Dialog Dengan Satrio Piningit

Artikel ini dikirim lewat mail melalui menu “kontak admin”. Tulisan yang sangat menarik dan layak dibaca khususnya bagi penggemar cerita SP. Selamat membaca. Moderasi oleh wager.

Judul asli : KETEMU SATRIO PININGIT
Oleh Bambang Sindoro

Semalam, sebelum tidur, saya sempat ngintip padepokan simbah Wage dari celah dinding gedheg dan menyimak berbagai versi paparan tentang Satrio Piningit (SP). Lalu setelah mata ini liyer-liyer, akhirnya saya nggletak di peraduan berupa amben kayu berlapis jok tipis.

Akhirnya saya terlelap, pikiran masuk ke tahap theta. Naa.. pada dimensi inilah saya ketemu sosok manusia yang saya curigai sebagai SP. Lho kok tahu?
Lha menurut kriteria saya, SP itu tampilannya memikat. Postur tubuhnya juga proporsional, tegap selayaknya satria yang terlatih ilmu kanuragan.

Kemudian dari sisi perilaku, atau attitude, sosok ini terlihat santun tidak pecicilan seperti Buto Cakil. Kalau bertutur jelas, terstruktur, tidak buru-buru, logis, dan nadanya tegas tapi tidak keras.
Waah… ciri-ciri itu sudah cocok dengan sebagian kriteria umum seorang SP.

Lalu bagaimana dengan ketrampilan dan kemampuannya mengatasi persoalan negara? Apakah terduga SP ini juga punya skill yang mumpuni ?
Lalu saya mencoba berkomunikasi dengan sosok ini :

BS = “Apakah Anda ini yang disebut-sebut sebagai Satrio Piningit?”

SP = “Mohon maaf, saya benar-benar tidak tahu siapa diri saya ini”.

BS = “Lalu, apa maksud Anda menemui saya di alam mimpi ini ?”

SP = “Lho, bukannya Anda sendiri yang ingin ketemu saya”.

Ee..lhadalah..! Saya jadi mikir, sebelum tidur saya ngintip pembicaraan tentang SP. Lalu kok dalam tidur terduga SP mendatangi saya.. atau saya yang mengunjungi dia? Tapi ya sudahlah, saya teruskan menginterogasi terduga ini.

BS = “Baiklah, anggaplah saya ingin ketemu. Saya ingin tanya, menurut Anda, apa yang menjadi masalah paling parah di negeri ini dan bagaimana mengatasinya?”

Saya menghembuskan napas lega setelah melontarkan pertanyaan yang mahasulit ini kepada sang terduga SP. Saya mbatin, “Ayo.. kalau kamu bener-bener SP yang ori, pasti bisa jawab !”

Dia hanya tersenyum dan menjawab, “Saya tahu persis masalah pokok negeri ini, dan saya juga tahu bagaimana cara mengatasinya “.

Waah.. tak keliru lagi, pasti inilah sosok SP ori yang ditunggu-tunggu jutaan warga negeri ini.

SP = “Tapi sebelum saya membeberkan masalah pokok dan solusinya, saya mohon ijin untuk bertanya”

Wee… lha gaya komunikasi ini mengingatkan saya pada gaya para kesatria yang dididik berlaku correct, disiplin dan hormat pada seniornya.

BS = “Tentu boleh.. silakan bertanya apa saja “.

SP = “Dari posisi saya, dengan jelas saya bisa melihat permasalahan negeri ini secara terang-benderang. Tapi saya juga ingin tahu bagaimana Anda sendiri melihat permasalahan negeri menurut versi Anda ?”.

Wah.. asem koplak tenan ! (mohon ijin mengutip kata-kata bijak Simbah).
Ini kan ibarat dosen diuji mahasiswanya to ? Kalau saya tidak bisa jawab kan malunya sampai ke ujung dunia, diketawain cucu pula.

