa itu nikah/kawin sejenis (walau seagama loh) atau bahkan nikah segolongan darah itu berbahaya…

    Terbayang mimpi semalam, saat awal penciptaan Adam Eve terjadi penyimpangan/kerusakan DNA… waaa hahaha mimpi yang membuat galau…. hingga tersebutlah kisah dalam mimpi tsb tentang pembunuhan oleh sosok yang disebut kisah para Nabi itu…. awal kisah 7 (kelipatan) yang dilahirkan harus dibunuh dan pada saat generasi ke 7-nya maka yang dilahirkan menjadi 70×7 (kelipatan) dimana jumlah itu yang harus dimusnahkan, agar turunan dari manusia nikah segolongan darah dengan kerusakan DNA tidak terjadi CACAT TURUNAN untuk generasi berikutnya.

    Maaf maaf ceritanya “tak gendhong kemana-mana”, maklumlah, semalam Om bermimpi digigit ular besar sekali.. eh eh bukan ding… di”lilit” ular besar sekali… hingga om menjadi galau dan gelisah…. jadi terpaksa om ingin curhat lagi…

    1. Om Daniel,

      kalau cewek mimpi digigit/ dililit ular itu pertanda ada cowok yang mandang/ naksir.

      tapi kalau cowok yang digituin sama ular… masak artinya??… upss sorry :mrgreen: ….

    2. Om Daniel

      Mbah kemarin mimpi dipeluk nenek lampir. Duh ngeri. Pas bagung eh ternyata dipeluk si nyai. wakakakkkk…

      Ufps….. (ketahuan ngetik ginian bisa-bisa sebulan tidur di beranda)

    3. Maaf om Wage n tante Dewi,
      Kalau Om seringnya sih tidak hanya dipeluk tapi juga dikelitikin dan dicubit sayang (mungkin pada genit ya hmmmm)… hihihi jadi geli dan tidak galau gelisah deh… om jadi suka deh…

    4. Wah ada bedanya nikah dan kawin om,klo nikah itu pakai ‘surat’,klo kawin itu pakai’urat’,saat ada surat,nikah harus ‘teken'(tanda tangan),nah klo kawin harus ‘neken’
      Hahahahahaaa just kidding.

    5. lha kalau mau neken kan juga harus di teken to mas 😉 …

      hmmm, negara seharusya tidak pilih kasih dan menganak tirikan si teken, maunya si neken yang selalu dianak emaskan ^_^…

      ya kenapa ya?… apa karena tinta si neken made in asing yang bisa mendatangkan devisa negara lewat pajak importnya maka di istimewakan, sebaliknya tintanya si teken yang made in lokal malah nggak mendapat perhatian dari negara bahkan terancam di gusur dan dibumi hanguskan, padahal banyak juga permintaan tinta produk lokal, selain irit dan hemat, kualitasnya juga tidak kalah dengan tinta import, ini tentu berbalik dengan slogan pemerintah yang di dengung2kan selama ini : ‘cintailah produk2 dalam negri'(?)… alhasil, sungguh kasihan nasib si teken dalam memproduksi tintanya selalu kejar2an dengan petugas/ pecalang/ satpol moral :mrgreen:

  3. waduh mbah, kalau kawin beda agama dipersulit negara…

    nanti aku mau kawin di bawah meja aja, biar lebih aman.

    … daripada kawin di bawah tanah malah berabe…

    au ah gelap :mrgreen:

    1. Kalau di negara kita, bawah tanah artinya gelap dan pengab. Kalau di negara maju, stasiun dan mall ada dibawah tanah, jadi bersih dan terang benderang.

    1. Enak sih enak, cuma bahaya bisa digebuk sama ormas.
      Colokan kalau udah nikah berarti BELI dan jadi milik sendiri, kalau belum nikah berarti PINJAM.

      “Colokan ini punya siapa?”
      “Punya saya Pak”

      “Mana buktinya? Ada akte kuitansinya ndak?”
      “……..”

      “Jadi selama ini kalian kumpul colokan kebo ya?”

      Nah, jadi susah……..

  4. Mengenai nikah beda agama ini, saya nyaksikan kasus yg agak unik lagi mbah. Ceita singkatnya, saat mau nikah si calon isteri pindah agama hingga acara penikahan pun berlangsung sukses. Namun setelah bertahun-tahun nikah, sepeti umumnya rumah tangga yg pastinya ada pasang surut, ada masa romantis ada juga masa ngambek-ngambek. Uniknya, saat masa ngambek-ngambek ini si isteri balik agama dan bahkan pergi ibadah sesuai agama asalnya. Sebaliknya, saat masa romantis si isteri ikut lagi dgn agama suaminya dan melakukan ibadah juga. Dan, yg hebatnya, kelakuan si isteri ini dibiarin dan disikapi santai saja oleh si suami. Lihat rumah tangga kayak gini, tidak sedikit teman atau tetangga yg nyaksikan pada grundel, walaupun kalo dipikir kenapa mesti pusing dengan urusan orang lain?. Kalo udah kayak gini gimana mbah, aneh gak? Btw gimana perkembangan info hasil gugatan MK-nya mbah saat ini, diterima atau ditolak mbah?.
    Lama baru berkunjung kembali nih mbah. Sampean punya ulasan makin renyah aja. Salam dari Sulteng…

    1. Mas Noer,

      Terima kasih. Sepertinya tulisan di dongbud dari dulu gini gini doang……

      Cerita yang menarik. Tapi yang jalas itu urusan rumah tangga orang, kita hanya bisa menyimak dan mangut mangut saja. Perkembangan hasil gugatan M, jujur saya tdk tahu dan juga tidak mengikuti. Sepertinya hasilnya sudah bisa ditebak, tidak akan terkabul.

      Bagi rekan yang berminat dengan topik alam dan lingkungan, silakan klik blognya Mas Noer, sangat lengkap dan bagus.

      http://noerdblog.wordpress.com/

    2. mbah, di negri kurawa dulu ada mentri perhutanan yang sangat fenomenal yaitu pak Tarzan si komedian.

      sekarang di blog abal2 kerawuhan mentri alam dan perhutanan dunia maya yang sangat cakep kep kep kep yaitu pak Noer.

      conggratulation @ Noer, blognya so greeny, down to earth, unik banyak satwanya and adem sekali pemandangannya :)…

      love it!

  5. Kamis, 14 Oktober 2010 , 08:38:00

    Yusuf-Lilik, Pasangan Beda Agama yang Menikah di Lembaga Penghayat Kepercayaan

    Akad dengan Bisik-Bisik, tanpa Saksi dan Wali

    Pada hari istimewa, 10-10-2010, Yusuf Waluyo Jati dan Lusia Lilik Hastutiani melangsungkan pernikahan. Hanya, upacara pernikahan mereka dilangsungkan di lembaga penghayat kepercayaan yang tidak melibatkan agama.

    …………………….

    SUGENG SULAKSONO, Jogjakarta
    …………………….

    MINGGU (10/10) menjelang magrib Toyota Avanza hitam melesat dari Bantul menuju sebuah tempat di utara Jogjakarta. Ada tujuh penumpang di dalamnya, dua di antaranya pasangan yang sedang berdebar menanti upacara pernikahan.

    Setelah menempuh perjalanan sekitar 90 menit, rombongan tiba di lokasi yang akan meluluskan keinginan mereka untuk hidup berumah tangga. Namun, bukan di KUA (kantor urusan agama), bukan pula di masjid atau gereja. Mereka mendatangi kantor DPD Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) terhadap Tuhan Yang Mahaesa (Demi alasan tertentu, tempat pasti kantor itu dirahasiakan, Red).

    Di teras kantor HPK rombongan disambut Sudijono, 74. Dialah penghulu penghayat sekaligus ketua umum HPK daerahnya. Dia juga pemilik rumah yang sekaligus dijadikan kantor lembaga tersebut. “Saya ini penghulu penghayat, seperti penghulu lain. Tapi, tidak digaji negara,” ujarnya memperkenalkan diri, lantas tertawa.

    Sudijono mengaku, lembaga yang dipimpinnya sudah mendapatkan akreditasi dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) pada 1980. “Baru kali ini kami menikahkan pasangan di luar anggota penghayat kepercayaan. Mungkin orang belum tahu atau takut nanti status pernikahannya sah atau tidak,” ucap pensiunan pegawai negeri sipil itu.

    Meski upacara “pernikahan”-nya dilangsungkan sederhana, Yusuf Waluyo Jati maupun Lusia Lilik Hastutiani tetap mengenakan pakaian terbaik sebagaimana yang dilakukan calon pengantin pada umumnya. Mempelai pria mengenakan setelan jas hitam lengkap, sedangkan mempelai perempuan mengenakan kebaya modern dengan rambut disanggul.
    Sejak pagi keduanya sibuk mempersiapkan diri. Mereka ke salon untuk memoles tubuh. Mereka benar-benar ingin melewati momen bersejarah itu dengan totalitas sesuai dengan kesanggupan masing-masing.

    Pukul 19.30 belum ada tanda-tanda upacara dimulai. Sang penghulu masih bercerita ngalor-ngidul. Kedua mempelai maupun anggota rombongan dari Jogja jadi tidak sabar untuk segera melalui detik-detik mendebarkan itu. Ketika Sudijono diingatkan, ternyata dia memang sengaja mengulur-ulur waktu.

