# Mimbar Agama dan Budaya
Tulisan menarik karya Bli Putu Wawan, yang khusus ditulis atau disumbangkan untuk blog dongeng budaya.
“WAKTU”
Oleh : Putu Wawan. Lanjutkan membaca “WAKTU (Kala)”
# Mimbar Agama dan Budaya
Tulisan menarik karya Bli Putu Wawan, yang khusus ditulis atau disumbangkan untuk blog dongeng budaya.
“WAKTU”
Oleh : Putu Wawan. Lanjutkan membaca “WAKTU (Kala)”
Halaman ini khusus membahas topik seputar Imam Mahdi. Halaman ini dibuat sebagai respon dari usulan dan saran beberapa warga dongbud untuk memisah topik Satrio Piningit dan Imam Mahdi. Harapannya dengan dibukanya halaman ini maka akan menjadi alternatif atau jalan tengah menghindari diskusi panas yang mungkin terjadi. Lanjutkan membaca “Halaman Khusus Imam Mahdi : Dajjal, ISIS, Teori Konspirasi dll”
DONGBUD-Wager. Akulturasi antara kepercayaan lama dan agama baru melahirkan budaya yang unik. Kekerabatan yang kuat, kecintaan pada budaya serta kearifan lokal merupakan kunci keberhasilan komunitas atau masyarakat tersebut dalam melestarikan tradisinya leluhurnya. Salah satu dari komunitas unik ini adalah Komunitas Adat Bonokeling di Jawa Tengah.
Apa itu komunitas Bonokeling? Apa keunikannya, ritual dll, berikut ini adalah beberapa info dan foto yang mudah-mudahan bermanfaat. Lanjutkan membaca “Komunitas Bonokeling”
Artikel Copy Paste
Oleh : Nasaruddin Umar | Rabu, 20 Mei 2015 | 02:04 WIB
INILAH.COM – Suku Tolotang terletak di bagian selatan Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Tolotang dari akar kata To artinya orang dan Lotang artinya selatan. Disebut Tolotang karena komunitas ini tinggal di Sidenreng di wilayah Amparita dan menyebut diri sebagai To Lotang. Lanjutkan membaca “Agama Tolotang”
DONGBUD. Wager Mahardika. Mengenal diri sendiri, topik yang sepertinya sangat laris dijadikan bahan tulisan. Berdasarkan data dari mbah google, ada sekitar 1,7 juta artikel yang memuat kata “mengenal diri sendiri”. Luar biasa !
Apa sih yang dimaksud dengan mengenal diri sendiri? Kalau sudah kenal lalu apa? Jawabannya sepertinya cukup beragam tergantung penulisnya. Kebanyakan orang sepertinya akan menjawab bahwa mengenal diri sendiri berkaitan dengan agama atau berkaitan dengan pencarian Tuhan. Data dari google sepertinya sudah menjawabnya antara lain “Mengenal diri sendiri menurut Islam, cara Kristen, Buddha dll”. Lanjutkan membaca “Mengenal Diri Sendiri, Mengenal Negeri Sendiri”
Judul asli : Pebangkitan Kesadaran, Kebangkitan Aku
Penulis : Iful Sevenstar
Membangkitkan kesadaran diri itu adalah membangkitkan Aku, Aku itulah diri kedua anda yang maya. Banyak pelatihan spiritual dan supranatural yang bertebaran banyak di masyarakat, semua pelatihan itu menawarkan berbagai macam metoda dan cara untuk menyingkap kebenaran. Ada yang berbentuk pelatihan ESQ, pendidikan tasawuf, training Makrifatullah, meditasi kundalini, tarekat, kursus kebatinan dll. Lanjutkan membaca “Membangkitkan Kesadaran, Kebangkitan Aku”
DONGBUD. WageR. Apakah Anda pernah berbuat baik? Pertanyaan yang sangat konyol. Saya yakin, setiap orang cendrung menganggap dirinya sebagai orang baik, jadi berbuat baik, jawabannya bukan lagi pernah tapi sering.