BS = “Begini-begini saya juga paham problem negeri ini, yaitu,
Korupsi. Begal. Maling. Narkoba. Teror. Radikalisme. Intoleransi. Diskriminasi terhadap minoritas. Ketimpangan ekonomi. Kecemburuan sosial. Kemiskinan. Kurang wawasan. Kurang pengetahuan. Kurang pendidikan. Kurang etika. Moralitas rendah. Politisi pragmatis, tidak punya idealisme. Bangsa ini tercabut dari akar budaya sendiri. Mengidap Inferiority Complex. Bangga menjadi jongos bangsa asing. Puas jadi follower ideologi bangsa asing, tapi melecehkan ideologi asli bangsa sendiri. Lebih memuja tokoh bangsa asing ketimbang bangga dengan tokoh bangsa sendiri. Bangga dengan sejarah bangsa asing ketimbang sejarah bangsa sendiri. Lebih bangga menguasai bahasa asing ketimbang bahasa warisan leluhur bangsa sendiri. Lebih memilih berantem dengan sesama bangsa sendiri hanya karena membela paham ideologi asing. Bangga dengan budaya bangsa lain, meminggirkan budaya sendiri. Merendahkan warisan adat dan tradisi leluhur. Fitnah merajalela. Negeri ini di ambang perpecahan, karena warganya mudah diadu-domba… Dan masih banyak lagi masalah..

Kabar sedihnya, sampai saat ini belum ada seorang pemimpin yang mumpuni yang mampu mengatasi semua masalah negeri ini.. “, pungkas saya terengah-engah, mungkin emosi terbawa naik oleh pikiran yang mengaduk-aduk.

Dari tadi, terduga SP ini dengan tenang mendengarkan ocehan saya yang menggebu, lalu dia menanggapi.

SP = “Luar biasa. Anda sudah bisa mengidentifikasi sebagian besar masalah negeri ini. Itu merupakan langkah awal untuk mencari solusinya. Boleh saya tahu kira-kira menurut Anda, apa penyebab masing-masing masalah tadi ?”

Saya merasa tersanjung dianggap bisa mengenali masalah, maka saya makin bersemangat menguraikan bermacam penyebab dari semua masalah itu.

Lalu satu persatu saya uraikan kemungkinan penyebab berbagai masalah negeri ini. Korupsi karena bla-bla-bla. Radikalisme karena bla-bla-bla. Inferiority karena bla-bla-bla, dan seterusnya.

SP = “Saya kagum, Anda bisa merumuskan akar penyebab berbagai masalah negeri ini dengan jelas”.
Komentar itu membuat hati saya mengembang, mekar bagai bunga mawar.

SP = “Saya yakin, Anda pun sebetulnya juga tahu bagaimana cara mengatasi berbagai masalah yang sudah Anda ketemukan penyebabnya itu”.

BS = “Saya ? Lho siapa saya ini ? Saya kan bukan seorang SP”

SP = “Apakah Anda pikir semua masalah tadi bisa diselesaikan hanya oleh yang disebut SP seorang diri ? Ini bukan negeri monarki absolut kan ? Di mana seorang raja menentukan nasib seluruh negeri ?”

BS = “Memang bukan kerajaan sih. Tapi pemimpin negara kan sangat berpengaruh bagi kehidupan rakyatnya.”

SP = “Seberapa besar pengaruhnya ? Apakah tak terbatas?”

BS = “Kekuasaan tentu dibatasi Undang-Undang supaya tidak sewenang-wenang. Seorang Presiden bertanggung-jawab di cabang kekuasaan eksekutif. DPR berwenang di urusan legislatif dan pengawasan. Untuk penegakan aturan main bernegara ditangani oleh lembaga judikatif.”

SP = “Lalu siapa yang mengawasi semua lembaga pemangku kekuasaan itu?”

BS = “Ya rakyatlah sebagai pemegang kedaulatan. Presiden dipilih rakyat. DPR juga dipilih rakyat. Lembaga judikatif juga diawasi oleh sebuah Komisi yang dipilih oleh para wakil rakyat”

SP = “Jadi di negeri demokrasi ini sesungguhnya yang berkuasa adalah Rakyat?”

BS = “100% betul !”

SP = “Lalu mengapa masih menunggu-nunggu kedatangan SP? Bukankah rakyat berhak menentukan siapa saja yang memenuhi syarat untuk jadi pemimpin?”

BS = “Lha..iya itu … kok masih menunggu SP ya?”

SP = “Coba Anda perhatikan negara-negara demokrasi yang sudah mapan dan pergantian pemimpin negaranya berlangsung secara teratur tiap beberapa tahun sesuai aturan main yang disepakati.. Apakah di negara itu terjadi perubahan besar ketika pemimpinnya berganti?