    Sudijono lantas membuka Kitab Primbon Betaljemur Adammakna yang di dalamnya ada keterangan bahwa malam Senin sekitar pukul 19.30 itu bertanda cidro atau cedera. “Jadi, tidak baik untuk melangsungkan pernikahan. Ini menurut leluhur kita yang harus kita hormati. Sekarang kan sudah banyak yang melupakan ajaran leluhur dan melawan orang tua,” katanya.

    Jam yang baik malam itu, kata Sudijono, dimulai pukul 21.00. Sebab, menurut kitab primbon maknanya trisno atau cinta. Maka, upacara pun ditunda hingga satu setengah jam kemudian. Sudijono meminta kedua mempelai beserta ibu dan dua kakak perempuan Lusia untuk bersabar. Untuk “membunuh” waktu, Sudijono lalu memutar video pernikahan putrinya secara penghayat kepercayaan. Tuan rumah menyuguhi teh hangat dan sekaleng biskuit untuk camilan tamu.

    Begitu jam yang dinanti tiba, kedua mempelai diminta duduk berdampingan di ruang tamu. Sudijono kemudian masuk kamar untuk melakukan ritual. Tidak sampai lima menit, Sudijono selesai melaksanakan ritual. Dia kembali ke ruang tamu untuk menemui kedua mempelai dan rombongan. Upacara pun dimulai. Dia meminta kedua mempelai menjabat tangannya bersamaan.

    Saat itulah, dengan suara berbisik dan bahasa Jawa kromo inggil yang diucapkan dengan cepat, Sudijono “menikahkan” pasangan tersebut. Tak ada satu kata pun yang menyinggung salah satu agama. Di atas meja juga tidak ada apa-apa kecuali sekaleng biskuit yang disuguhkan Sudijono. Begitu sang penghulu selesai melafalkan “akad” pernikahan itu, selesailah upacara perkawinan tersebut.

    “Sekarang kalian sudah menjadi suami istri yang sah secara siri. Tinggal menunggu akta nikah dari kantor catatan sipil yang keluar kurang lebih 30 hari lagi. Bila akta itu keluar, pernikahan kalian sah secara negara,” ucap Sudijono setelah menyatakan pernikahan yang dipimpinnya itu sah.

    Sudijono selanjutnya akan menguruskan akta pernikahan itu ke petugas catatan sipil. Dirinya merasa berhak mengurus akta itu karena membawa nama lembaga kepercayaan yang sah dan diakui negara berdasar UUD 1945.

    Ketika diminta menjelaskan “akad” yang diucapkan saat menikahkan Yusuf dan Lilik -panggilan Lusia Lilik Hastutiani- Sudijono menolak. Yang pasti, tidak ada ucapan mas kawin seperti pernikahan menurut Islam. Pernikahan itu juga tidak memerlukan saksi atau wali dari kedua mempelai. Cukup di hadapan sang penghulu. “Kalau mas kawin kan bisa diucapkan sendiri,” katanya.

    Padahal, Yusuf sudah menyiapkan mas kawin untuk Lilik berupa uang tunai senilai USD 1010 yang bermakna tanggal 10 bulan 10, sesuai dengan tanggal pernikahannya.
    Sudijono mengatakan, dirinya hanya membantu mewujudkan pernikahan bagi dua insan berbeda keyakinan, tapi ingin membina rumah tangga, seperti yang terjadi pada Yusuf dan Lilik. “Kasihan mereka sudah bertekad membina rumah tangga, tetapi tidak bisa bersatu. Saya hanya membantu. Mungkin saya tidak ada artinya. Tetapi, saya yakin (langkah ini) ada artinya bagi kehidupan mereka ke depan,” terangnya.

    HPK bisa menikahkan pasangan berbeda agama asalkan kedua mempelai merupakan warga negara Indonesia, memiliki KTP, dan meyakini adanya Tuhan. HPK tidak mempermasalahkan perbedaan keyakinan di antara keduanya.

    Yusuf sebenarnya berasal dari keluarga muslim. Tapi, saat ini dia tidak meyakini agama apa pun. Dia menempatkan diri dalam kategori agnostik atau tidak peduli pada agama. Sedangkan Lilik menganut Katolik.

    Perbedaan keyakinan itulah yang membawa Yusuf dan Lilik ke dalam ritual pernikahan berdasar kepercayaan. “Saya mau melakukan (ritual pernikahan di HPK) supaya diakui negara. Ini adalah upaya mediasi menuju kepastian hukum,” kata Yusuf.

    Yang penting, kata alumnus Filsafat UGM itu, pernikahannya tidak memihak agama apa pun. Dengan demikian, Yusuf meyakini rasa sakit yang dirasakan Lilik tidak sedalam jika harus melangsungkan pernikahan dalam agama lain. Begitu pula sebaliknya, Yusuf tidak harus keluar dari keyakinannya untuk menjadikan Lilik sebagai istri.

    Yusuf mengaku terpaksa menempuh cara itu karena negara tidak memberikan jaminan terhadap orang yang berbeda keyakinan dalam menikah. “Banyak orang akhirnya mengorbankan salah satu keyakinannya. Seharusnya UU Pernikahan direvisi karena UUD 1945 sudah menjamin sepenuhnya hak warga negara untuk menganut keyakinan atau agama apa pun,” terangnya.

    Namun, UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 hanya mengatur satu agama, satu keyakinan. Belum ada ruang untuk mengakomodasi perkawinan beda kepercayaan. “Seharusnya negara lebih akomodatif terhadap mereka yang menikah beda agama. Ruang itu begitu sempit sehingga berpotensi terjadinya pemaksaan kehendak,” harap pria yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu media cetak ternama itu.

    Sebelum menemukan solusi untuk melangsungkan pernikahan di HPK, Yusuf dan Lilik nyaris putus asa. Setelah menjalin hubungan lima tahun, keduanya sepakat menuju ke jenjang perkawinan. Namun, perbedaan keyakinan menjadi kendala sehingga mereka sempat berpikir untuk menikah di Singapura. Yusuf merasa upaya itu sulit ditempuh karena selain membutuhkan biaya tinggi, juga sulit mendapatkan pengakuan dari pemerintah Indonesia.

    Pada awal 2010, konsep pernikahan mereka dimatangkan dengan menggandeng Deni Ismail, konsultan hukum yang masih sepupu Yusuf. “Pikiran pertama saya, menikahkan mereka di pengadilan negeri dengan mengajukan permohonan pencatatan perkawinan. Tapi, prosesnya panjang dan belum tentu dikabulkan,” kata Deni.

    Deni lantas teringat bahwa UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2 menerangkan bahwa negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Mahaesa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. “Bisa saya tafsirkan bahwa perkawinan bisa melalui aliran kepercayaan. Kenapa harus pindah agama,” ujarnya.

    Setelah melakukan pencarian, Deni akhirnya menemukan lembaga penghayat kepercayaan yang dipimpin Sudijono itu. “Kedua institusi agama (Islam dan Katolik) tidak membolehkan pernikahan di luar agama. Di sini (HPK) pernikahan tetap terwujud dengan agama apa pun berlandaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahaesa,” ucapnya.
    Deni meyakinkan, pernikahan melalui HPK jelas tidak ada penyelundupan hukum, tidak ada unsur tipu-tipu, dan sejenisnya. Dari aspek hukum, pernikahan melalui jalan itu adalah sah.

    Menurut Deni, pernikahan dengan aliran kepercayaan justru lebih bijak bila dibandingkan dengan harus memaksa salah satu pihak masuk kepada kepercayaan lain hanya untuk melangsungkan prosesi sesaat. “Ini tidak menzalimi agama apa pun. Tidak membohongi negara hanya untuk kepentingan sesaat. Banyak terjadi yang keluar (agama tertentu) untuk menikah, lalu kembali lagi setelah itu. Saya salut pada Yusuf dengan konsistensinya tidak menistakan kepercayaannya dan sepakat membina rumah tangga yang harmonis,” ungkapnya. (*/c2/ari)

    Sumber: JPNN.com

  6. makanya tinggal colok ajah. .kebetulan blum mengalami nikah. Kalau kawin sudah 4x. Hahaha. ..kumpul kebo?itumah bego,hehe. Ada petinggi bank nikah beda agama. Sampe nenek kakek akur. Itu yg aneh saja adem ayem. Jadi agama itu cuma baju. Kalau agamanya beneran iman.gamungkin mau nikah sama agama lain. Makanya colok aja hahaha.

  7. Dari sebuah buku, saya membaca bahwa asal kata dari LANANG (Lelaki) itu adalah “Ala” artinya jelek. Sedangkan WADON (Wanita) berasal dari kata “Wadi” atau rahasia, kemudian RABI (nikah) adalah akronim dari “rahab-ngrahabi” yang artinya saling menyempurnakan. Lalu apa yang perlu disempurnakan disini?

    Lelaki adalah tempat keburukan, yaitu ego yang ditampilkan dengan kasar. Sedangkan Wanita juga sama jeleknya; ego yang bersembunyi dibalik lemah lembutnya, perasa dan penuh misteri. Dalam konteks spiritual, Lelaki merepresentasikan Lingga atau Atma atau Ruh sedangkan Wanita mewakili Yoni atau Kundalini atau Energi. Kalau lelaki dan wanita bertemu dalam perkawinan, akan terjadi proses interaksi untuk saling menyempurnakan dengan menghapus segala kejelekannya.