Apa itu berbuat baik? Berhubung ini bukan blog filsafat atau blog religius tapi blog abal-abal, jadi tidak ada definisi atau dalil yang nyelimet. Berbuat baik ya berbuat baik, menolong sahabat yang sedang kesusahan, menyumbang korban bencana, melayat tetangga yang ditimpa kemalangan dll. Silakan ditambah atau dikurangi menurut versi Anda sendiri. Yang jelas, topik bahasan kali ini adalah pertanyaan konyol tentang maksud atau tujuan berbuat baik. Ya, untuk apa kita berbuat baik? Lanjutkan membaca “Untuk Apa Berbuat Baik ? Untuk Apa Menolong Orang?”
Diary Animisme bagian II .
DONGBUD. Wager. Hari ini saya mencoba menulis topik bahasan yang paling privat menurut saya yaitu tentang Tuhan. Selama ini pada setiap bahasan atau debat tentang Tuhan, umumnya saya selalu menghindar. Kemudian diisaat chating dengan seorang teman baru dan akhirnya menjadi saudara jauh, saya juga sempat ditanya tentang Tuhan. Seperti kebiasaan sebelumnya, sayapun menghindar namun berjanji akan menuliskannya nanti secara lengkap namun ternyata selama bertahun-tahun janji tersebut tidak saya tepati. Jadi lewat kesempatan kali ini, saya mencoba belajar untuk menepati jaji. Lanjutkan membaca “Tuhan Abal Abal”
Peringatan : Blog sesat. Bukan bacaan untuk anak-anak. Pembaca type Facebook, baca judul doang lalu berkomentar atau baca satu paragraf sudah kelelahan, SEBAIKANYA tidak membaca atau mengakses blog ini.
Banyak orang alergi, marah guling-guling atau bahkan langsung terkapar pingsan dikala mendengar atau membaca kata sesat, terlebih kalau bersinggungan dengan agama. Kenapa ? Semua agama pada dasarnya adalah sesat kalau dilihat dari sudut arah yang berbeda.
DONGBUD – Wage Rahardjo. “Hindu agama sesat”, entah sudah berapa ratusan kali kata tersebut nongol di daftar kata kunci ke blog abal-abal. Saya sih senyum-senyum saja membacanya. Sayang, artikel yang dicarinya tidak ada di blog ini. Namun selang beberapa hari, kata kunci tersebut muncul kembali. Nah, daripada pembaca kecewa bolak balik seperti strika atau membaca dari sumber yang “tidak jelas”, akhirnya saya memutuskan untuk membuatkannya, persis seperti apa yang mereka cari. Lanjutkan membaca “Hindu, Agama Sesat dan Tidak Jelas ???”
Artikel Copy Paste
Kearifan Lokal Komunitas Dayak Indramayu.
Berdikari Online. Rabu, 14 September 2011 | 18:18 WIB
Ketika membaca judul tulisan ini, mungkin anda akan merasakan adanya suatu kerancuan. Kerancuan itu terutama pada korelasi antara kata keempat dan kelima dari judul tulisan, “Dayak Indramayu”. Adakah suku dayak di Indramayu? Bukankah dayak merupakan etnis yang berdomisili di pulau Kalimantan?
Ternyata di Kabupaten Indramayu, tepatnya di Desa Krimun, Kecamatan Losarang, terdapat komunitas yang menamakan dirinya sebagai komunitas Dayak atau lebih lengkapnya komunitas Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu. Mendengar nama lengkap komunitas ini pun pasti akan menimbulkan tanda tanya besar pula dibenak kita, terutama bila dicermati adanya dua kata yang merujuk pada nama dua agama besar yang berasal dari India, Hindu dan Budha. Ada makna apa dibalik nama-nama ini? Komunitas macam apakah mereka sebenarnya? Lanjutkan membaca “Komunitas Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu”
Ruang Diskusi / Dialog / Tanya Jawab Ataupun Debat Seputar Agama Islam (Dalam Perspektif Wawasan Persatuan & Kesatuan serta Kedamaian di NKRI, Menuju Indonesia Mercu Suar Dunia) Lanjutkan membaca “Halaman Khusus : Agama Islam”
Dongbud – Wage Rahadjo. Suatu hari, beberapa puluh tahun lalu, disaat pelajaran agama, guru saya tampak membanting sebuah buku kecil di atas mejanya. Dengan suara menggelar bak suara geledek, beliau menjelaskan bahwa buku tersebut isinya menyinggung dan menjelek-jelekkan agama Hindu. Para siswa hanya terdiam dan sang guru berbicara sampai teregah-egah menumpahkan kekesalannya,
Selang sehari kemudian, ketika pulang dari sekolah, saya melihat buku yang “menghina agama Hindu” tersebut tergeletak di ruang tamu di rumah saya. Judul buku dan pengarangnya maaf, saya lupa. Namun yang jelas pada sampul luarnya terdapat gambar seorang anak yang ditutup dalam kurungan ayam dan di latar belakang tampak orang dewasa yang berpakaian adat Jawa. Buku tersebut membahas tentang budaya masyarakat Jawa dan Nusantara yang disebutkan oleh penulisnya merupakan sisa-sisa pengaruh agama Hindu dan Animisme. Lanjutkan membaca “Fanatik Membunuh Rasa Simpatik, Radikal Membunuh Akal”
Dongbud – Wage Rahadjo. Tulisan ini mungkin kelihatannya iseng dan mengada-ada. Masak sih ada tips dan trik masuk surga? Namun kalau Anda rajin menyimak khotbah atau rajin baca kitab suci, sebetulnya semuanya sudah sangat jelas. Cuma para pendeta dan pengkhotbah malu-malu kucing untuk menyebut kata “Tips dan Trik Masuk Surga”, padahal maksudnya sama saja.
