Kang Hasan : Syiar


Syiar

Hasanudin Abdurakhman

Banyak orang berdalih, speaker mesjid itu untuk syiar. Apa itu syiar? Syiar itu dalam bahasa yang paling sederhana adalah siaran atau menyiarkan. Kata “siar” dalam bahasa kita memang berasal dari kata itu, “syiar”.

Apa makna syiar dalam konteks syiar Islam? Maknanya adalah menyiarkan Islam. Pertama, menyiarkan eksistensinya. Jadi, kalau tedengar suara orang azan atau mengaji, maka orang tahu bahwa di situ ada orang Islam.

Dalam konteks ini syiar tidak hanya berwujud suara. Ada mesjid, maka itu tanda eksistensi Islam. Ada kuburan pun begitu. Ahli sejarah misalnya mencatat keberadaan Islam di Nusantara melalui eksistensi kuburan. Bentuk pakaian, seni budaya, dan sebagainya merupakan wujud eksistensi Islam. Semua bisa dianggap syiar.

Ingat, syiar dengan pengeras suara adalah bentuk yang paling dangkal bagi sebuah syiar Islam. Kenapa? Orang tidak banyak melihat sisi baik dari Islam itu. Oh ya, tidak sedikit orang memahami syiar secara agak gaib. Mereka berkhayal bahwa orang kafir bisa tergiring masuk Islam kalau terus menerus diperdengarkan azan atau suara orang mengaji. Ada sih segelintir kasus yang demikian. Tapi sangat jarang.

Syiar bentuk kedua lebih substansial, yaitu menyiarkan kebaikan-kebaikan Islam. Bagaimana caranya? Melalui perilaku umatnya. Umat Islam yang santun, tertib, bersih, menghormati hak orang lain, dan sebagainya, adalah syiar yang sangat baik. Ia mendatangkan kenyamanan dan simpati bagi umat lain. Apalagi bila ditambah dengan kemajuan ekonomi dan teknologi, tentu orang akan lebih kagum.

Sayangnya syiar jenis kedua itu adalah barang langka. Yang lebih sering kita pamerkan adalah perilaku jorok, tidak tertib, dan tidak toleran. Selebihnya, ketertinggalan dalam bidang ekonomi dan teknologi. Bahkan, dengan perilaku mengerikan seperti pembunuhan dan teror.

Nah, karena gagal dengan syiar jenis kedua yang substansial itu, orang Islam kemudian sibuk berkutat dengan syiar jenis pertama. Dengan bantuan pengeras suara, buatan orang kafir. Alih-alih mendatangkan simpati, syiar jenis ini kerap menghasilkan antipati. Tapi mereka tetap menganggap itu syiar.

Menciptakan, lalu Memuja Simbol

Hasanudin Abdurakhman

Apa hukumnya azan memakai speaker? Mubah saja. Tidak lebih dari itu. Tidak ada anjuran khusus agar orang memakainya. Azan memakai speaker dilakukan dengan pertimbangan agar lebih banyak orang mendengarnya.

Apakah kalau lebih banyak yang mendengar akan lebih banyak yang salat? Tidak juga. Tidak significant. Orang yang memang berniat salat (berjamaah) akan hadir di mesjid sebelum azan berkumandang.

Perlukah salat memakai speaker sampai suara bacaan terdengar hingga ke luar mesjid? Tidak. Tidak pernah ada ajaran nabi yang menganjurkan seperti itu. Untuk mesjid beukuran besar yang diperlukan hanyalah speaker di dalam ruangan untuk memastikan agar semua jamaah mendenga bacaan imam. Speaker yang mengumandangkan suara keluar hingga jauh tidak diperlukan.

Dalam hal doa dan zikir malah ada larangan untuk mengeraskan suara. “Kau tidak menyeru kepada Zat yang tuli. Maka pelankanlah suaramu.”

Adakah ajaran untuk melakukan takbir keliling? Tidak. Yang disunnahkan adalah membaca takbir pada malam sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, ditambah hari-hari tasyrik. Bagaimana caranya? Sama seperti wirid sehabis salat.

Takbir keliling adalah kegiatan yang diciptakan kemudian. Ia bukan syariat Islam, melainkan sekedar sebuah kebiasaan belaka, seperti lomba lari karung 17 Agustus. Azan dengan speaker juga begitu.

Apa yang terjadi kalau azan pakai speaker dilarang? Atau, kalau takbir keliling dilarang? Orang Islam marah. Katanya itu melarang peribadatan. Padahal azan dan memakai speaker itu 2 hal yang berbeda. Demikian pula dengan takbir dan keliling. Azan dan takbir, itu syariat Islam. Melarang orang melakukannya berarti melarang orang beibadah. Adapun memakai speaker dan keliling tidak ada sangkut pautnya dengan ibadah. Jadi kalau mau dilarang, boeh saja.

Di Arab Saudi hanya mesjid tertentu yang dibolehkan memakai speaker untuk azan. Penggunaan speaker luar untuk menyiarkan bacaan salat juga dilarang. Hal yang sama diterapkan juga di beberapa bagian di Mesir dan Pakistan. Setahu saya di Saudi juga tidak ada takbir keliling.

Kakau orang marah ketika azan dengan speaker dilarang, apakah ini soal ajaran Islam? Tidak. Ini justru sebaliknya, soal kebodohan tentang ajaran Islam. Orang-orang bodoh yang tak paham dengan ajaran Islam, memuja simbol-simbol buatan, yang mereka kira ajaran Islam.

Tentu juga tak ada yang berniat melarang azan pakai speaker. Hanya diperlukan sikap tenggang rasa agar hal ini tidak menimbulkan gangguan. Tapi tenggang rasa itu menjadi sangat mahal. Karena ajaran Islam? Bukan. Karena ego sejumlah orang bodoh yang tidak kenal ajaran Islam.