    Yang menjadi masalah disini, pihak lelaki (lingga) harus bisa membawa bahtera perkawinan itu kearah pencerahan spiritual bukan malah sebaliknya terhanyut godaan (yoni) yaitu kelimpahan materi, kekuasaan dan kenikmatan seksual belaka. Apabila pasangan itu berJODOH, mereka akan mengarungi hidupnya dengan tenang dan kembali ke SUMBER KEHIDUPAN yaitu TUHAN YME, itulah pengertian sorga yang sebenarnya. Sedangkan apabila tidak berjodoh, mereka akan terhanyut dalam tarikan godaan yang begitu kuat dan mengakhiri hidupnya dengan kegalauan dan tetap gentayangan di dunia ini; itulah neraka!

    Ada bahan referensi tentang nasehat-nasehat apa yang perlu diberikan kepada pasangan pasutri sbb :

    ~ Saling belajar mengerti dan menghargai pasangan.
    ~ Tidak mengumbar kebencian dan selalu bersabar
    ~ Menghargai sesama manusia, berbicara manis dan sopan.
    ~ Menghindari pergunjingan (ngrasani), menghormati orang lain dan rendah diri (andap asor).
    ~ Jangan terlalu menuruti ego dan ingatlah selalu kodrat kita.
    ~ Pasutri yang bisa menjaga diri dan martabat, merupakan pilihan utama dalam hidup.
    ~ Kehormatan dan budi pekerti yang baik lebih penting daripada yang lainnya.
    ~ Bisa menjaga rahasia rumah tangga dan berkelakuan patut sehingga menjaga kehormatan orang tua, suami/istri dan seluruh keluarga.

  8. numpang ngebacot:

    Saya kira tidak semua manusia itu punya pikiran yang sama, artinya boleh jadi dalam benak kita nikah beda agama itu ini lah itu lah dll, tapi buat mereka yang di luar sana nikah beda agama itu adalah sesuatu keniscayaan (karena tidak ada yang dapat menghalangi cinta manusia!), apa sebab.

    Di luar sana, agama itu sebenarnya tidaklah penting dalam kehidupan manusia. Orang hidup bukan dengan nilai agama tapi nilai peradaban, dan tentu saja itu sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang didapat oleh si pelaku dan nilai-nilai sosial yang mengelilinginya.

    Intinya orang kalau ketemu lawan jenisnya yang diliatnya dulu bukan agamanya, tapi cantik/tidaknya, nyaman/tidaknya bahkan bodi seksi menjadi nilai plus kayaknya seh.

    Itu artinya, kebanyakan yang memilih opsi nikah beda agama tidak mungkin akan kita dapati dari mereka yang dekat dengan agama/religius. Kebanyakan yang nikah beda agama adalah mereka yang tidak terlalu dekat dengan agamanya. Ngga mungkin dong kita lihat biksu nikah dengan biarawati, atau pendeta nikah dengan ustazah, dll.

    singkat cerita, nikah beda agama ini menurut saya:

    Saya ngga tahu kalo dari agama lain, saya muslim jadi saya bicara dari konteks agama Islam.

    Gampangnya, yang namanya nikah itu adalah anjuran agama Islam, sementara dalam hal sosial manusia yang kumpul kebo sudah banyak terjadi. artinya ngga disuruh saling mencintai manusia secara alaminya pasti akan saling mencintai antar lawan jenisnya.

    Hanya saja dalam kenyataannya, gampangnya, Islam itu melarang zina dan menganjurkan nikah.

    Nah sekarang ketika saya ingin ngebacot perihal nikah beda agama, ini agak membingungkan saya, untuk apa mereka menikah atas nama agama kalo mereka sendiri sudah beda agama? Kenapa mereka tidak memilih kumpul kebo saja?

    Coba perhatikan di barat, untuk hidup serumah orang yang sudah dewasa ngga perlu harus nikah dulu dan ini sah/perdata dan bukan kriminal. Lantas ngapain mereka nikah lagi kalo kumpul kebo sesama agama atau beda agama bahkan sesama jenis lagi sudah tidak menjadi soal?

    Dalam hal ini saya kira nikah semacam ini jatuhnya ke masalah hukum dan untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara dengan status baru yang disandangnya karena ia sudah menikah.

    Mungkin kalo dalam KTPnya masih single, saat dirazia di hotel melati ia akan ditanggkap, tapi ketika di KTPnya sudah terulis bahwa ia sudah menikah maka mungkin ia tidak ditangkap dengan catatan bahwa pasangannya adalah istri sahnya bukan istri orang! 😛

    Atau seperti saat mendaftarkan akte lahir anaknya khan pasti diminta surat nikah KTP suami istri, dll.

    Jadi nikah beda agama itu sebetulnya nikah berdasarkan hukum ia sebagai warga negara bukan nikah atas nama agama yang berbeda.

    Tinggal permasalahannya adalah Indonesia ini khan jelas bukan negara sekuler seperti di Barat, tapi negara umat beragama (bukan negara agama yak!) dan tentu saja nikah beda agama menjadi sesuatu yang musykil terjadi. karena tidak adanya agama di Indonesia ini yang menghalalkan nikah beda agama. Dan ini sudah diatur dalam perundang-undangan kita.

    Jadi gimana dong solusi dari kasus nikah beda agama gini?

    saran saya: untuk anak-anak kita sebagai generasi selanjutnya tanamkan saja pendidikan nikah sesama agama, seperti kita menanamkan pendidikan seks kepada mereka agar di masa mendatang hidup mereka tidak menjadi sulit akibat keputusan yang merugikan mereka sendiri.

    INi solusi dari saya, tapi apa iya seperti yang saya katakan di atas, berapa persen sih orang yang tertarik dengan nilai agama dibandingkan nilai-nilai sosial yang berlaku.

    Agama menyuruh kita jujur, saat kerja kalo jujur gaji paling cuma 2.000.000 perbulan anggaplah begitu, tapi kalau mengikuti budaya sosial yang berlaku (dalam hal ini korupsi) tentu kita bisa dapat lebih, misalnya 50.000.000.

    Di zaman sekarang siapa yang bisa tahan hidup dengan duit 2.000.000, kalau ia sendiri dengan gampangnya mendapatkan uang 50.000.000.

    Intinya gitu aja sih.

  9. Pernikahan beda agama : dukung !

    Teman saya Mas Ponidi beragama Katholik. Isterinya, Ratna, beragama Islam. Kalau Natal , Mas Ponidi ditemani isterinya merayaan natal di gereja. Satu tetangga, Mas Basuki, beragama Islam. Isterinya, Kristin, beragama Katholik. Setiap hari Minggu Mas Basuki ini selalu mengantar anak dan isterinya ke …gereja. Setelah selesai misa, Mas Basuki menjemput mereka, pulang.

    Bapak saya beragama …nggak jelas : kejawen mirip Buddha. Ibu saya beragama Islam. Saya beragama nggak jelas, seperti bapak saya. Isteri saya, beragama Hindu.

    Semua orang di atas sudah lama sekali berkeluarga dan amat sangat …rukun. Termasuk saya.
    Menikah itu kan …hak asasi manusia. Kalau ybs tidak ada masalah dengan agama yang berbeda, kok ….orang lain yang ribut ?!

    1. >Bapak saya beragama …nggak jelas : kejawen mirip Buddha. Ibu saya beragama Islam. Saya beragama nggak jelas, seperti bapak saya. Isteri saya, beragama Hindu.>>

      Menarik Kang. Saya juga beragama….. tidak jelas. Istri saya beragama……. tidak tahu, karena saya tjuga tidak pernah nanya. Dulu waktu kecil, tiap december keluarga berkumpul menghias pohon natal di rumah sambil undang tamu. Para tamu sibuk sembahyang dan doa, kami sekeluarga sibuk makan.

  10. anak gadis itu cantik nian. Jatuh hati rasanya aku, kenalan,nyambung,ngobrol ngalor ngidul,pas magrib shalat magrib,dia diam aja. Eh ternyata dia beragama lain, lalu. Diamm. Bagaimana ini,duh gusti..apakah dia mau pindah agama keislam. Kalau aku gamungkin pindah agama,aku bersyukur dilahirkan dgn judul beragama islam agama rahmatan lil alamin. Sedangkan iman tidak bisa ditawar oleh apapun jua. Duh gusti. Dasmet.dasmumet. Gegerr kaya anak kecil,ssttt apa keyakinanmu nak?

  11. NIkah? ahaa uenak ternyata… urusan nikah dan cinta yang penting berpikir positive thinking aja jangan terlalu mengikuti perasaan… kalau nasehat leluhur.. demi cinta jangan terlalu mengikuti perasaan, biasanya ada setan adu adu… demi cinta dan nikah harus selalu dilandasi buah pikir yang jernih… dan boleh juga ditambah bonus buah”an yang lain hmmm… makin enak…

    1. Maaf, mau menjelaskan sedikit.. salah satu track nikah yg benar adalah aturan Agama… dan mengenai setan adu adu adalah pembiaran perasaan oleh hawa nafsu plus bonus buster oleh setan yang selalu menyatu di dalam jasad manusia, walau awalnya alasan rasa kasih sayang, namun bila dijalankan out of the track maka cinta kasih melayang diawang berubah menjadi hawa nafsu setan yang tak terkendali, hingga arti cinta kasih yang diinginkan menjadi pudar, dan akhirnya.. hilang lenyap tertelan oleh hawa nafsu yang sudah ditumpangi setan itu… dan tentang bonus buah”an adalah upacara adat atau resepsi pernikahan… itulah yang enak tentunya..