Surga adalah idaman bagi banyak orang. Untuk tujuan itulah kita berbuat baik mengumpulkan pahala dan sembahyang siang malam. Emang tujuannya untuk apa selain ingin masuk surga?
Namun jalan menuju surga tidaklah mudah, apalagi di zaman sekarang, godaan duniawi, serbuan budaya barat yang memberikan pengaruh merusak luar biasa. Kemudian ditambah lagi dengan pertumbuhan jumlah umat yang luar biasa, membuat tingkat persaingan menuju surga menjadi lebih keras dan bahkan brutal sampai harus bunuh-bunuhan. Lanjutkan membaca “Tips dan Trik Masuk Surga”
DONGBUD – Wage Rahadjo. Jepang adalah salah satu negara yang sangat maju. Selain kemajuan ekonomi dan teknologi, Jepang juga terkenal sebagai salah satu negeri yang sangat aman dengan tingkat kriminalitas yang tergolong relatif rendah. Korupsi, pencurian serta pemerkosaan adalah berita yang relatif “langka” di negeri tersebut. Wanita pulang kerja tengah malam sendirian dengan pakaian ketat atau seksi adalah pemandangan biasa.
Namun siapa sangka, beberapa abad yang lalu, negeri tersebut adalah tergolong negeri jahililah alias barbar. Peperangan memperebutkan perluasan wilayah antar kelompok Samurai terjadi nyaris tanpa henti. Perang saling tusuk dan penggal kepala nyaris mewarnai sejarah negeri mereka. Lanjutkan membaca “Seandainya Nabi Lahir Di Jepang”
Dongbud – Wage Rahadjo. Tidak ada manusia yang sempurna. Semua orang pasti setuju dengan kalimat tersebut bukan?
Kepala mungkin mengerti, telinga bisa mendengar, mulut bisa meniru, mengulang atau mengucapkan, namun terkadang kita bersikap sebaliknya yaitu tanpa sadar kita terkadang telah mendewakan seseorang.
Presiden Sukarno misalnya, jelas adalah contoh seorang pemimpin yang kharismatik dan diidolakan oleh banyak orang. Beliau tegas dan berani misalnya menolak intervensi asing, sehingga wajar kalau beliau disegani sekaligus ditakuti pemimpin negara lain. Lanjutkan membaca “Tidak Ada Manusia Sempurna, Nabi Juga Manusia”
Wage Rahardo, Dongbud. Saya adalah seorang penganut animisme, suatu kenyataan yang tidak pernah saya sembunyikan. Di tiap kesempatan kalau ditanya tentang agama, saya selalu menjawab dengan jawaban yang sama, Animisme. Jawaban yang terkadang membuat si penanya heran dengan kening berkerut. Animisme? Ya, apanya yang salah dengan animisme? Lanjutkan membaca “Animisme Agamaku (Kisah Seorang Penyembah Pohon)”
Anda senang dicubit? Asem, siapa juga yang senang. Yang namanya dicubit ya pasti sakit bukan? Bagaimana kalau dicubit sama pacar atau pasangan? Weleh, kalau itu sih lain lagi ceritanya. Bagaimana kalau dicubit soal agama? Waduh, kalau ini sih sakitnya kagak nahan, bisa sampai guling guling.