BS = “Tidak ada perubahan secara drastis. Secara umum kondisinya stabil.”

SP = “Itu pesan yang mau saya sampaikan. Rakyat negeri Anda harus membangun sistem demokrasi yang sehat dan menjamin stabilitas politik, supaya tidak ada gejolak pada setiap pergantian pemimpin negeri.

Kemudian, sistem pemilihan umum negeri Anda juga harus memungkinkan munculnya calon pemimpin yang sesuai kriteria seorang SP dengan ongkos yang terjangkau. Rakyat pun harus memilih wakil-wakilnya di DPR yang sekaliber SP.
Selanjutnya, seorang presiden kaliber SP tentu akan memilih para menteri kaliber SP pula. Begitu seterusnya, para pemangku kekuasaan semua akan berkaliber SP. Anda juga memilih bupati atau gubernur yang kaliber SP.

Setelah sistem berjalan secara stabil, maka kondisi negeri ini tidak akan bergantung lagi pada figur seorang pemimpin tunggal. Pemimpin boleh datang dan pergi, namun negeri dengan sistem dan rakyat yang telah mencapai kaliber SP akan tetap berjalan dengan stabil dan mantab.

Kalau kondisi negeri stabil secara berkelanjutan, maka perbaikan kualitas hidup akan lebih mudah dilaksanakan. Kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh warga negara akan lebih mudah dicapai. Bukankah itu yang dicita-citakan ?”

BS = “Tapi bisakah negeri ini mencapai kondisi ideal seperti yang Anda paparkan itu? Kalau pun bisa, butuh waktu berapa lama?”

SP = “Pasti bisa ! Karena negara dan bangsa lain juga bisa.
Soal waktu, semua upaya membutuhkan proses. Semakin cepat Anda semua sepakat untuk memulai sistem ini dengan menggunakan metoda yang tepat , semakin cepat pula hasilnya dipanen.”

BS = “Apakah demokrasi memang merupakan sistem yang terbaik dan paling kondusif untuk menghasilkan para pemimpin berkualitas SP?”

SP = “Demokrasi adalah sistem yang lebih baik daripada otokrasi, karena menjamin kesetaraan dalam hak dan kewajiban warga negara. Sehingga kekuasaan dan kenikmatan tidak dikeloni selamanya oleh elite penguasa otoriter seperti pada sistem totaliter, monarki absolut, dan diktatorial. Negeri ini pernah mengalaminya kan?

Pada sistem non-demokratis, stok pemimpin tidak banyak pilihan. Dari kakek, turun ke anak, turun ke cucu, ke cicit, dan seterusnya. Tidak ada pemerataan kesempatan bagi rakyat untuk menjadi pemimpin. Tidak ada kompetisi sehat untuk mencari calon pemimpin terbaik.

Jadi, maaf ini misalnya, sekalipun Anda kurang cerdas, secara mental dan emosi kurang stabil, tapi karena Anda adalah cucu mahkota, maka tanpa usaha keras pun, tahta dan mahkota menanti Anda.”

Ketika saya sedang berusaha mengunyah kata-kata SP tiba-tiba alarm berbunyi… dan SP pun menghilang begitu saja tanpa pamit. Saya terbangun. Lalu saya cepat-cepat menyalakan laptop dan mulai menuliskan mimpi saya sebelum lupa.

Kapan-kapan saya akan menyambung mimpi ini…

Time: Sunday, 23 April 2017 at 19:13

35 respons untuk ‘Dialog Dengan Satrio Piningit

  1. Tulisan terbaru sumbangan dari Kang Bambang Sindoro. Bacaan tambahan untuk penggemar topik SP.

    Bahasan tentang SP di dongbud menjadi lebih variatif karena memiliki banyak topik dan halaman tentang SP yang bisa didiskusikan.

    Nuwun untuk Kang Bambang atas sumbangan tulisannya. Semoga sehat selalu.

  2. Sala dan selamat pagi Kang Wage..Kang Bambang…

    Saya sangat setuju ulasan diatas bagaimana cara dan solusinya supaya negeri ini sejahtera dan bangkit dari keterpurukan..
    Negeri ini masih banyak bandit dan menjadi pemimpin dan bagaimana caranya rakyat merebut kembali hak nya , rakyat yang sebenarnya sebagai raja atau penguasa atas negeri ini..