    2. @ Om Daniel,

      salah satu track nikah yg benar adalah aturan Agama

      ………………….

      itu kan kata agama loe… ha ha ha…

      jangan percaya pendeta/ ulama dari negeri asing, selalu mengatakan agama/ kepercayaan lainnya itu setan, yang namanya jualan kecap ya selalu nomer satu ^_^…

    3. Maaf maaf, mau menumpahkan isi hati lebih lanjut tentang “track nikah”… nikah itu seperti perjalanan menuju puncak gunung bahagia nan slamet…

      Apabila kita menjalani nikah layaknya seperti agama/kepercayaan yang sudah ada namanya itu spt jalur ABCDE dst, bisa diasumsikan perjalanan pendakian menggunakan track yang sudah ada dan biasa dilalui banyak pendaki menuju spt jalur pendakian ABCDE dst itu, mau lokal ataupun interlokal gunungnya.
      Sehingga jalan menuju puncak bahagia nan slamet itu akan lebih mudah, walau dalam perjalanan tentu tidak semulus perjalanan di jalan tol, banyak ditemui halang rintang dalam perjalanannya.

      Apabila ingin memuaskan punya cara sendiri, itu namanya babat alas, atau sering disebut membuat jalur/track pendakian baru, yang belum dilewati pendaki menuju puncak bahagia nan slamet itu. Logikanya pastilah akan lebih lama, lebih sulit krn banyak halang rintangnya, lebih banyak membutuhkan kesabaran dibutuhkan, dibanding dengan melalui jalur pendakian yang sudah biasa dilalui banyak orang itu dengan pedoman buku sejarah perjalanan pendakian yang sudah jelas referensinya itu.

      Sisi lain, pendakian babat alas menuju puncak gunung bahagia nan slamet, sama artinya dengan ingin menikmati kesulitan perjalanan, melatih kesabaran lebih tinggi, menyediakan waktu lebih lama dst dst, pokoknya serba ekstra plus plus….artinya adalah sudah siap meniatkan diri dan sadar bahwa kebahagiaan itu bukan hanya di puncak gunung bahagia nan slamet saja, namun juga saat perjalanan atau saat pendakiannya.

      Nikah di luar jalur tentu akan menghadapi halang rintang lebih tinggi, resiko lebih tinggi, adrenalin lebih tinggi, yang dikatakan sbg permainan adu nyali tingkat tinggi. Kalau mampu dan tidak nyasar atau kehabisan bahan makanan/minuman, atau mampu menyatu dengan alamnya spt tahu apa yang bisa dimakan dari alam tsb, tahu apa ada gas beracun atau tidak, tahu ada oksigen yang cukup buat napas atau tidak, tahu apa ada binatang buas atau tidak, dst dst, kalau itu bisa dinikmati dan merasa bahagia, kenapa tidak boleh?

  12. membaca komentar2 dari pinisepuh, sepertinya 90% secara aklamasi menyatakan ‘menolak’ perkawinan beda agama/ kepercayaan.

    saya kebetulan termasuk golongan yang 10% alias si minoritas yang setuja-setuju aja perkawinan lintas agama/ kepercayaan.

    dalam butir2 nasehat untuk pasutri, antara lain bunyinya sbb :

    ~ Jangan terlalu menuruti ego dan ingatlah selalu kodrat kita.

    maksutnya : kodrat kita sebagai manusia di bumi ini adalah sebagai titah Gusti untuk saling menyayangi sesamanya, tidak memandang agama, ras, suku, kasta dsb.

    agama jika di lembagakan tak lebih dari baju (ego) semata sebenarnya.

    kalau mau mendalami arti cinta yang sesungguhnya (roso tresno welas asih dening cahyo), sesekali telanjanglah… ayo sayang, lepaskan dulu bajumu eh egomu 😉 …

    1. Mendukung boleh-boleh saja tapi dijamin akan sia-sia.

      UU Pernikahan beda agama sepertinya (sampai saat ini) tidak akan mungkin ada negeri ini. Usulan 100% akan ditolak oleh MK. Jadi mau tidak mau harus ikut aturan, walau cuma akal-akalan.

      Mbah nolak karena walau gimanapun pasti akan ditolak. Sebelum ditolak maka nolak duluan.

    2. lha mbah, yang namanya undang-undang itu di buat untuk siapa dan oleh siapa?… he he he… di negri yang suhu politiknya uncertain di jaman edan ini, saya sudha bisa menebak arahnya.

      tapi apa kita harus ikut2an edan? yen ora edan ora kumanan?… ogahlah, perkawinan itu sakral mbah, kita masuk kedalam dunia yang suci. masalahnya apa kita mau melepaskan ego kita?…

      saya cinta juga nggak buta kok mbah, setelah saya timang2 sayang, justru konsep pernikahan kearifan lokal itu lebih universal, ketimbang konsep perkawinan ala agama yang sudha tersedia di negri ini sampai saat ini.

      beda lho mbah, antara ‘mendunia’ dan ‘universal’… kalau agama pengikutnya mah sudha banyak and mendunia, tapi itu kan hanya quotanya saja, selebihnya ya hanya euforia saja.

      menyikapi aturan pemerintah yang tidak menjunjung tinggi hak-haka asasi warganya, sebaiknya ya kembali saja kedalam diri… tanyakan pada hati kita masing2, apa yang sebenarnya kita inginkan/ harapkan ^_^…

    3. Dewi,
      Mbah tidak paham tentang cinta, suci landasan pernikahan dll. Itu sifatnya pribadi. Satu yang mbah tahu, nikah beda agama dilarang di negeri kita. Dianggap tidak adil, diskriminatif dan diperjuangkan melalu MK dan …. gagal.

      Jadi solusinya apa agar tetap bisa nikah? Ya seperti yang mbah sebutkan di atas yaitu akal-akalan. Cara lain mungkin ada seperti berita yang mbah lampirkan di atas yaitu menikah di lembaga penghayat kepercayaan.

      Entah nanti cara ini diterima di catatan sipil atau ditolak, kurang tahu karena semuanya tergantung petugasnya. Kalau salah satu mempelainya adalah muslim, mungkin akan disuruh mengurus aktenya ke KUA. Namun kalau datang ke KUA sih sudah pasti ditolak ditolak karena kantor tersebut khusus untuk umat Islam saja. Bingung, kok ada KUA ada catatan sipil, padahal aturan dasarnya sama, nikah harus dengan agama yang sama.

      Mbah nulis berdasarkan pengalaman abal-abal yang bisa jadi salah.

      Menurut mbah sih agama tidak lebih dari budaya jadi walau pindah tidak akan mengurangi kesucian pernikahan. Lagian pindahnya juga cuma di KTP doang. Pisang kepok walau diberi label apel, tetap saja pisang kepok.

      Nikah beda agama harus didukung ! Lha, kalau pihak yang menikahkan, entah penghulu, pendeta dll tidak mendukung ya percuma. Sedangkan saat nikah, kita perlu surat agama. Kasus ini beda dengan penghapusan agama pada KTP.

  13. Nikah beda agama, DUKUNG !

    Beragama sebenarnya kan urusan individu dengan tuhan, dewa, alam, bukan dengan manusia. Menikah itu hak asasi manusia. Kalau si A beragama X, si B beragama Y, apakah dunia akan hancur, kiamat kalau ke duanya menikah ? Apakah Tuhan/dewa/alam akan marah ? Apakah orang lain di …rugikan kalau ke duanya menikah ?

    Ini prinsip. Hak asasi. Prakteknya : gampang. Masuk agama calon istri/suami. Setelah menikah, pindah pada agama yang dianut sebelumnya. Umumnya begitu.

    Kalau nantinya masuk neraka – kalau ada , kan ke duanya yang akan menanggungnya, bukan orang lain ?!

    1. hahahaha… Simbah, Om Daniel and Om Baldew… crius amat sih, padahal cuman blog abal2 ^_^…

      sebenarnya tidak ada yang salah dengan pernikahan ala islam, kristen, hindu, dst… bukankah kita harus saling menghormati dan tepo sliro. yang jadi masalah adalah ketika negara tidak bisa mengakomodir kepluraritasan warganya, apalagi jika si mayoritas merasa berhak mempersulit pernikahan yang lainnya, dalam hal ini si minoritas yang notebenenya asli agama lokal, itu yang bikin ‘gething’.

      seperti ‘konversi gas’ dengan dalih melindungi ‘kepunahan minyak bumi’ pada waktu itu pejabat yang memiliki kumis seperti pak Timbul ‘memaksakan’ kehendak dengan cara melangkakan minyak tanah di pasaran. jadi mau nggak mau, siap nggak siap rakyat harus pakai tabung gas. padahal itu hanya akal2an kekuasaan untuk memonopoli ekonomi saja. dan malah mereka membeli minyak dari arab.

      walaupun beda, ‘konversi gas’ ini taktiknya mirip dengan ‘konversi agama’… :mrgreen:

    2. Dewi benar, ini cuma blog abal-abal jadi tidak perlu serius amat.

      Judul tulisan di atas memang rada menipu yaitu TOLAK ! padahal isinya kagak jelas entah nolak atau dukung. Ini memang ciri khas tulisan abal-abal. Di topik lainnya pernah ada tulisan “Test Keperawanan, ayo dukung rame-rame”. Jadi bagi yang tidak paham penulisan gaya satire bisa jadi tertipu.

      Eniway busway, simbah juga nikah beda agama lho,jadi sedikit tahu suka dukanya. Di negeri ini, membahas tentang nikah berarti membahas tentang agama. Dan memabahas tentang agama saat nikah berarti membahas tentang keseragaman. Kalau tidak seragam ya ditolak bukan hanya oleh hukum formal tapi juga oleh pemimpin 5 agama resmi. Nikah di lembaga kepercayaan, tidak diakui oleh negara karena dianggap tidak resmi dan abal-abal.

