Dongbud File. Artikel menarik tentang seni menghukum atau mendidik anak. Diceritakakan oleh seorang cucu Mahatma Gandhi, tokoh besar bangsa India. Walaupun Anda mungkin bukan penggemar Gandhi ataupun alergi dengan segala hal yang berbau India, namun sepertinya cerita ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Ada satu pelajaran dan pesan moral penting yang ada baiknya direnungkan. Catatan: Ahimsa = tanpa kekerasan.
Ahimsa : Menghukum Tanpa Kekerasan
Sumber: Unknown, Penerjemah: unknown.
Terimakasih untuk sumber dan penerjemahnya.
Berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari Mahatma Gandhi). Waktu itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua disebuah lembaga yang didirikan oleh kakeknya yaitu Mahatma Gandhi, di tengah-tengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tidak heran bila Arun dan dua saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.Suatu hari ayah Arun meminta Arun untuk mengantarkan ayahnya ke kota untuk menghadiri konferensi sehari penuh. Dan Arun sangat gembira dengan kesempatan ini. Tahu bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar belanjaan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, ayahnya juga minta untuk mengerjakan pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama. “. Segera Arun menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya.
Kemudian, Arun pergi ke bioskop, dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30, langsung Arun berlari menuju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menunggunya sedari tadi. Saat itu sudah hampir pukul 18:00.
Dengan gelisah ayahnya menanyakan Arun “Kenapa kau terlambat?”.
Arun sangat malu untuk mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia menjawab “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu”. Padahal ternyata tanpa sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel mobil itu. Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong.
Lalu Ayahnya berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik.”.
Lalu, Ayahnya dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya mulai berjalan kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima setengah jam, Arun mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, melihat penderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arun lakukan.
Sejak itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.
Pernyataan Arun:
“Sering kali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa kekerasan.
| Go to Top | Halaman Depan |
Menghukum tanpa kekerasan kareana suatu ketidakjujuran adalah hal yang pelik. Sepertinya bapaknya Arun adalah sosok Ahli Manajemen Kejiwaan. Dia mampu mengolah dan menerjemahkan data dan mampu mengekang hawa nafsu dirinya sendiri hingga dapat bersikap Bijak demi capaian yang positif demi generasi penerusnya. Terimaksih atas sajian artikel yang menarik ini.
@ Kang Bijaksana,
Terima kasih atas kunjungannya.
Menghukum tanpa kekerasan…
Saya pernah baca cuplikan memoire Mahatma Gandhi di koran, begini:
… pada suatu ketika di India ada pertikaian antar saudara antara penganut hindu dna muslim, banyak diantara mereka yang bersimbah darah sia-sia… pak Gandhi malah menyerukan perdamaian dengan cara merawat anak orang muslim lalu kita besarkan dan didik mereka dengan kasih sayang. hanya dengan itulah kita bisa memaafkan perbuatan mereka….
Duh, menyentuh sekali ajaran pak Gandhi ini, bahkan ajaran agama yang biaspun terasa lewat jika berhadapan dengan ajaran ‘Nurani’ 🙂 …
Very nice mbah, menghukum tanpa kekerasan, inilah topik yang saya cari2 selama ini, Nuwun.
salam sejahtera,
Klu saja tiap individu manusia, dilahirkan dgn keadaran tinggi, mgkin teori Mahatma gandi bisa dipakai, tp sayangnya tiap individu mnsia terlahirkan dgn kesadaran yg bervariasi.
Mgkin tanpa perang dunia 1 & 2 yg penuh kekerasan,dan kekejaman, kita tdk bisa menikmati kemajuan teknologi yg spt sekarang.
M.gandi sbg figur spiritual leader dgn kesadaran tinggi, mgkin tdk perlu melakukan kekerasan spt rakyatnya yg melawan inggris.
begitu juga sebaliknya, jk ada banyak figur spt gandi saat itu , mgkin juga tdk perlawanan thp inggris…!! trus apa bisa ngusir inggris tanpa kekerasan…!!!
mgkin kekerasan yg dimaksud tsb , trgantung dr konteksnya……..!!!!
Begitu juga dgn Tuhan, apabila manusia sdh klewatan batasnya, Maka Tuhan juga menghukum manusia dgn kekerasan spt, bencana alam…dll..