    Salam

  3. Ini bukan mimpi…tapi ini cmn sekedar impian .
    Membuat karangan mimpi bs dilakukan oleh siapapun.
    Adapun jika terbawa impian sebelum tidur kemudian bermimpi , maka mimpi itu berasal dr impiannya saja dan tdk bs dijadikan sbg kebenaran .
    Semua apa saja yg kita impikan sblm tidur , bs
    Terbawa dlm mimpi dan jadilah mimpi itu hanya sbg khayalan belaka.

  4. Lebih baik sistem voting dan jalur independen karena tidak menguras uang rakyat,hukuman koruptor harus di setarakan hukuman bandar narkoba, disini mah cuma ngarepin perang dunia supaya negara orang hancur dan disini naik..wkwkwk..,bayar bunga hutangnya saja susah. Setiap orang berhak jadi pemimpin tanpa memandang kasta, tapi ya pemimpin di sini harua muslim.

    1. Hidup disini susah karena orangnya rakus dan kikir penganut iblis,agama itu cuma kedok padahal rampok muka tembok.rakusnya melebihi ular piton

    2. Sistem demokrasi sdh diterapkan di indonesia bahkan di seluruh dunia…dan hasilnya malah buruk tdk ada kebaikan dr sistem demokrasi…kalo sp menjalankan sistem demokrasi lagi utk kemajuan negeri ini , apa bedanya dgn semua presiden yg ada sekarang dan sejak dulu bukankah sistem demokrasi sdh dijalankan…?
      lalu perubahan apa yg sp lakukan jk sistem demokrasi lagi msh dijalankan…?
      Sp akan melakukan perubahan yg besar sdh jelas akan berbeda dgn semua sistem yg sdh berjalan slm ini…
      Kalo sistem yg sdh dijalankan slm ini , lalu apa gunanya lagi kemunculan sp jk sistem ini jg akan ttp dijalankan…?, toh banyak yg lain yg sdh pada hebat mengenai sistem demokrasi ini…lagipula sistem ini adalah sistem dajjal dan illuminati laknatullah alaihim. ..sistem ini membawa keburukan bg seluruh alam.

    3. Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api.
      Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
      يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
      “Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
      Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.
      Ath Thibiy berkata bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.
      Sedangkan Al Qari mengatakan bahwa sebagaimana seseorang tidaklah mungkin menggenggam bara api melainkan dengan memiliki kesabaran yang ekstra dan kesulitan yang luar biasa. Begitu pula dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di zaman ini butuh kesabaran yang ekstra.
      Itulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.
      Ingatlah janji Allah,
      إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
      “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).
      Sebagaimana disebut dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, Al Auza’i menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa ditimbang dan tak bisa ditakar. Itulah karena saking banyaknya.
      Ibnu Juraij menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa terhitung (tak terhingga), juga ditambah setelah itu.

      Sumber : https://rumaysho.com/10479-mereka-yang-memegang-bara-api.html

  5. salam sejahtera untuk semua

    untung akang bambang sindoro
    ndak tanya…. kenapa ndak muncul-muncul?
    pasti ceritanya bisa lebih cair….

    1. Banyak rampoknya ….pembahasan anda sgt bagus dan tepat skl…itulah yg dirasakan sp saat ini…makanya jk dia sdh diizinkan keluar nanti , sunnah2 yg sgt sulit dijalankan saat ini sgt kemunculannya akan diwajibkannya sunnah2 ini dilaksanakan seluruh dunia …krn hanya dgn menjalankan sunnah2 maka akan damai dan sejahteralah bumi ini.
      Dan kebalikannya yg akan terjadi , para pelaku maksiat dan kebhatilanlah yg akan dikucilkan dan dihukum dgn hukuman yg adil.

    2. Hehehe…setiap orang punya karakter dan kebiasan masing2 ada yang suka berjanggut dan ada yang tidak suka,ada yang suka pakaian ala timur tengah ada yang suka casual dll,semua tidak bisa dipaksakan dan bukan karena pakaian seseorang bisa mengenal Allah.
      Sepertinya sp tidak akan keluar biarlah koruptor saja yang keluar.
      Kaum duafa disini lebih baik ibadah dan bekerja walau tau sulit punya masa depan karena sudah terlanjur di garong.
      Yang menabur pasti menuai.
      Tidak ada perbuatan tanpa ada balasan.