      Nah, jadi harus gimana dong selain lewat cara akal-akalan? Inilah opini abal-abal simbah.

      Om Wong Iseng sepertinya tahu kesulitannya makanya MENDUKUNG. Sedangkan simbah juga tahu kesulitannya namun MENOLAK. Ha…ha…h…. Khan blog abal-abal. Arahnya mungkin sama, tapi penyampaiannya berbeda.

    3. Iya mbah, itulah mengapa saya salut dengan simbah sebagai pioneer dan guru besar isltilah blog abal2… ‘Arahnya mungkin sama, tapi penyampaiannya berbeda’… top markotop, two thumb up!… saya angkat topi eh tanduk buat simbah :mrgreen:

      Betul itu mbah, biar suami/ istri agamanya beda yang penting kan Tuhannya sama/ satu ya mbah ^_^ …

      Sebagai seorang yang sudah berpengalaman merasakan asam garam dalam dunia pernikahan beda agama dan adat istiadat, adalah suatu kehormatan dan bangga rasanya jika suatu hari nanti simbah bersedia menjadi penghulu untuk kaum yang termarginalkan, terpinggirkan dan tersisihkan di negri ini… hidup simbah! hidup blog abal2 😀 …

  14. hmmm…..ada2 aja….

    semua itu bisa dilihat dari hasil survey atau berdasarkan data yang ada selama ini………klu data yang ada menunjukkan …..bahwa pernikahan beda agama….80 % gagal …..apa salahnya kalau negara melindungi rakyatnya dengan menolak ….pernikahan beda agama…..data tersebut bisa dilihat di kantor pengadilan agama atau KUA….gituuuuu…

    pada dasarnya ….hampir semua orang tua ….hati kecilnya menolak….jika putra atau putrinya menikah dgn pasangan beda agama……tp kadang2 ada orang tua yang ngak tega menolak ….keinginan anaknya atau buah hatinya….untuk bisa hidup berbahagia….

    disinilah peran pemerintah untuk lebih sensitif menjawab persoalan rumit tersebut….mengingat perlunya dibuat peraturan atau pun sejenisnya …….gituuuuu

    1. ‘disinilah peran pemerintah untuk lebih sensitif menjawab persoalan rumit tersebut….mengingat perlunya dibuat peraturan atau pun sejenisnya ……’

      He he he… itu dalih untuk melindungi rakyat atau menggiring umat?? :mrgreen:

      Believe it or not, survey tertinggi terjadinya ketidakcocokan dalam rumah tangga bukan karena beda agama, tapi karena wanita itu makhluk dari planet venus dan lelaki itu makhluk dari mars. Kedua karena perbedaan ekonomi, ketiga karena adanya kekerasan dalam rumah tangga, keempat karena perselingkuhan, walaupun perselingkuhan bukanlah penyebab perceraian. karena bisa saja pasangannya memaafkannya. kelima adalah karena yang lainnya, antara lain mungkin juga bisa karena faktor beda agama/ keyakinan, tapi itupun bukanlah factor yang dominan. Factor yang utama adalah karena masing2 masih memiliki ‘ego’ ^_^…

      Mungkin ada baiknya simbah nanti juga bisa mempostingkan artikel : Man from mars, Woman from venus by John Grey, dengan gaya khas abal2 tentunya 😀 …

  15. Pasal 28E
    (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali. **)

    (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. ** (UUD 1945)

    Pasal 16
    (1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
    kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka
    mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan di saat
    perceraian.
    (2) Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh
    kedua mempelai. { Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia,Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III) }


    Pasal 18
    Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk
    kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dengan kebebasan untuk menyatakan agama atau
    kepercayaann dengan cara mengajarkannya, melakukannya, beribadat dan mentaatinya, baik
    sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.

    Pasal 19
    Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini
    termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima
    dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apa pun dan dengan tidak

    memandang batas-batas. (Deklarasi Hak -Hak Asasi Manusia,PBB )

    Salam sejahtera saudara sekalian,

    Menikah itu hak asasi manusia. Begitu juga …beragama. Indonesia adalah salah satu negara yang menandatangani ‘Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia’ . Jadi kita ya …terikat untuk …mematuhinya.
    Tapi, hak asasi di Nusantara kan tidak selalu dijunjung tnggi . Orang seing digebuki hanya karena cara beragama yang berbeda, yang dianggap nyleneh. Pemerintah juga tidak selalu tegas melindungi warga yang beragama …minoritas.

    Lia Eden dipenjara hanya karena a.l mengaku sebagai juru selamat.Padahal nabi-nabi zaman dulu kan juga begitu, mengaku sebagai utusan Tuhan, entah betul entah tidak.Kaum Ahmadiyah juga sering digebuki padahal mereka sah-sah di bumi Nusantara sejak jaih sebelum Indonesia merdeka.

    Kita manusia Nusantara harus banyak belajar untuk menghormati hak asasi manusia, untuk ‘nguwongke uwong’ – memanusiakan manusia. Semua manusia kan bermartabat sama.
    Sayangnya nabi-nabi dulu , bahkan Tuhan sendiri …lupa ini Jadi adanya …PBB perlu. Kita perlu diingatkan semua manusia ingin merdeka dan bahagia.Memasung kemerdekaan orang lain dengan alasan agama atau apapun ya tidak boleh. Kalau orang lain kita anggap melanggar hukum Tuhan, ya biar nanti Tuhan yang menghukumnya.

    Salam hormat saya.

    Menikah itu hak asasi manusia.

  16. hahaha….iya yaa……kwkwkwk……

    hmmmmm…..enakkkk bangettttt,,,,hidup di indonesia jika…..setiap orang bisa hidup bebas sebebas bebasnya…………malem menikah ,,,,besok sudah bisa tidur sama perempuan lain …kwkww…khan bebas sebebas bebasnya….” orang harus memanusiakan manusia” ….hahahaha….bagi agama lain apa rela toh kalau ujug2 dateng seneng sama anaknya tuan rumah …malem dirayu kalau bisa disikat sekalian …..khan bebas…..hahahahaha….apa kira2 rela toh …..huhhh.

    hapus saja….hukum perkosaan ….tutup aja kantor agama …pengadilan agama…catatan sipil dll….khan ingin memanusiakan manusia…….ngak usah ada akte kelahiran ….soalnya bapaknya ngak jelas……kwkwkwkw……DEKLARASI PBB DI PAKAI ….LHA WONG PBB ITU ..SEMPRULLL

    semprullll……..

    tuhan memberi kebebasan …..agar kita bisa lebih pintar …dan mengerti mana yang baik dan tidak baik …..yang sudah tahu contoh buruknya …ngak dijadikan soko guru…..itu namanya otak semprullll………kwkwkwkwkw

    @ dewi …..saya rasa cukup adil ….klau ngak suka sama agama lain ya jangan menikah dgn agama lain …gitu aja khok repot ….ngak ada kototasinya dgn mengiring umat …..orang islam menikah dgn islam….orang nasrani dengan nasrani ….hindu dengan hindu…budha dgn budha….terus apa yang dirugikan dari masing2 umat beragama….

    ….klu bilang ….wah itu ngak adil karena saya juga pengen merasakan kemolekan dan goyangngan nya,,,,agama lain ….ya silakan aja pergi ke kompleks prostitusi…jgn merusak anak orang yang beragama lain….di kompleks macem2 agama ada khok ……kwkwkwkwkw

    yacH…………. beginilah kalau meladeni peraturan, dekalarasi atau apa aja….dari semprull ( PBB )…namanya aja keren ….PBB ( perserikatan bangsat2 )…….alat AMERIKA & UNI EROPA….UNTUK MENGHALALKAN ATAU MELEGALKAN SEGALA AKSINYA….DAN YANG MENGENDALIKAN DAN MENCIPTAKAN PERANG…….MEMBERI SANKSI SEENAKNYA…..SEMPRULLLL

    1. whahahaha… pak PNL tumben kok kommentnya menyimpang dari jalur… emang kalau yang udah nikah sah nggak bisa ‘potong bebek’ ya? (serong kanan serong kiri). sudha banyak kok contohnya, mulai dari rakyat kecil hingga pejabat, artis dan juga ulama/ pendeta ^_^…

      emang kalau nikah tak direstui negara akan menjamin kelakuannya kayak prostisusi eh prostitusi ya, lha yang berlangganan dan yang menjadi pekerjanya itu kan orang beragama semua… surveyngakakdotcom… wakakaaaakkk….

