# Mimbar Agama dan Budaya
Tulisan menarik karya Bli Putu Wawan, yang khusus ditulis atau disumbangkan untuk blog dongeng budaya.
“WAKTU”
Oleh : Putu Wawan. Lanjutkan membaca “WAKTU (Kala)”
# Mimbar Agama dan Budaya
Tulisan menarik karya Bli Putu Wawan, yang khusus ditulis atau disumbangkan untuk blog dongeng budaya.
“WAKTU”
Oleh : Putu Wawan. Lanjutkan membaca “WAKTU (Kala)”
Judul asli : Pebangkitan Kesadaran, Kebangkitan Aku
Penulis : Iful Sevenstar
Membangkitkan kesadaran diri itu adalah membangkitkan Aku, Aku itulah diri kedua anda yang maya. Banyak pelatihan spiritual dan supranatural yang bertebaran banyak di masyarakat, semua pelatihan itu menawarkan berbagai macam metoda dan cara untuk menyingkap kebenaran. Ada yang berbentuk pelatihan ESQ, pendidikan tasawuf, training Makrifatullah, meditasi kundalini, tarekat, kursus kebatinan dll. Lanjutkan membaca “Membangkitkan Kesadaran, Kebangkitan Aku”
Melihatkah Anda bagaimana batin mengecoh dirinya sendiri? Bisakah Anda membawa apa yang tak dikenal, apa yang tak bisa dialami, ke dalam apa yang terkondisi, ke dalam alam yang dikenal?
Tentu saja tidak. Jadi jangan mencobanya. Jangan mencoba untuk menemukan Tuhan, kebenaran, oleh karena hal itu tidak punya arti. Yang bisa Anda lakukan hanyalah mengamati kerja batin Anda sendiri, yang adalah wilayah konflik, kesengsaraan, derita, ambisi, pemenuhan, frustrasi. Itu bisa Anda pahami, dan batas-batasnya yang sempit bisa diruntuhkan.
Namun Anda tidak berminat dengan itu. Anda ingin menangkap Tuhan dan menaruh dia di dalam sangkar apa yang Anda ketahui, sangkar yang Anda namakan tempat ibadah, kitab, guru, sistem. Dan Anda merasa puas dengan itu. Dengan berbuat demikian Anda mengira, Anda menjadi sangat religius. Bukan!
Penulis: Iful Sevenstar. November 10, 2011 at 9:51am
Tak bisa disanggah perdebatan disana-sini di grup-grup FB adalah perdebatan tentang agama lahiriyah, masing-masing pemeluknya unjuk gigi dengan memegang supporting pendukung kebenaran agamanya seperti kitab-kitab sucinya. Inikah dinamakan agama sebagai pemersatu ummat ? Apakah bukan sebaliknya karena perbedaan persepsi justru agama malah menjadi pemecah belah ummat ? Dan sangat tidak bisa kita mengklaim agama kami yang paling benar, dikarenakan suatu alasan hanya satu-satunya dari Tuhan dan bisa menyatukan ummatnya dalam agama tertentu, yang benar itu bila agamanya bisa mempersatukan seluruh ummat manusia tanpa kecuali dengan fakta yang terlihat nyata. Lanjutkan membaca “Agama Itu Adalah Diri Kita Sendiri”
Dongbud File. Artikel menarik tentang seni menghukum atau mendidik anak. Diceritakakan oleh seorang cucu Mahatma Gandhi, tokoh besar bangsa India. Walaupun Anda mungkin bukan penggemar Gandhi ataupun alergi dengan segala hal yang berbau India, namun sepertinya cerita ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Ada satu pelajaran dan pesan moral penting yang ada baiknya direnungkan. Catatan: Ahimsa = tanpa kekerasan.