Oh ya ternyata orang bisa tidak jujur karena organnya sudah lemah spt sistem hormonalnya sudah banyak yang tak berfungsi, sehingga organ2 di tubuh fungsinyapun jadi lemah.. spt informasi berikut ini
http://id.wikipedia.org/wiki/Alzheimer
Jadi harap maklum sajalah bagi yang sudah mengerti bahwa kejujuran itu bisa terjadi kalau orang itu sehat wal afiat sehat jasmani sehingga menjadikan sehat rohani atau nurani. Sehingga bagi orang yang sakit khususnya Alzheimer ini tentu tidak dapat berpikir apa ini apa itu dab dituntut kejujuran nuraninya.
Tahunya anu ini anu itu semau dirinya sendiri. Hukum sebab akibat, hukum alam dlsb tentang suatu kehidupan mana tahu. Duh kasihan juga,
Seharusnya yang sehat bisa segera tahu tentang kondisi ini dan menggantikan tanggungjawabnya. Jangan sampai mengurus urusan hukum menghukum mengikuti penderita sindroma Alzheimer ini yang nuraninya sudah terganggu.
Bagi yang waras wajib merawat penderita Alzheimer dengan sepenuh hati. dengan sejujurnya merawat jangan sampai menghukumnya tapi sekali lagi menggantikan tanggungjawabnya dan merawatnya. Kira kira begitu solusinya.
Hanya ingin berbagi bila berkenan,
Kejujuran itu sangat erat hubungannya dengan kesehatan, terutama terjadi bila dapur sel (mitokondria sel) sudah banyak yang tutup… hiks hiks. akbiat dari dapur tak ngebul tentu organ dan jaringan jadi kendor, tubuh mangkin kendor dan bengkak (daya ikat atau kepekatan cairan tubuh semakin encer), rambut banyak ubannya dan rontok, gangguan organ terutama penghasil hormon yang mengatur metabolisme tubuh semakin menurun, refleks atau sistem syaraf semakin jauh menurun dst dst. Jadi, hiks hiks bagaimana mau menghukumnya? tidak jujur karena suatu penyakit?]
Tatacara merawat bila berkenan, seringlah terapi dengan olahraga atau penggunaan oksigen. Seperti olahraga pernafasan, juga masuk ke ruang bertekanan spt kapal selam dengan perawatan HBOT di RS AL Mintohardjo. Fungsinya adalah membantu membakar gula yang ada di seluruh tubuh juga khususnya di jaringan otak, karena tumpukan karbohidat, lemak, gula yang menempel mengganggu sirkulasi sistem metabolisme tubuh.
Oksigen bertekanan itu akan mampu membantu mitokondria sel mengolah bahan2 yang menumpuk menjadi energi dan bila ada kelebihan mineral2 logam (bikin korslet sistem syaraf), maka logam tersebut akan menjadi oksida2 dan mudah diekskresi dari tubuh. Sehingga sirkulasi darah dan atau metabolisme tubuh menjadi lebih baik.
Dst dst dst… banyak jalan menuju sehat dan jujur
Untuk spesial penderita Alzheimer mendekati pengobatan untuk penderita kencing manis atau diabetes apalagi yang sudah sering cuci darah, yang mana kejujurannya tak bisa diharapkan, tentu ada tata cara khusus perlakuannya. Yaitu nutrisi atau gizi dan pengobatan tepat, perlakuan yang hormat sangat dibutuhkan para penderitanya. Pengobatan pada keadaan emergency adalah konsumsi diet gula (makanan atau minuman yang manis) cukup dengan melihat yang manis manis saja yang so sweet gitu loh.
Selain dengan perawatan HBOT juga dengan cara sistem chelate. Chelate adalah pengobatan dengan cara tembus, keruk dan angkut. Sistem itu caranya sbb:
Minum tiap hari air beroksigen plus suplemen yang mengandung vitamin dan mineral yang lengkap plus plus terutama kandungan CHROMIUM (picolinate atau polynicotinate)..
Chromium adalah unsur logam dengan daya tembus paling tinggi atau paling merasuk dalam di dalam tubuh sampai jaringan terkecil yang sudah pada menimbun (bikin tambun), baik timbunan lemak, protein, gula dan logam serta logam KARATAN (teroksidasi).
Hingga dengan daya tembus CHROMIUM yang super itu plus oksigen (diminum dan ditembus dengan cara hiperbarik tsb) maka sesuatu yang menimbun spt timbunan lapisan gula yang tak terbakar, karat atau oksida itu bisa dipancing keluar atau ditarik keluar dari jaringan2 melalui saluran2 yang ada. Hingga sirkulasi dan jaringan mendekati normal. Dst dst dst.