  6. Selamat malam semua para penghuni dongbud, seharusnya kita mensyukuri nilai luhur bangsa ini, kearifan leluhur yg dapat menerima kerabat dan keturunannya untuk mengambil nilai nilai baru yg bisa dikatakan semuanya dari luar nusantara, hanya sayang makin ke sini makin dilupakan, yg ada dan mengemuka hanya fundamentalisme, radikalisme, seakan lupa awal muasal sejarah bgmn nilai nilai itu dimulai di nusantara. Bahkan berani berkata leluhurnya tidak akan selamat krn tidak mengenal agama agama jaman sekarang ini yg sekarang dianutnya. Lupa akan leluhur yg walau tidak mengenal Tuhan secara iman agama wahyu, (Yahudi, Kristen, Islam) namun para leluhur bangsa ini jauh lebih menyadari keberadaan IllahiNya dalam rupa keyakinan dan agama sebelum agama agama besar itu tiba di nusantara. Satu hal ini oleh Bapak Bangsa kita, Bung Karno, sdh disadari oleh beliau ketika mesti merumuskan ideologi bangsa kita tercinta ini, yg akhirnya KeTuhanan yg Maha Esa menjadi sila pertama yg artinya bangsa ini semestinya berpangkal pada kesadaran akan Tuhan yg sama, yg Esa itu, yg telah mengutus banyak utusan Nya dari jaman ke jaman demi menunjukkan kasih Nya. Sila yg lain adalah wujud dari sila ini. Bumi pertiwi yg akhirnya membuka diri akan nilai nilai yg datang ke negeri ini. Pada dasarnya leluhur kita sdh menyadari, akan adanya Tuhan, kitapun juga yakin akan Tuhan yg Maha Pengasih yg tentu Dia menghendaki kita supaya berlaku sbg pengasih juga. Kita boleh melihat, bhw ada cerita mengenai banjir besar, dalam legenda rakyat, pun catatan kitab suci, jika di kitab yg ada pada jaman Nuh, apa yg ada di jaman itu, yaitu manusia berkelakuan tidak baik, hidup penuh kekerasan, melanggar kodrat, sehingga Tuhan kecewa, dan mendatangkan air bah yg luar biasa besar namun Nuh yg menurutiNya dan keluarganya diselamatkan. (Mungkin seperti diilustrasi di film 2012 dahsyatnya, dan itu mungkin bila rotasi bumi ini tertahan satu detik saja, air tsunami maha dashsyat dapat naik dari barat) . Menilik mundur ke belakang, apa yg di lakukan Kain thd Habil, sangatlah juga dikecam Tuhan. Kain membunuh saudara nya itu krn dengki dan mencoba mendustai Tuhan. Hukum Taurat yg sejatinya demi menjaga hubungan dan norma antar orang dalam bangsa Israel juga dgn TuhanNya, malah dijadikan pemuas nafsu kekejaman para ahli agama Yahudi di jaman itu, demi untuk merajam, menghukum bahkan bisa sampai mati. Tidak heran bahwa Yesus, nabi Yahudi terakhirpun yg sudah diwahyukan di kitab kitab merekapun menjadi korban dibunuh di salib. Melalui Yesus ini dimintakan juga kepada para muridnya supaya mewartakan Injil yaitu sabda nya selama karya hidupnya ke seluruh dunia, spy orang mengetahui maksud Tuhan ditujukan demi keselamatan seluruh manusia. Meski diyakini telah bangkit dari mati, namun bangsa Yahudi dan Romawi di mana ajarannya bermula tetap banyak yg tidak percaya (terlebih akan ajaran kasih Tuhan), dan tetap melakukan kekerasan dan kekejian. Tuhan tidak diam dan tetap mengirimkan utusan di kemudian hari sampai sekarang, ketika orang diingatkan kembali akan Tuhan yg Maha Pengasih dan Penyayang, jelas dengan maha, dia yg paling utama , tentulah esa. Namun sebagian yg mengaku meyakini Nya, malahan berbuat kekerasan terhadap Nya juga terhadap sesama nya, yg sejatinya sesama nya itu semestinya dia pandang sebagai saudara, sesama keturunan manusia pertama yg diciptakan, dengan memelihara perbuatan kasih. Namun yg terjadi adalah mendiskriminasi , mengkafirkan, bahkan ada yg sampai membunuh. Sungguh Roh Kebaikan yg ditiupkan oleh Nya dalam setiap embrio manusia itulah yg selalu paling sering dan banyak dipingit oleh manusia. Yg malahan ditekan tekan ke dalam agar tidak muncul, dgn alasan krn kecewa, disakiti, digusur, perbedaan prinsip, juga agama. Roh itu yg merindukan Tuhan, yg juga menggerakkan leluhur bangsa ini untuk mencari Nya dari nilai nilai baru yg masuk. Saatnya nanti jika seluruh insan bangsa kita kembali menyadari hal ini, Roh itulah yg akan menyatukan kita dalam satu keyakinan akan satu Tuhan yg Maha Pengasih, Penyayang, satu persaudaraan yg kuat, keluarga besar bangsa Indonesia dalam NKRI yg berbhinneka Tunggal Ika, agar jangan sekedar menjadi slogan, tapi sungguh dinyatakan dalam sikap hidup sehari hari. Jujur saya kira, SP nya masih kita pingit dalam lembah terdalam di hati kita ….