      PBB dibentuk itu kan baru2 ini saja di jaman modern, tepatnya setelah inggris pada abad kesekian menghapus perbudakan. Nusantara… jauh sebelum Indonesia lahir, jauh sebelum kedatangan kapitalis India, China dan Arab, sudah terkenal sebagai negri yang maju peradabannya hingga ke manca. kalau kita terpaksa tidak mau ikutan arus perserikatan badan dunia, setidaknya kembalilah ke kearifan lokal, terapkan saja ilmu dan peradabannya yang lebih lembut dan bijaksana 🙂 …

      sastrawan dunia Nietzsche pernah menulis : ‘God is death, Tuhan itu tidak ada’. kalau KSM sastrawan jawa secara explicit mengatakan ‘semua agama itu yang membuat laki-laki’… betapa kelahiran agama2 baru termasuk kitab2nya yang kontroversi di warnai pertumpahan darah mengatas namakan Tuhan…. saya tidak menyebut agama apa, tapi monggo di renungkan sendiri…

      pak PNL, konon ada orang desa ke kota, setelah hidup lama di kota tapi dia masih tidak bisa membuang ciri khas ke-desa-annya… secara harfiah sama dengan orang dari daratan gersang tandus yang hidup di jaman global serba rejo tapi dia masih tidak bisa menghilangkan kebahlulannya :mrgreen:

  17. PBB : Perserikatan Bangsat Bangsat ? Lho, jadi Indonesia termasuk BANGSAT juga ? Khan kita jadi anggota – anggota bangsat . Hapus saja hak asasi manusia, kan ini akal2 an para bangsat.
    Akal Tuhan : yang tidak setuju dengan ajaran si tuhan, penggal saja kepalanya, seperti yang dilakukan Daulah Islamiyah di Irak. Atau, rusak tempat ibadahnya, atau paksa tutup warung2 yang buka di bulan puasa, seperti yang dilakukan FPI. Oh, menteri agama kita yang (belum) lama ,Suryadharma Ali mundur karena apa ya ? Membagi-bagi kan uang pada fakir miskin kah ? Pasti menteri yang ini bukan …bangsat, karena pasti dia amat sangat taat beribadah. Korupsi itu hanya kata yang karangan bangsat2 saja.

    Kalau ini yang namanya jalan Tuhan, saya ikut setan kober saja deh.

  18. Dengan puisi ini aku bersaksi
    bahwa hatinurani itu meski dibakar
    tidak bisa menjadi abu.
    Hatinurani senantiasa bisa bersemi

    meski sudah ditebang putus di batang. (Rendra, Kasaksian Akhir Abad )

    Agama tanpa nurani adalah agama semprulll. Bangsat sejati adalah yang tidak pernah mendengarkan hatinuraninya.

  19. Pasal 28 E
    (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
    (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
    (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat

    (UUD 1945)

    Ini UUD 1945 atau akal2 an …para bangsat ?

    1. Kawin beda agama dan hubungannya dengan UUD 45 dan PBB ?

      Kira2 begini : Beragama itu hak asasi manusia, begitu juga menikah, meski lain agama. Menikah lain agama tidak lah merugikan orang lain dan dunia tidak akan kiamat. Lho kok hak asasi , mungkin anda tanya. Kalau hak-hak itu dicopot, ya tidak …manusiawi.

      Merusak milik orang lain, mengebiri hak orang lain,melakukan kekerasan fisik kepada orang lain, ini semua jelas-jelas merugikan orang lain. Kalau menikah beda agama – si suami beragama A, istri beragama B, yang rugi siapa ?? UUD 1945 dan Pancasila kan tidak melarang ini.

  20. hahahaa……betul betul betul…..

    ……Bangsat sejati adalah yang tidak pernah mendengarkan hati nurani……

    terus menurut hati nurani anda @SG666…..PBB ….itu organisasi DEWA yach….yang sudah sesuai dgn hatinurani…yach……kwkwkwkw……atau hati nuraninya …udah kerentek …condong ke PBB….terus kita biarin aja indonesia …terus menurus masuk kecomberan PBB…gitu

    indonesia masuk dalam PBB….ngak ada keuntungannya sama sekali …..lihat ….pulau kita di rampok malingsiall ( malaysia )….PBB bisa…membantu indonesia ….koplakkkk ….liat nilai tukar rupiah ………..lihat tuh nilai tukar …ringgit malasia…dollar singgapore

    terus sekarang …anda melihat….PBB..dan…melihat hak asasi manusia sebebas bebasnya dengan menggunakan hatinurani anda….seperti apa???? kedua hal tersebut…..kwkwkwkw

    yang saya tahu …kalau ada manusia meminta hak kebebasan sebebas2nya……KARENA TUNTUTAN HATINURANI……….berarti dia tidak menggunakan …..akal & pikirannya……seharusnya bisikan hatinurani ….perlu diwaspadai …dengan akal & pikiran…..agar tidak salah…karena setan atau iblis …juga bisa menyelinap diantaranya……gituuuu

    contoh kecilll ajaa…….saya ( pnl ) meminta kebebasan sebebas2nya……setelah saya pikir2 kapan saya bisa bebas sebebas bebasnya……klu mati aja masih di tangan TUHAN KU……berarti saya hidup …seharusnya punya tanggung jawab ….apaa…???….bukannya malah mencari cari akal untuk mendapatkan kebebaasan sebebas bebasnya….

    ada beberapa hal ,….yang perlu diperhatikan untuk mendengarkan hati nurani …..kalau anda selalu mau memperhatikan bisikan nurani yang datang……

  21. lihat tuh …..australia menyadap indonesia ….apa PBB menegur Australia…..lihat tuh malaysia mau mencoba mencuri lagi wilayah indonesia ….dgn mau membangun menara suar …indonesia hanya dipermainkan malaysia ….apa PBB mau menegur malaysia……..indonesia ….di dalam wadah PBB cuman dibuat mainan aja …..kwkwkwkwkwkw….bahkan semakin kelihatan seperti negri kecil yg bisa dipermainkan……koplak kalau masih mau menjadi anggota PBB…sama aja masuk kecomberan ……..hahahahahaha

    mustinya bagaimana……????? pikir aja sendiri……

  22. hahahaha, wong Tuhan saja tidak bisa berbuat banyak, apalagi PBB.Malaysia yang mayoritas penduduknya , konon, adalah orang2 yang taat pada Tuhan, kok ya mau merampok ya ??

    Hidup mati di tangan Tuhan ? Oh, ya kalau di Irak Tuhan sekarang menyuruh wakil2nya memenggal kepala2 para kafirun, yang tidak sesuai dengan jalan pikiran Tuhan ??

    Wakil2 Tuhan juga sedang bertempur, saling membunuh di Suriah. Antara Al-Assad dibantu Hezbollah Lebanon melawan wakil2 Tuhan yang lain, termasuk Daulah Islamiyah. Ini yang koplak wakil2 Tuhan atau Tuhan sendiri ?

    Konyol, deh, kalau tuhan sudah dibawa-bawa. Biasanya oleh orang2 yang kurang bisa berpikir sendiri.

    PBB tidak bisa berbuat banyak, bubarkan PBB. Korupsi merajalela di Indonesia yang penduduknya rajin beribadah, bubarkan saja pengadilan, bubarkan pemerintah. Ini kah yang namanya jalan pikiran SEHAT ?

    Korupsi mungkin TIDAK ada di Indonesia. Nggak ada maling2 di sini. Nggak ada preman2, berjubah atau tidak berjubah. Yang ada cuma setan2 dan iblis2 – yang suka merampok , korupsi, dan melarang orang beribadah menurut keyakinan mereka, ala Ahmadiyah dan Lia Eden, kalau cara beribadah tidak sesuai dengan yang ‘umum’.

    UUD 1945 dan Pancasila itu mungkin juga cuma karangan setan kah ?

    1. hati hati mas Tuhan ituMaha kejam ingat aja nyolong harusnya potong tangan tapi kita manusia suka memelintir perintah tuhan dibust agar tampak lebih manusiawi

      melihat kejejeman yang menimpa uamat muslim di penjuru dunia harusnya sekarang sudah dikibarkan bendea jihad

      jangankan cuma motong kepala orang kafir motong kepala orang satu amerika pun sekarang ini sudah halal

    2. Konon, Tuhan itu maha pengaih dan penyayang. Nah,kalau ada Tuhan yang kejam, itu mungkin Tuhan yang lain,. Nampaknya ada bermacam-macam Tuhan. Paling tidak DUA Tuhan, yang satu maha pengasih, yang satunya lain Tuhan kurang kerjaan bin kejam nyuruh orang penggal-penggal kepala orang lain.

    3. yah karena mental mental koyo sampeyan iki islam cuma dijadikan keset orang nasrani dan yahudi
      allah tidak akan turun langsung melainkan melalui perantara

  23. kritik pak PNL bagus juga untuk PBB, namun yang perlu di waspadai sebenarnya (yang sekarang/ mendesak) adalah pak SBY yang diem2 ngglendem… seakan ia mengincar kursi sebagai ketua dewan PBB tetapi ia menjual/menggadaikan ‘harga diri’ bangsa dengan menjual aset kekayaan hayati, plus termasuk memperpanjang kontrak freeport… semua itu demi apa dan siapa? bangsanya kah?… itu semua buat dirinya sendiri.

    Javanese Wisdom :

    • Pujonggo Sontoloyo tentang jaman edan-e SBY :
          Nonton wayang tanpo lakon
          Dalange ora katon
          Poro niyogo rebutan sajen
          Sing nonton ora kopen.
      

    banyak rakyat yang kecewa, pak SBY mau ngomong apa juga nggak ada yang ngreken, wong isinya cuman curhat doang.

    poro niyogo/ mentri pada berebut korupsi.

    sing nonton/ rakyate jadi tidak terurus.

    untuk pak PNL, tidak mengapa kalau bapak tidak mau ikutan perserikatan bangsa2 seluruh dunia. bikin saja sendiri, tidak ngeblok barat atau timur, bikin non blok. monggo saya dukung asal sepanjang masih dalam koridor kemanusiaan, kemerdekaan dan nurani yang universal.

    tapi kalau organisasi tandingan pak PNL berdiri dan beroprasi, kami yang minoritas ini apa juga bisa dijamin hak-haknya. kalau iya, seperti apa contoh dan realisasinya? 🙂 …

  24. Jokowi Diminta Hentikan Kekerasan atas Nama Agama
    Senin, 22 September 2014 | 13:40 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diminta bertindak tegas terhadap kasus intoleransi. Diharapkan, tidak ada lagi kekerasan atas nama agama.