Siapapun tentu akan marah besar BESAR kalau agama yang kita banggakan dan peluk-peluk setengah mati ini dcubit-cubit. “Jangan mencubit kalau tidak mau dicubit !” Ya, terkadang cubit cubitan dalam beragama terjadi karena ada yang memulai. Sama halnya dengan menghormati orang lain, kalau ingin dihormati tentu kita juga harus menghormati orang lain bukan?
Namun benarkah kalau kalau kita menghormati orang lain maka kita juga akan dihormati? Benarkah kalau kita tidak mencubit maka kita juga tidak akan dicubit? Benarkah kalau kita tidak nipu atau nyolong maka kita tidak akan ditipu/dicolong? Kalau melihat realitas yang ada, sepertinya tidak sesuai. Lanjutkan membaca “Agama Dan Cubit-Cubitan”
Melihatkah Anda bagaimana batin mengecoh dirinya sendiri? Bisakah Anda membawa apa yang tak dikenal, apa yang tak bisa dialami, ke dalam apa yang terkondisi, ke dalam alam yang dikenal?
Tentu saja tidak. Jadi jangan mencobanya. Jangan mencoba untuk menemukan Tuhan, kebenaran, oleh karena hal itu tidak punya arti. Yang bisa Anda lakukan hanyalah mengamati kerja batin Anda sendiri, yang adalah wilayah konflik, kesengsaraan, derita, ambisi, pemenuhan, frustrasi. Itu bisa Anda pahami, dan batas-batasnya yang sempit bisa diruntuhkan.
Namun Anda tidak berminat dengan itu. Anda ingin menangkap Tuhan dan menaruh dia di dalam sangkar apa yang Anda ketahui, sangkar yang Anda namakan tempat ibadah, kitab, guru, sistem. Dan Anda merasa puas dengan itu. Dengan berbuat demikian Anda mengira, Anda menjadi sangat religius. Bukan!
Penulis: Iful Sevenstar. ” Sedulur papat limo Pancer ” atau saudara empat dan yang ke lima adalah pancer, adalah bukan sekedar filosofi jawa yang bersifat mistis tetapi adalah watak sejati manusia untuk berjalan di alam nyata di muka bumi ini. Sedulur papat atau saudara empat diri manusia itu adalah Empat penjuru mata angin (Barat, Timur, Selatan, Utara), Empat anasir alam semesta (Air, angin, api, tanah), Lanjutkan membaca “Kesadaran Sadulur Papat Limo Pancer”
Masyarakat penganut kepercayaan Sunda Wiwitan yang berada di kaki gunung cermai membawa hasil bumi dalam upacara Seren Taun 22 Rayagung 1947 di Kuningan, Jawa Barat, 17 Oktober 2014. Acara tersebut merupakan ungkapan syukur atas suka duka dalam bidang pertanian. TEMPO/Nurdiansah. Sumber image dan keterangan gambar : Tempo.co Lanjutkan membaca “Seren Taun, Upacara Adat Agama Sunda Wiwitan”
DONGBUD FILE : Folder Copy Paste
BANDUNG, KOMPAS.com — Dari selembar kertas, Ira Indrawardana kebingungan. Bocah berusia 9 tahun itu tak mampu mencerna kalimat pertanyaan yang tertulis di atas kertas tersebut. Pertanyaan itu berisi lima kolom agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Ira diminta oleh gurunya untuk memilih salah satu. Bukannya menjawab, ia malah bingung dan tak mampu mengisi. Karena ia sadar tak ada agamanya tertera di kelima kolom tersebut, ia pun memutuskan untuk meminta bantuan sang ayah. Lanjutkan membaca “Sunda Wiwitan, Ketika Mereka Dipaksa Jadi “Bunglon””