  7. Itulah bukti bahwa SATRIO PININGIT kalian itu, tukang ngeles. Dahulu dengan PeDe nya ingin menjadi pemimpin, tiba udah memimpin, dan gak sanggup, LANGSUNG deh keluar jurus NGELES nya, seperti kisah anda diatas.

    Janganlah kalian HINA kami lagi, karena memiliki saudara orang jawa, yang menawarkan buah MAJA yang kelihatan enak, ranum, lezat ternyata PAHIT rasanya.

    SUDAH CUKUPLAH HINAAN YANG KAMI TERIMA, KARENA SELAMA INI DIPIMPIN OLEH ORANG ORANG JAWA, DARI SEJAK RAJA RAJA KALIAN HINGGA SATRIO PININGIT KALIAN ITU.

    Kepada penulis, sampaikanlah kepada SP yang ada dalam mimpi anda itu : “SADAR DIRILAH ANDA, JANGANLAH KALIAN HINA KAMI LAGI, KARENA MEMILIKI PEMIMPIN PEMIMPIN SEPERTI ANDA”

    Tolonglah anda sampaikan kepada orang yang hadir dalam mimpi anda itu.
    Terima kasih…

  8. nasehat sp di atas :

    Pada sistem non-demokratis, stok pemimpin tidak banyak pilihan. Dari kakek, turun ke anak, turun ke cucu, ke cicit, dan seterusnya. Tidak ada pemerataan kesempatan bagi rakyat untuk menjadi pemimpin. Tidak ada kompetisi sehat untuk mencari calon pemimpin terbaik.

    Jadi, maaf ini misalnya, sekalipun Anda kurang cerdas, secara mental dan emosi kurang stabil, tapi karena Anda adalah cucu mahkota, maka tanpa usaha keras pun, tahta dan mahkota menanti Anda.”

  9. Slamat malam, sy baru baca di detikcom. Mari kita dukung saudara saudara yg masih sedang memperjuangkan keyakinan/kepercayaan/agama leluhur yg diwariskan turun temurun, nilai nilai luhur bangsa ada di dalam nya..agar dpt diterima, diakui, dan boleh dicantumkan di ktp..

    1. mas bambang sindoro@ apakah anda ingin ketemu sosok sp?
      ane akan memandu anda ketemu orangnya suerrr.

  10. Waah.. kaya Turis aje Ente, pake Pemandu atau kaya di Tempat Karaoke pake Pemandu ?
    Jangan jangan nanti ujung ujungnya cuci otak & kw ?
    Hihihihihiiii….

    1. katenye mau cari tempat yang terang..dlm kegelapan.?
      untuk mancari sosok yang bersembunyi di tempat yang terang…
      wakakakakaka….