Lanjutkan membaca “Ahimsa – Menghukum Tanpa Kekerasan”
Mati Sajroning Urip atau mati dalam kehidupan adalah pembuktian secara lahir batin diri kita sendiri yang disebut manusia seutuhnya. Ternyata praktek mati sajroning urip tersebut bukanlah suatu ritual khusus/ inisiasi/ fanasisasi dalam perilaku meditatif melainkan perbuatan/ etika kita sehari-hari dalam menjalankan kehidupan ini. Sungguh suatu hal yang amat sangat berat ketika manusia memasuki maqamat ini, karena tidak dapat diperoleh dari ilmu budi pekerti, ilmu fikih, ilmu agama, ilmu syariat, ilmu tarekat, ilmu makrifat maupun filsafat. Maqamat ini sudah masuk dalam koridor DIRI PRIBADI yang paling dalam, oleh orang lain sering disebut dalam wilayah ROH. Lanjutkan membaca “Mati Sajroning Urip (Mati Dalam Kehidupan)”
Penulis: Iful Sevenstar – Tuhan adalah Maha Liberal, sangat terbukti dan nyata tanpa harus menganalisa dan explorasi yang mendalam tinggal lihat saja dan perhatikan di sekeliling kita. Kita saksikan manusia dibiarkan begitu saja, dari segi keyakinan dibiarkanlah manusia itu mau beragama ataupun tidak, terserah! Dibiarkannya mau percaya sama Tuhan atau tidak, terserah! Dibiarkannya manusia mau berbuat baik maupun buruk, terserah! Dibiarkannya alam mau menimbulkan bencana dan tidak, terserah! Dibiarkannya suatu negara mau maju atau terbelakang, terserah !. Dan banyak lagi contoh TERSERAH lainnya.
Penulis: Iful Sevenstar – “Syariat tanpa hakikat KAFIR, hakikat tanpa syariat SESAT” demikianlah doktrin yang dikeluarkan oleh para pendahulu kita, tanpa terasa doktrin yang sudah berumur ratusan tahun itu sudah mematerai di alam bawah sadar kita, seolah-olah adalah suatu yang mutlak tidak bisa diganggu gugat. Padahal, kalau lah belajar mengenal diri maka sebenarnya diri kita benar-benar mutlak terkonsen pada diri sejati kita sendiri, dengan kata lain sudah PERCAYA DIRI. Tidak ada lagi pendapat dari luar dirinya, termasuk dari segala jenis kitab suci yang ada. Sebenarnya doktrin di atas secara tidak langsung sudah menjadi BARRIER/ Tembok penghalang yang luar biasa terhadap laju kesadaran diri kita.
Penulis: Iful Sevenstar – Seorang ateis mengatakan pada saya Tuhan saya adalah alam semesta, terus dia bertanya sama saya Tuhan kamu siapa? Saya menjawab “sesuatu yang mengasihi dan yang menyayangi”. Terus dia bertanya penasaran, siapakah itu ? Apakah suatu wujud yang nyata atau abstrak ? Saya jawab, yang nyata dan abstrak. Seorang agamis mengatakan pada saya Tuhan saya adalah Allah yang gaib, terus dia bertanya sama saya, Tuhan kamu siapa ? Saya menjawab percis apa yang saya katakan kepada teman saya yang ateis.
Penulis: Iful Sevenstar – Yang menolong manusia keluar dari kesulitan hidup adalah dirinya sendiri, banyak contoh yang kita semua pasti alami masing-masing seperti ketika kesulitan keuangan untuk membayar uang SPP anak, maka ada gerakan dalam diri kita untuk berusaha entah meminjam kepada orang lain, bekerja lembur atau secara tiba-tiba mendapatkan hibah dari orang lain. Contoh lain ketika ada problematika keluarga, akan ada gerakan dari dalam diri entah itu mengajak berdamai, menunjuk mediator dll. Contoh lain ketika diri kita terserang sakit, akan ada gerakan dari dalam diri seperti pergi berobat ke dokter, ke tabib dll.