CATATAN ADMIN. Apa itu FPI? Sepertinya banyak dari pembaca yang “tidak tahu”. Saya sendiri misalnya, hanya mengenal keberadaan dan aksinya lewat berita semata. Sialnya, semua berita yang saya baca nyaris sebagian besar cendrung negatif. Nah lewat postingan berikut mudah-mudahan akan akan mengubah sudat pandang kita menjadi lebih simpati atau…… sebaliknya menjadi tambah anti-pati. Lanjutkan membaca “Memahami “Niat Baik” FPI”
Kebenaran bisa ditemukan atau dipelajari dari berbagai arah dan sumber. Ajaran tentang prilaku, welas asih, kasih sayang, humanisme atau kesabaran bisa kita temukan pada buku cerita atapun pelajaran agama manapun. Kali ini Dongbud menampilkan sepenggal kisah tentang prilaku dari (nabi) Muhammad SAW. Lanjutkan membaca “Belajar Kasih Sayang dan Kesabaran Dari Nabinya Orang Islam”
Kakawin Sutasoma adalah salah satu kitab yang termasyur dan sangat penting dalam sejarah Indonesia. Mengapa penting? Ya tentu saja karena landasan dasar pemersatu bangsa yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” diambil dari salah satu bait dari kitab Sutasoma. Lanjutkan membaca “Kakawin Sutasoma”
Penulis: Iful Sevenstar. November 10, 2011 at 9:51am
Tak bisa disanggah perdebatan disana-sini di grup-grup FB adalah perdebatan tentang agama lahiriyah, masing-masing pemeluknya unjuk gigi dengan memegang supporting pendukung kebenaran agamanya seperti kitab-kitab sucinya. Inikah dinamakan agama sebagai pemersatu ummat ? Apakah bukan sebaliknya karena perbedaan persepsi justru agama malah menjadi pemecah belah ummat ? Dan sangat tidak bisa kita mengklaim agama kami yang paling benar, dikarenakan suatu alasan hanya satu-satunya dari Tuhan dan bisa menyatukan ummatnya dalam agama tertentu, yang benar itu bila agamanya bisa mempersatukan seluruh ummat manusia tanpa kecuali dengan fakta yang terlihat nyata. Lanjutkan membaca “Agama Itu Adalah Diri Kita Sendiri”
Dongbud File. Artikel menarik tentang seni menghukum atau mendidik anak. Diceritakakan oleh seorang cucu Mahatma Gandhi, tokoh besar bangsa India. Walaupun Anda mungkin bukan penggemar Gandhi ataupun alergi dengan segala hal yang berbau India, namun sepertinya cerita ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Ada satu pelajaran dan pesan moral penting yang ada baiknya direnungkan. Catatan: Ahimsa = tanpa kekerasan.
Lanjutkan membaca “Ahimsa – Menghukum Tanpa Kekerasan”
Mati Sajroning Urip atau mati dalam kehidupan adalah pembuktian secara lahir batin diri kita sendiri yang disebut manusia seutuhnya. Ternyata praktek mati sajroning urip tersebut bukanlah suatu ritual khusus/ inisiasi/ fanasisasi dalam perilaku meditatif melainkan perbuatan/ etika kita sehari-hari dalam menjalankan kehidupan ini. Sungguh suatu hal yang amat sangat berat ketika manusia memasuki maqamat ini, karena tidak dapat diperoleh dari ilmu budi pekerti, ilmu fikih, ilmu agama, ilmu syariat, ilmu tarekat, ilmu makrifat maupun filsafat. Maqamat ini sudah masuk dalam koridor DIRI PRIBADI yang paling dalam, oleh orang lain sering disebut dalam wilayah ROH. Lanjutkan membaca “Mati Sajroning Urip (Mati Dalam Kehidupan)”
Penulis: Wage Rahadjo. Tulisan berikut mencoba mengulas tentang sejarah, legenda, mitologi Dewa dan agama Siwa. Sekali lagi tulisan ini bukanlah membahas tentang dogma tapi lebih menekankan pada sisi mitologi dan pengetahuan umum semata.
Etymology : Apa itu Dewa ?
