Anda senang dicubit? Asem, siapa juga yang senang. Yang namanya dicubit ya pasti sakit bukan? Bagaimana kalau dicubit sama pacar atau pasangan? Weleh, kalau itu sih lain lagi ceritanya. Bagaimana kalau dicubit soal agama? Waduh, kalau ini sih sakitnya kagak nahan, bisa sampai guling guling.
Siapapun tentu akan marah besar BESAR kalau agama yang kita banggakan dan peluk-peluk setengah mati ini dcubit-cubit. “Jangan mencubit kalau tidak mau dicubit !” Ya, terkadang cubit cubitan dalam beragama terjadi karena ada yang memulai. Sama halnya dengan menghormati orang lain, kalau ingin dihormati tentu kita juga harus menghormati orang lain bukan?
Namun benarkah kalau kalau kita menghormati orang lain maka kita juga akan dihormati? Benarkah kalau kita tidak mencubit maka kita juga tidak akan dicubit? Benarkah kalau kita tidak nipu atau nyolong maka kita tidak akan ditipu/dicolong? Kalau melihat realitas yang ada, sepertinya tidak sesuai.
Kalau kita ingin dihormati maka kita juga harus menghormati orang lain. Menurut saya nasehat tersebut adalah nasehat DASAR yang harus diajarkan dan dipahami seorang anak. Disaat umur semakin bertambah maka nasehat sebaiknya ditambahkan dengan nasehat lanjutan atau babak II.
Kalau kita tidak mencubit orang maka kita juga tidak akan dicubit. Dalam kondisi stadard nasehat ini adalah benar. Namun kehidupan kadang keras dan tidak adiil, terlebih lagi dalam kehidupan beragama. Terlepas apakah kita adalah orang baik yang tidak pernah menghina agama orang atau bukan, hinaan atau cubitan tetap akan kita terima.
- Jadi gimana dong solusinya? Apakah kita cuma diam dan pasrah menerima cubitan?
Ada banyak solusi yang bisa dilakukan misalnya membalas cubitan alias cubit-cubitan, balas hinaan alias hina-hinaan atau berdebat sampai pagi alias jual beli pukulan di dunia maya. Solusi lain lain yang lebih praktis adalah buang saja tuh agama karena bikin kuping panas dan hati selalu mendidih. Lha, kalau tanpa punya agama, apanya yang mau dihina? Wakakakkk….. Maaf bagian ini diabaikan.
Kembali ke topik, berikut adalah solusi versi dongbud sekaligus juga lanjutan dari nasehat dasar yang telah saya sebutkan di atas.
Hina menghina ataupun cubit-mencubi adalah hal biasa dalam kehidupan beragama. Abaikan saja. Tidak penting apakah agama kita dihina, yang terpenting adalah kita tidak ikut menghina. Tidak penting apakah seseorang berkata kasar atau tidak, yang terpenting adalah kita tidak berkata kasar.
- Asem Mbah. Itu namanya pasrah bin pengecut. Yang benar, kalau agama dicubit ya harus membalas Mbah.
Selamat Nak dan silakan cubit-cubitan sampai pagi. Mbah sih lebih baik bobo atau cubit-cubitan sama siNyai. Upss…..
Sumber image : irwantoshut.net
Ini cubit2an_nya koq beda dengan cubit2an_nya d lagunya koesplus yaa mbah… Wakakakakaa
Jelas beda Kang. Kalau di lagu Koespplus itu cubitan manja, sedangkan kalau ccubitan di topik ini sakitnya ndak ketulungan.
Sakitnya disini nih (sambil nunjuk dengkul)
Salim Kagem Simbah Wager
Salut Tulisannya ini walaupun sudah beberapa kali topik yang mirip seperti ini ditulis ini menunjukkan sosok mbah wager itu priyayi yang cinta DAMAI, tapi nek nggagas hal2 kayak gini malah marahi Gendeng dewe mbah wakakakaa simbah maunya baik ke orang tapi orang lain pingin nyubit (jahil) ke simbah mending kalau nyubitnya sekali … kalau beberapa kali piye jal mbah?
Mungkin karena manusia itu punya sifat Serakah yang sangat dominan mungkin benar kata Johnn Lenon dalam Imagine tapi apa mungkin?
manusia cenferung senang membentuk komunitas2 yang egois …..lalu makna KASIH dari mas JARISAKTI212 kemana ?
Wah malah nglantur ki mbelgedes tenan ngapunten lho mbah
Lita Tunggu Ulasan dari Kang Bolo(ne) Dewa salam kenal dan Sesepuh2 disini
Emang Kang, sudah terlalu sering dibahas jadinya ya muter muter. Lain kali akan coba bikin trobosan dengan topik lain yg lebih segar.
Cubit2 an dan sejarah : Nah ini baru …eh hem, terserah…Sejak zaman dulu, pergantian kekuasaan di Nusantara tidak selalu …mulus. Contoh : Kerajaan Mataram. Setiap suksesi raja2, pasti …banjir darah ! Orla ke Orba , juga banjir darah …Dari Orba ke reformasi juga …banjir darah…Mahasiswa2 dan demonstran2 ditembaki, dan tidak sedikit yang hilang tak tentu rimbanya. Mahasiswa2 Trisakti dan penyair Wiji Thukul itu dua contohnya. Ribuan orang sudah jadi korban…
Sejarah pernah mencatat, orang Indonesia tidak hanya pernah terlibat …cubit2 an, tapi gontok2 an dan …jagal2 an. Padahal, konon, penduduk negara ini terkenal halus budi bahasanya.
Negeri ini mungkin telah dikutuk alam , tempat berkumpulnya para pendosa , penipu , munafik….
Wong Koplak, Anonim, terima kasih. yeah, demikianlah adanya.
wah cubit cubitan kayak lagu gombloh ku gadaikan cintaku .si mbah sama si nyai. Wkwkwkw
setuju mbah
Jd teringat kata kata cubit.
Ya kalo dicubit semua orang pasti akan marah. Tapi ada juga lho, kalo dicubit bukan tambah MARAH, tapi malah ENAK.
Baiklah, dipagi hari ini, tepatnya pada hari Jumat, 29/04/2016 saya akan berbagi pengalaman soal cubit, terlebih cubit yg ENAK.
Hal yang pertama adalah siapkan Bahan-bahan 100 gram gula pasir 150 gram tepung terigu 100 ml susu cair 1 sendok teh baking
powder 1 sendok teh vanili 2 butir telur ayam Meises secukupnya Keju cheddar
secukupnya Cara mudah membuat kue
cubit 1. Siapkan mangkok/
wadah berukuran agak
besar, masukkan semua
bahan kecuali meises dan
keju cheddar, kemudian
campur jadi satu. Untuk hasil yang lebih baik,
tepung terigunya lebih
baik diayak dulu. 2. Setelah itu, aduk adonan
hingga halus dan licin
menggunakan whisk.
Jika masih ada yang
bergerindil pada adonan,
silakan disaring. 3. Tuangkan adonan ke
dalam cetakan yang
telah dipanaskan dan
diolesi mentega
sebelumnya, masak
menggunakan api kecil, kemudian tutup
cetakan. 4. Setelah setengah
matang, taburi dengan
meises dan parutan keju
diatasnya, kemudian
masak kembali hingga
matang. Jika sudah matang, angkat kuenya
dan hidangkan selagi
hangat