    1. gajah mada (itu gelar, hampir2 setiap patih Majapahit itu gelarnya Gajah), gajah mada itu jabatannya PATIH (bukan raja)
      sedangkan SP itu raja

  11. Hahaha dari zaman ke zaman orang penasaran dengan sosok SP, ada yang bilang begini lah, ada yang bilang begitu lah… Ada juga yang menderita dikira sosok SP asli, kena test power banyak paranormal. Kalau menurut saya mau sampai kapan pun beliau tak akan muncul, gelarnya saja “Satria Piningit”, bukan dipingit, tapi memang piningit alias tersembunyi. Aura nya bisa dirasakan, tapi sosoknya tidak akan didapatkan. Yang diajarkan adalah kesadaran supaya seluruh NKRI ini pada sadar atau eling tapi syaratnya ya harus bisa tuning gelombang pikiran dulu. Makin dicari makin ngga ketemu, tapi dengan duduk santai meditasi atau mimpi mungkin akan bertemu dengan beliau. Kalau versi saya tampan orang nya, pakai ikat kepala, baju pakaian karate/taekwondo, ngga ada miripnya dengan gajah mada.

    1. tapi menurut musara jayabaya, SP itu sembunyi di alam terang, hanya kitanya saja yg sulit menemukan

      sembunyi di alam terang itu = SEMARANG tembayat
      itulah yg mengerti akan rahasia ramalan ku

  12. Salam kangen Kang Wage serta sedulur semuanya.

    Selamat Hari Raya Idhul Fitri bagi yg muslim,
    dan
    Mohon maaf lahir & batin kepada semuanya

  13. Silahkan mampir ke gubuk reotku
    Facebook nurdi prabowo saya sediakan minuman dan makanan ringan jika suka silahkan dibawa pulang dan dibagikan. Terima kasih

  14. wah sudahlama saya tidak mampir ke padepokan mbah wager. Dulu yang katanya SP itu Pak Jokowi, tapi semakin kesini sepertinya bukan. apakah ramalan jayabaya itu bakalan terwujud nantinya? Mengingat sebaik apapun pemimpin pasti bakalan ada yang menentangnya… Contoh A**k, gebernur terbaik se-Asia masuk penjara karena masalah Ag**a. Dapat di asumsikan SP adalah ketika rakyat mememegang kendali sistem pemerintahan. Saat itulah pemimpin SP ada di negeri ini untuk rakyat serta mampu memberikan sistem hukum yang sepatutnya.

    Rumah saya yang lama udah saya tinggalin mbah… mampr ke rumah saya yang baru ya… ya mungkin hanya sekedar minu kopi saja ….

    1. Pak SP belum dapat wadah yang pas, calon pemimpin negeri ini dominan terjebak pada ambisi pribadi nya. Yang awal nya lugu dan polos, setelah merasakan nikmatnya kekuasaan pada lupa daratan. Lupa pada ikrar nya. Yah namanya juga lakon, Pak SP juga memaklumi. Tapi ya jangan gitu gitu banget. Ngono ya ngono neng ojo ngono. Ingatlah terhadap amanat penderitaan rakyat. Tapi ya sulit, yang punya duit tetap lupa daratan. Bahkan ada elit politik yang berusaha mengadakan goro-goro agar nanti nya salah satu kroni nya dapat dimunculkan sebagai SP, dicocok-cocokan dengan ramalan jayabaya. Halah, Pak SP sudah baca gerakan nya semua, sepertinya 2019 tidak usah pilih siapa-siapa pilih rakyat saja semuanya hahaha.

  15. Langkah -langkah awal untuk menuju Indonesia jaya adalah :
    1. Bangsa Indonesia harus berkiblat di Indonesia dan tidak perlu berkiblat ke Arab.
    2. Bangsa Indonesia harus menyembah Tuhannya mdengan menggunakan bahasa Indonesia .
    3. Bangsa Indonesia harus patuh pada Tuhan saat ini ( apapun nama Tuhan itu ) dan tidak perlu patuh pada buku Kitab .
    4. Bangsa Indonesia harus naik haji di Indonesia dan tidak perlu naik haji di Arab.
    5. Bangsa Indonmesia harus mengusir setan ( lempar jumroh ) di Indonesia dan tidak mengusir setan di Arab. dan lain lain langkah selanjutnya.

Nama, mail dan website BOLEH diKOSONGkan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.