Dewa (Sansekerta: deva) berasal dari akar kata “dev” yang artinya bersinar. Dalam bahasa Latin “deus” berarti dewa” dan divus berarti bersifat ketuhanan. Bahasa lainnya relatif mirip yaitu Deity (Inggris), Dieu (Perancis), Dio (Italia), Dievas (Lithuania), Dievs (Latvia), Deiwas (Prussia) dll. Kata-kata tersebut dianggap memiliki makna sama. Sedangkan Devi (atau Dewi) adalah sebutan untuk Dewa berjenis kelamin wanita. Para Dewa (jamak) disebut dengan istilah Devatā (dewata). (Wikipedia). Lanjutkan membaca “Dewa Siwa, Agama Siwa dan Shaivism”
Penulis: Iful Sevenstar – Tuhan adalah Maha Liberal, sangat terbukti dan nyata tanpa harus menganalisa dan explorasi yang mendalam tinggal lihat saja dan perhatikan di sekeliling kita. Kita saksikan manusia dibiarkan begitu saja, dari segi keyakinan dibiarkanlah manusia itu mau beragama ataupun tidak, terserah! Dibiarkannya mau percaya sama Tuhan atau tidak, terserah! Dibiarkannya manusia mau berbuat baik maupun buruk, terserah! Dibiarkannya alam mau menimbulkan bencana dan tidak, terserah! Dibiarkannya suatu negara mau maju atau terbelakang, terserah !. Dan banyak lagi contoh TERSERAH lainnya.
Penulis: Wage Rahardjo. Mendengar kata MUSUH umumnya kebanyakan orang akan menerjemahkan sebagai suatu ancaman yang berasal dari luar. Kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pun memberikan penjelasan yang kurang lebih sama, yaitu musuh selalu berhubungan dengan pihak luar, entah orang, kelompok, organisasi, ideologi dst. Bagi sebagian umat beragama bahkan tidak jarang menempatkan agama lain sebagai musuh. DUh !!
Penulis: Budi Rahajo – Tak bisa dipungkiri, stigma angker, pemuja prewangan, kucel, berbaju lusuh dan demen nyantetin oang begitu dominan dalam pikiran saat disebut seseorang adalah penghayat Kejawen. Tak peduli sejujur, sebersih dan semulia apa budi pekertinya sehari2, asal kata Kejawen ngekor dibelakangnya imej tersebut nempel di jidatnya. Itulah gambaran sekarang ini, hasil gerilya onta2 blangkonan melalui cerita, buku dan film2 selama ratusan tahun.
Lanjutkan membaca “Menghapus Stigma Negatif Tentang Kejawen”
Penulis: Iful Sevenstar – “Syariat tanpa hakikat KAFIR, hakikat tanpa syariat SESAT” demikianlah doktrin yang dikeluarkan oleh para pendahulu kita, tanpa terasa doktrin yang sudah berumur ratusan tahun itu sudah mematerai di alam bawah sadar kita, seolah-olah adalah suatu yang mutlak tidak bisa diganggu gugat. Padahal, kalau lah belajar mengenal diri maka sebenarnya diri kita benar-benar mutlak terkonsen pada diri sejati kita sendiri, dengan kata lain sudah PERCAYA DIRI. Tidak ada lagi pendapat dari luar dirinya, termasuk dari segala jenis kitab suci yang ada. Sebenarnya doktrin di atas secara tidak langsung sudah menjadi BARRIER/ Tembok penghalang yang luar biasa terhadap laju kesadaran diri kita.
Penulis: Iful Sevenstar – Seorang ateis mengatakan pada saya Tuhan saya adalah alam semesta, terus dia bertanya sama saya Tuhan kamu siapa? Saya menjawab “sesuatu yang mengasihi dan yang menyayangi”. Terus dia bertanya penasaran, siapakah itu ? Apakah suatu wujud yang nyata atau abstrak ? Saya jawab, yang nyata dan abstrak. Seorang agamis mengatakan pada saya Tuhan saya adalah Allah yang gaib, terus dia bertanya sama saya, Tuhan kamu siapa ? Saya menjawab percis apa yang saya katakan kepada teman saya yang ateis.
Penulis: Wage Rahadjo – Anda tahu arti kata mabuk? Ya tentu saja. Siapa sih orang yang bego yang tidak tahu? Kenapa orang bisa mabuk dan apa sih setan penyebabnya?
Duh, lagi lagi pertanyaan bego. Penyebnya tentu saja karena minuman setan yang benama miras, beer, tuak dan sejenisnya. Masak sih ada orang mabuk gara-gara minum kecap? Makanya ajaran agama melarang keras umatnya minum tuak namun tidak untuk kecap atau temulawak. Jangankan meminumnya, menyentuh, mencium atau sekedar mengoleskannya ke tubuh walau untuk tujuan pengobatanpun dilarang rang rang.