Penulis : Sdr Iful Sevenstar : Ketika kita sudah mulai berani melakukan pemberontakan terhadap diri sendiri, dengan tujuan merubah paradigma lama tentang kebenaran. Ini sama spirit jiwa Syech Siti Jenar sudah ada dalam diri kita. Merubah paradigma lama adalah mengkritisi sampi ke akar-akarnya tentang ilmu-ilmu dan hukum kebenaran yang bersumber dari agama, kitab suci, dan filsafat.
Penulis : Iful Sevenstar. Setiap diri manusia adalah Tuhan bagi dirinya sendiri, sekilas kata itu mirip Firaun yang mengatakan ” Aku tidak percaya Tuhan Musa, Aku lebih percaya pada Tuhan saya sendiri “. Nah, adakah kesalahan harfiah dalam statement saya dan Firaun tersebut ? Tentu, statement itu bukanlah kajian secara harfiah/ kulit belaka, statement itu lebih mengacu kepada kajian diri. Kajian diri adalah kita selalu mengkaji/ membaca ke diri kita sendiri sebelum menengok ke luar. Masalah ketuhanan adalah masalah ‘personal’ masalah yang very very personality.
Lanjutkan membaca “Setiap Diri Manusia adalah Tuhan bagi Dirinya Sendiri”
Penulis : Iful Sevenstar – Agama itu untuk mencerahkan ruhani? Demikianlah sering kita dengar pepatah dari para ustadz dan guru agama. lalu saya pun bertanya pada diri sendiri, Benarkah?? karena saya melihat kenyataan yang faktual, ummat beragama hanya sibuk dengan segala pernak-pernik upacara yang dinamakan syariat dan tarekat. Sibuk melaksanakan perintah agama yang berbasis kitab suci dn perkataan para nabi, TETAPI apakah yang didapat?
Penulis: Iful Sevenstar – Agama universal adalah milik segenap manusia di muka bumi ini tanpa kecuali, apakah agama yang bertebaran sekarang ini seperti Yahudi, Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu dll adalah agama yang universal? ditilik dari pesan dan inti ajaran semua agama itu sebenarnya Lanjutkan membaca “Agama Universal”
Penulis: Iful Sevenstar. Mengapa harus menaklukan akal ? kenapa kita memvonis akal sebagai sang terdakwa, sebagai suara syetan yang katanya menghalangi laju spiritual kita ke Tuhan. Juga mensudutkan sang akal sebagai ‘geng’ hawa nafsu yang harus di singkirkan. Akal atau otak untuk berpikir itu sering menjadi bulan-bulanan para spiritualis tanggung sebagai ‘agen dunia’ yang harus dilenyapkan supaya manusia bisa ‘ fana’ bisa bersatu dengan Tuhan. Betul kah ?. Di lain sisi kita mengagungkan hati/ kalbu yang harus dimulyakan/ dibersihkan karena di dalam hati atau kalbu itu disebut rumah Tuhan atau Bait Allah. Betulkah ? Kalau hati atau kalbu disebut rumah Tuhan, dan akal disebut rumah syetan berarti pemahaman ini melanggar dogma agamanya sendiri yang menyebutkan ‘ Tuhan meliputi segala sesuatu ‘.
Syariat agama dengan berbagai metoda dan hukum-hukum nya benarkah semua itu diciptakan Tuhan untuk sebagai cara kembali manusia kepada Nya ? Jikalau benar, maka betapa Tuhan berlaku tidak adil dan diskriminatif terhadap ummat manusia. Bagaimana bisa orang Kristen menerima syariat Islam ? Begitu pun sebaliknya. Bagaimana orang Hindu bisa menerima syariat Kong Hucu ? begitu pun sebaliknya. Jadi sebenarnya untuk apa syariat itu dibangun dan diluaskan ? Disinilah sebenarnya UJIAN kepintaran dan kebodohan kita di uji, kalau pikiran kita pintar, kita akan pasti akan meragukan hal ini, dengan pertanyaan WHY ? WHY ? tetapi kalau pikiran kita bodoh , kita akan menerima semua hal ini dengan pernyataan AMIN ! AMIN ! tanpa reverse (perlawanan) sedikitpun.