Semoga informasi ini menjadi berguna dan menjadikan semakin banyak jumlah orang yang sehat dan….. JUJUR. Terimakasih.
ini adalah salah satu contoh drama KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang sebenarnya tidak perlu terjadi
Di ambil dari sandiwara radio tuturtinular seri-382
D O S A
Dosa artinya keliru. Kalau kita ini misalnya berjalan lurus,tapi kemudian kita mengambil belokkan ke arah kiri nahh itu dosa,itu keliru,kalau kita memang harus berjalan lurus ya lurus,kalau petunjuk itu mengatakan belok ya harus belok,kalau peraturan itu mewajibkan kita harus tunduk ya harus tunduk. Jadi sebagai manusia yang di bekali akal budi,kita harus mampu menentukan langkah-langkah hidup kita,sehingga kita tidak tercebur di gubangan dosa.
Kita harus bisa memilih mαŋα baik mαŋα buruk,
Kita harus bisa memilih mαŋα yang benar mαŋα yang salah, Kita harus Βisa memilih mαŋα yang boleh kita lakukan dan mαŋα yang di larang. *bagaimana kita bisa menentukan langkah-langkah kita sehingga hidup kita bijaksana… Kita harus tahu hukum hidup,hukum di hidup ini di bagi menjadi 3 bagian,
(1)Pertama hukum KUASA,
Hukum KUASA bukanlah menjadi milik manusia melainkan milik YANG MAHA KUASA, Hukum ini merupakan hukum ke_ESA_an,hukum ini tidak akan mampu di jamah oleh akal pikiran,hukum ini merupakan muara yang menampung hukum-hukum yang lain,hukum ini sifatnya sangat mutlak tak terbantahkan dan terlepas dari pengaruh ruang serta waktu,hukum ini juga bisa di sebut hidup itu sendiri.
(2)Kedua adalah hukum alam,
hukum alam juga dinamakan hukum pikiran,sebab yang berkuasa di sini adalah’sebab akibat’,segala lekuk liku hukum ini bisa di telusuri dengan akal pikiran manusia.
Misalnya,mengapa daun-daun itu berwarna hijau,mengapa buah-buahan yang sudah terlalu matang tanggal sendiri dari tangkainya dan jatuh ke bumi,mengapa seekor anak kambing menyusu pada induknya sendiri,mengapa air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah,dari mαŋα datangnya hujan,mengapa musim kemarau lebih panjang,mengapa tiba2 ada banjir bandang, mengapa…?mengapa…?mengapa…?
Itulan ciri2 hukum ‘sebab akibat’,salalu di dahului dengan pertanyaan mengapa begini?,dan mengapa begitu?. Hukum ‘sebab akibat’ ini masih jauh dari sempurna,sebab ada banyak hal yang tak mampu di uraikan oleh akal pikiran. Jadi jika kita ingin mencari jawab tentang hidup dan kehidupan kita tidak bisa lari pada hukum ‘sebab akibat’,sebab masih kurang lengkap,kurang sempurna.
(3)Nah yang Ketiga,adalah hukum manusia,
Hukum manusia ini di buat oleh manusia dan di peruntukkan bagi manusia itu sendiri,agar dapat menciptakan suasana masyarakat yang teratur,tertib dan sehat. Maka di buatlah hukum-hukum manusia,hukum manusia di buat dengan tujuan meluhurkan derajat kehidupan manusia itu sendiri,dengan tujuan membuat kehidupan manusia menjadi lebih sejahtera ,tapi karena pada dasarnya manusia itu lemah,bahkan saking lemahnya sampai-sampai seringkali manusia melanggar hukum-hukum yang di ciptakannya sendiri.
Untuk memahami permasalahan hidup memang cukup sulit,hidup ini bisa menjadi sederhana ataupun ruwet,itu tergantung bagaimana cara kita berpikir,bagaimana cara kita memandang hidup itu sendiri,tapi ada satu hal yang tidak bisa kita bantah lagi,ialah hukum KUASA,sebab segala sesuatu yang pernah di titipkan kepada manusia,pada akhirnya semua harus di kembalikan kepada_NYA juga,dari DIA_lah segala sesuatu ini berawal dan kepada_NYA_lah segala sesuatu ini berakhir.
Salam Kang Jari Sakti, Super mantap. Ringkasan yang lengkap dan detail. Komentarnya saya edit dengan tambahan huruf tebal.
іуªª mbak maturnuwun..
Aduh salah ketik lagi… Mbah… Koq jadi mbakk…
Ahh malah jdi merubah jenis klamin … Hehehehee ㎥α’αν mbah…
Wakakakkkkk…………………
Malah bagus karena kedengaran lucu. Jadi tidak akan dihapus.
Lagian khan juga ada benarnya. Cuma……… kecepatan karena masih siang bolong. Nanti kalau sudah gelap, simbah juga jadi………..mbak koq. Ups….