    “Jokowi tidak boleh membolehkan kekerasan apa pun atas nama agama. Segenap agama harus dilindungi,” kata pakar etika politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, dalam diskusi bertajuk Etika Politik Impian Rakyat di Jakarta, Senin (22/9/2014).

    Franz mengakui, penerimaan terhadap enam agama yang diakui negara saat ini, yakni Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu sudah cukup baik. Namun, menurut dia, masih banyak kekerasan dan diskriminasi terhadap mereka yang mempunyai aliran keyakinan, seperti Ahmadiyah dan Syiah.

    “Di luar enam agama itu, apa Jokowi mau melindungi?” ujarnya.

    Hal serupa disampaikan dosen Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung. Dia menilai, negara tidak berhak untuk mengatur iman dan keyakinan seseorang.

    “Negara itu mengurus agama hanya administrasinya. Negara tidak berhak mengurus keyakinan orang. Mereka hanya mengatur status kita, bukan iman kita,” ujar Rocky.

  25. Tuhan tidak membedakan sapa2 yang masuk surga, begitupun iblis tidak membedakan sapa2 yang masuk neraka, kenapa manusia goblok ini mempermasalahkannya?? Dasar Kurang kerjaan.. Satu kata GOBLOK!!! HAHAHA….

  26. Agama itu baik kata mereka yang mempercayai

    Agama menjadi aneh bila telah mengatakan bahwa agama lain adalah salah lalu dijadikan musuh. dianggap sebagai lawan atau saingan untuk mengumpulkan massa , tidak beda orang jualan barang…kadang direwangi jotosan dan gelut…capek deh..

  27. dear penulis,
    memang sebaiknya memilih nikah agama yg membolehkan berkali2 nikah sampai 4 istri, bila agama lain sudah berkembang dengan 10 istri kita sebaiknya pindah agama lagi…..agama juga mengikuti jaman, kita harus punya back up plan….nikah sebanyak2nya kalo perlu semua wanita pemeluk agama berbeda2 sebagai koleksi, rasa asin, pahit, manis dll…..selamat mencoba

  28. pandangan sang sp:
    Manusia itu tadinya mati,lalu dihidupkan kemudian dimatikan dan dihidupkan kembali kemudian dikembalikan lagi kepadaNYA. ..siklus dari kematian/tiada kemudian dihidupkan lalu mati,hidup kembali dan akan terus menjalani kehidupan baru dgn raga baru hingga nanti semua ditiadakan dan dikembalikan lg kepadaNYA..dari awalnya mati,berarti proses setelah hidup. Apakah pernikahan itu . Itu adalah kisah yg terjadi didunia. Mengikat hanya didunia? Benarkah setelah mati mereka yg menikah akan tetap bersatu. Aturan itu ditetapkan supaya teratur hahaha.jadi tdk kayak binatang maen pacek colok,bagaimana jika tdk ada hukum nikah,apakah istri suami anda rela maen oyes sembarangan. Beda agama jelas hal tabu bg orang yg imannya tangguh dan sungguh sungguh beriman. Jika itu dilanggar karma pasti ada. Jika itu tidak jadi masalah,kenapa harus dipermasalahkan, beragama atau tidak,nikah atau tidak itu adalah hak azazi manusia. Tinggal pilah hitam ya hitam putih ya putih jika anda memandangnya abu abu karena anda hidupnya penuh RAGU.

    1. waduh kemarin teriak teriak nantangin orang pintar sepulau jawa sekarang sibuk ngurusin perkawinan ternyata melankonis juga

    2. Beda agama jelas hal tabu bg orang yg imannya tangguh dan sungguh sungguh beriman. Jika itu dilanggar karma pasti ada. Jika itu tidak jadi masalah,kenapa harus dipermasalahkan, beragama atau tidak,nikah atau tidak itu adalah hak azazi manusia. Tinggal pilah hitam ya hitam putih ya putih jika anda memandangnya abu abu karena anda hidupnya penuh RAGU


      Di perlukan ‘revolusi mental’ untuk manusia Nusantara agar tercerahkan jiwanya setelah sekian lama terjajah/ terindoktrasi 🙂 ….

      Bahwa untuk mencapai hidup cemerlang seseorang perlu hidup selaras dengan cetak biru kehidupannya. Cetak biru kehidupan itu bisa diketahui ketika manusia terhubung dengan Sumber kehidupan yang berada di ‘Telenging Manah’ (pusat hati). Keterhubungan ini terbangun melalui latihan mengheningkan dan membeningkan nalar atau cipta. Hanya mereka yang terhubung dengan Sumber Kehidupan dan tahu cetak biru kehidupannya yang bisa merealisasikan misi ‘Hamemayu Hayuning Bawono’.

      Revolusi mental hanya terjadi ketika nalar yang selama ini terdistorsi oleh kepercayaan atau asumsi yang keliru, tidak realistis dan mengkerdilakn, diruwat atau dijernihkan.

      Dalam konteks perkembangan kebijaksanaan dan kematangan spiritual sebuah bangsa, buku dan sarana-sarana lain untuk penyebaran sastra (ajaran) yang bermutu dan mencerahkan, jelas memegang peran penting. Sebagaimana sebuah bangsa bisa dikerdilkan jiwanya melalui penyebar-luasan kitab yang disucikan mendistorsi nalar sehingga bangsa tersebut melupakan jatidirinya.

      Demikianpun arus balik menuju pemulihan jatidiri sebuah bangsa juga bisa dilakukan melalui buku/ ajaran.

      Kiranya penting upaya penyebarluasan sastra (ajaran) yang benar-benar membawa penyadaran dan menjadi benih pencerahan bagi manusia Nusantara.

  29. ” pemilihan tidak langsung “…..akhirnya …menang …..dalam voting di senayan……..kalau tidak dibatalkan …..maka setiap kepala daerah …..sudah bisa dipastikan ….akan menjadi ” budak2 ” para anggota DPR…….seperti yang di katakan ( AHOK ) ..dan bukan menjadi budak atau pelayan rakyat……..dgn kata lain bisa jadi hasil kinerja para kepala daerah ….ya tentu keinginan rakyat lebih kecil porsinya……

    alasan koalisi merah putih……. adalah sila ke 4….yang berbunyi….”kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per musyawaratan perwakilan”……..akan tetapi sila ke 4 pancasila tersebut hanya diartikan atau dimaknai….sebagian2 saja…. tidak secara menyeluruh atau komprehensif……

    terus bagamana dengan sila ke 5….berbunyi ” KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA ”

    jika sila ke 4….dipakai ….seharusnya melalui persetujuan rakyat ……bukan akal2an melalui wakil rayat ( DPR )…….karena sila ke 5 ….bunyinya …….BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA……
    dgn kata lain ….” DARI RAKYAT ” ….” OLEH RAKYAT “….” UNTUK RAKYAT ” bukan oleh wakil rakyat ( DPR )

    WAKIL RAKYAT ( DPR )….DALAM HAL INI SUDAH MELAMPAUI WEWENANG …ATAU MENYALAH GUNAKAN WEWENANG …….SUDAH TIDAK SESUAI DGN… “TUPOKSI “NYA…..

    MENTERI ” JEROWACIK ” SEKARANG DIJADIKAN TERSANGKA …DGN TUDUHAN MENYALAH GUNAKAN WEWENANG……..KENAPA ANGGOTA ( DPR ) …..TIDAK DIKAJI JUGA …..

    APAKAH ANGGOTA DPR TIDAK BISA DITUNTUT……JIKA TELAH MENYALAH GUNAKAN WEWENANG ……

    APAKAH RAKYAT TIDAK BOLEH MENUNTUT ANGGOTA DPR ….YANG MENYALAH GUNAKAN WEWENANG ….SEHARUSNYA …….HAL INI DIKAJI LEBIH DALAM ….MAHKAMAH AGUNG SEHARUSNYA JUGA BERFUNGSI ….. …..DAN JIKA TELAH TERBUKTI MENYALAH GUNAKAN WEWENANG …….SEHARUSNYA ” KAPOLRI ” SUDAH ….MEMERINTAHKAN ANGGOTANYA…..UNTUK MENANGKAP PARA ANGOTA ( DPR ) ….YANG KEBLINGER TERSEBUT……..

    makin jadi anehhh……

  30. seharusnya …..pemerintah….tidak membiarkan ocehan2 partai ke pada rakyat…..dengan merencanakan akan mengkaji ulang 122 UU seperti di ucapkan ( ICAL ) aburizalbakri…..yang akan membuat….. demokrasi pancasila…….

    seharusnya hal demikian ini ….harus dibek up oleh suatu lembaga konstitusi…..dan disetujui…kebenarannya…….saya hanya takut ……hal tersebut …merupakan propaganda ….pembodohan rakyat ………

    pembodohan rakyat …..yang tidak melalui ….lembaga sensor dari pemerintah …..atau lembaga hukum tertinggi pemerintah …..artinya apa….sichhh…..

  31. Ikut berdukacita…

    Hari ini, serikat pekerja desain dan cetak baliho pilkada gelar istighosah. Solidaritas tukang sablon dan biduan elekton pun rapatkan barisan. Bendera setengah tiang siap dikibarkan. Ini semua reaksi dari job kampanye yang dipastikan hanya tinggal kenangan.

    Lembaga survey mulai ancang2 antara gulung tikar atau ganti orientasi jadi surveyor perkreditan. Pengamat politik sibuk urus berkas buat daftar CPNS demi parameter masa depan yang lebih menjanjikan di persepsi mayoritas calon mertua. Anggota KPU dan Bawaslu juga akan lebih terasah skill domino dan caturnya akibat berkurangnya pekerjaan.

    Telah berpulang ke haribaan DPR, demokrasi Indonesia dalam usia 16 tahun. Akan dikebumikan hari ini, bersama dikebumikannya harapan akan hadirnya pimpinan2 daerah bermutu hasil seleksi rakyat.

    Jangan lagi pernah bermimpi ada gubernur mencak2 saat menemukan pungli di bea cukai, walikota histeris di taman bunga, atau walikota yang meminjamkan jabatan lewat twitter. Pemimpin2 daerah unik yang hebat dan lahir dari rakyat ini akan berganti oleh tokoh2 politik kaku, produk partai, hasil kongkalikong dengan mereka yang mengatasnamakan rakyat, entah rakyat dari planet mana.

    Konon ini demi menyelamatkan puluhan triliun uang rakyat. Tapi sebenarnya sama saja. Karena harus dibarter dengan kehilangan “rejeki” lima tahunan dari sembako dan amplop serangan fajar. Jadi jatuhnya seperti 4×6 dan 6×4, hasilnya tetap sama, 24.

    Belum lagi ibu2 yang akan kehilangan kesempatan melihat wajah Ganteng-ganteng Hamdan Zoelva, mengingat perkiraan minimnya potensi gugatan pilkada.

    Yang diuntungkan sementara hanya perusahaan sedot WC, cuci sofa, dan badut ultah. Space iklan di pohon2 dan tiang listrik tak lagi harus berbagi dengan wajah2 calon kepala daerah.

    Diakui atau tidak, ini adalah catatan sejarah sekaligus prestasi terbesar yang dihasilkan satu dekade pemerintahan SBY, selain menghasilkan 5 album lagu mengalahkan Raisa dan Afgan.

    Tapi disamping itu, ini juga jadi berita duka nestapa ke dua di minggu ini, selain berita Spongebob yang dieliminasi KPI.

    Menyoal wewenang KPI, jika saja lebih jeli, sebenarnya tontonan rapat voting semalam lebih layak diawasi karena sarat konten berbahaya yang terstruktur, sistematis dan masif. Selain pembohongan publik lewat akting walkout, disinyalir ada indikasi penistaan agama lewat kalimat takbir yang diucapkan pada tempat yang tidak semestinya.

    Sangat disayangkan jemaah haji kita sudah lebih dulu berangkat ke tanah suci. Andai belum, mungkin mereka bisa latihan manasik haji dengan melempar jumrah di gedung itu saat voting semalam.

    Pada akhirnya, selamat menjadi penonton dagelan. Mari mencari hikmah saja, bahwasanya bersyukurlah kita yang jadi rakyat meskipun dengan embel2 “kecil” tapi menyongsong hari tua dalam damai, daripada menjadi rakyat dengan embel2 “wakil”, tapi menyongsong hari tua dengan jadi sampel pesakitan majalah Hidayah.

    Betapa luar binasa hebatnya prestasi wakil rakyat kita, hingga pilihan kita kini hanya ada dua : Menelan dengan getir, atau segera ke imigrasi, mengurus passport, ganti kewarganegaraan Zimbabwe :mrgreen: ….

    1. @ RP,

      tak ada komentar otak, komentar pantatpun jadi 😛

      My anaconda don’t
      My anaconda don’t
      My anaconda don’t want none unless you got buns, hun

      Oh my gosh, look at her butt
      Oh my gosh, look at her butt
      Oh my gosh, look at her butt
      Look at her butt (look at her butt)

    1. baru di uji gitu aja udah mau nyosor aja, ketahuan deh belangnya.

      dasar ustad cabul… wakakaaakkk…

      ustad = urusan prostat :mrgreen:

  32. “Bule”
    Makhluk mutasi (modifikasi dari Albino) tanpa warna dan tanpa rasa (no soul) dengan insting prikehewanan buas (predator). Bule merupakan mayat hidup yang sering disebut gentile. Bule berfungsi sebagai kontainer wabah mematikan yang merusak segala unsur kehidupan di dunia sampai batas waktu tertentu kemudian dimusnahkan oleh Tuhan. Sebagian besar Bule akan dimasukkan ke neraka beserta para pengikutnya. Tugas Bule di dunia untuk menghidupi kepalsuan dan hanya mengatakan yang palsu, menyesatkan, memanipulasi, menghancurkan, merampok, menjajah, memperkosa bumi dan seisinya. Menurut para peneliti, periode habitasi Bule di planet ini adalah sekitar 5500 tahun (kini telah melewati ambang batas 50 tahun lebih). Bule tidak dapat diklasifikasikan kedalam spesies mamalia, karena semua mamalia di planet ini instingnya selalu equilibrium dengan alam semesta dan Supreme Soul. Bule diklasifikasikan kedalam spesies predator berbadan manusia. Bule berasal dari albino yang dimodifikasi oleh entitas alien reptilian-predator dari dimensi lain (setan). Bule terbentuk dari injeksi gen reptilian-predator dan dibungkus buih laut (sea foam). DNA Bule memiliki kesamaan dengan reptil-predator yang buas dan berdarah dingin. Bule memiliki fungsi biologis mamalia seperti manusia namun tanpa dilengkapi melanin (soul) sehingga tidak dapat merasakan alam rohani. Bule hanya dapat meraba alam rohani dengan cara mengukur, menghitung, mengkategorikan, merumuskan dengan matrix. Bule sangat benci pada Mother Nature dan mengubah-ubah segala ciptaan Tuhan. Bule tidak memiliki rasa hormat kepada seorang Ibu. Bule sangat membenci Ibu Bumi dan semua unsur tanah. Segala keindahan dan kehidupan alami yang disentuh Bule akan menjadi rusak, korup, mati rasa, mati akal budi, mati jiwa. Bule membunuh tuhannya kemudian mengganti wajah dan namanya menjadi Bule bernama Jesus. Bule memanipulasi kitab untuk menyembunyikan bagian yang menerangkan bahwa Bule sebenarnya adalah keturunan setan. Bule dalam bahasa adat terdiri dari dua kata yaitu Bu (babu) dan Le (anak) yang berarti Anak Babu, dalam bahasa inggris disebut servant seed atau Serpent Seed (The SS). Keberadaan Bule di dunia tidak direstui oleh matahari. Kulit Bule terbakar di siang hari seperti vampir dan mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh seperti reptil. Karakteristik Bule mencari mangsa seperti buaya albino yang tidak bertahan lama di daratan panas tanpa air. Bule suka kawin dengan beragam betina yang bukan pasangannya. Bule tidak dapat berkompetisi di level yang sama dengan manusia. Bule selalu memakai cheat untuk menang dalam kompetisi pertandingan atau game. Bule selalu kalah di kompetisi lari sprint 100m karena tidak ada celah untuk memakai cheat. Bule adalah cheater atau loser bargaya winner. Bule mengembangkan segala alat kejahatan, mengubah flora fauna, memutus rantai makanan, membuat lubang ozon di atmosfer, mengurangi oksigen dan jumlah elektron di udara, demineralisasi makanan dan air minum, meracuni sungai dan danau, menggunduli hutan, menggali bumi sampai merobek jaringan bumi, memberantas masyarakat adat, memperbudak manusia tanpa membayar, memecah-belah wilayah dan kesatuan bangsa, memenjarakan yang tidak bersalah, membunuh para nabi yang mengajarkan kebaikan, membantai manusia dalam perang demi keuntungan, memusnahkan manusia dengan senjata pemusnah masal, menyiksa manusia melalui gelombang subatomik, memanipulasi sejarah dan kitab suci, membinasakan anak-anak manusia dengan narkotika dan obat-obatan, menjual segala jenis racun farmasi, mengganggu vibrasi dan frekuensi tubuh lewat perangkat elektronik, merusak pikiran lewat media masa ke level penderitaan yang sulit dibayangkan, memperbudak bangsa-bangsa lewat hutang, dan mengindustrikan seluruh kehidupan asli di planet ini. Kerusakan dunia karena Bule terlihat dari foto satellite, bagai penyakit kulit yang menggurita sedang menyedot segala unsur tanah di muka bumi. Peninggalan Bule adalah bangunan perang (castle), bangunan penimbun uang dan emas (bank), bangunan hiburan dan maksiat, bangunan industri dan tambang lengkap dengan segala racun polusi dan bencananya. Bule terus menggali bumi mencari jiwanya, menemukan minyak gas membuat polusi dunia, menemukan radioaktif untuk membuat senjata pemusnah masal. Bule akan terus berpindah sampai segala sumber alam tersedot habis. Bule akan terus menggali bumi sampai menemukan neraka kemudian masuk kedalamnya. Satu-satunya cara Bule berkembang biak adalah dengan menginjeksi racunnya ke area lain yang bukan miliknya. Hanya ada satu organisme di planet ini yang berpola sama seperti Bule, yaitu Virus.

    Alias:
    Virus.
    Anak Setan.
    Hampir Manusia.
    Modifikasi dari Albino.

    Penggunaan:
    Srintil: “Tuhan Bule memberkatimu.”
    Kuncung: “Go back to the sea!”

Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.