Dongeng Tentang Berkemah

Suka Duka Tidur Di Tenda serta Tips Memilih Tenda Camping

tenda1

Credit image : wikipedia

DONGBUD-Wager. Topik yang sepintas sepertinya tidak nyambung dengan tema blog. Lha, apa hubungannya antara berkemah dengan budaya? Namun ya itulah blog abal-abal. Suka-sukanya yang nulis. Apalagi ini khan masih dalam suasana bulan puasa, menjaga kerukunan sangat penting, salah satunya ya dengan tidak menulis topik kontroversial yang bikin tanduk para pembaca keluar. Nah, ini adalah juga merupakan bagian dari budaya bukan?

Membahas tentang berkemah, salah satu peralatan utama yang paling penting adalah tenda. Nyaris semua orang pasti tahu dengan benda ini. Terlebih lagi bagi yang doyan kegiatan outdoor atau  naik turun gunung, benda ini adalah merupakan peralatan wajib yang harus dimiliki.

“Gimana sih rasanya berkemah”

Bagi rekan yang pernah dengan kegiatan pramuka atau mapala pasti punya cerita menarik tentang berkemah.  Jujur, kalau menurut saya, jawabannya adalah : SANGAT TIDAK ENAK. Ya, tentu saja. Apa sih enaknya tidur di tenda plastik? Sudah sempit, kecil, masuknya harus dengan merayap lagi. Emangnya kadal? Apalagi dikala cuaca tidak bersahabat, hujan atau angin kencang, weleh, penderitaanpun jadi lengkap.

“Kalau tahu tidak nyaman, ngapain nyari susah? Enakan tidur di atas kasur meluk gunung Mbah !”

Nah, inilah point terpenting atau tujuan utama dari tulisan ini. Menurut pendapat saya pribadi, kita hidup tidak akan bisa lepas dari alam dan BENCANA. Bencana yang dimaksud entah bencana alam, gempa bumi ataupun perang. Jadi antisipasi dengan mempersiapkan diri lebih awal adalah penting menurut saya. Peralatan kemah, disamping senter, radio dan pisau kecil adalah merupakan peralatan emergensi (darurat) yang menurut saya wajib dimiliki.

Walaupun tampaknya ini adalah sikap kekhawatiran yang berlebihan karena toh bisa mengungsi ke mesjid, gerjea atau menunggu uluran bantuan lainnya, namun menurut alangkah baiknya kita sebisa mungkin antisipasi mempersiapkan diri. Camping atau berkemah, selain merupakan aktivitas cinta alam, menurut saya juga adalah salah satu sarana belajar tentang simulasi bencana.

Budaya Camping

Camping mungkin bukan merupakan aktivitas yang populer di negeri kita, namun kondisinya sangat berbeda dengan negara maju. Toko toko yang menjual peralatan camping sangat banyak ditemukan. Kemudian yang lebih menakjubkan lagi, lokasi atau site camping bertebaran di banyak tempat, malai dari site terpencil di atas gunung, sampai site camping di lokasi strategis di pinggir jalan sehingga mudah diakses dengan kendaraan.

Sebagai sekedar perbandingan untuk negeri Jepang, dalam satu provinsi bisa ditemukan minimal 5 lokasi camping. Di beberapa provinsi tertentu seperti Hokkaido malah bisa ditemukan nyaris 40 lokasi camping !

Yang lebih ajaib dan bikin melongo, walaupun tidak ada satpam atau penjaganya, nyaris semua peralatan, mulai dari tenda, pakaian, tas dan alat masak bisa kita tinggalkan selama siang hari tanpa khawatir akan kecolongan. Asem koplak ! Kapan negeri kita bisa aman begini ?

Site-site camping ini sebagian dikelola oleh perorangan dan sebagian lagi dikelola oleh pemerintah daerahnya sebagai bagian dari promosi atau fasilitas menarik kunjungan wisata. Sebagian besar lokasi site camping memungut bayaran dan sebagai gantinya pengunjung mendapatkan fasilitas toilet yang bersih, shower room dan pemeliharaan kebersihan yang prima. Saking bagus, bersih dan lengkapnya fasilitas yang ada, kadang saya jadi bingung, karena merasa seperti sedang berkemah di tengah taman.

Jadi bagi turis sandal jepit, kamping bisa dipakai sebagai alternatif pengganti hotel. Duh, kalau negeri kita memiliki fasilitas semacam ini, maka sesempatan untuk berpergian mengenal daerah lain se Nusantara akan semakin murah dan menyenangkan. Semakin dekat dengan agama, semakin jauh dengan alam.

Tips Sederhana Memilih Tenda

wager-tenda

Sesuaikan dengan budget dan kegunaan. Tenda tersedia dalam beragam bentuk, ukuran dan harga, dari ratusan ribu sampai puluhan juta.

Ada tenda ukuran kecil, touring tent, cocok untuk  orang yang kesepian tidak punya teman. Sangat ringan tidak lebih dari 2 kg dan hanya bisa muat untuk satu orang saja. Sesuai namanya, tenda ini cocok dibawa untuk kegiatan touring dengan sepeda motor ataupun sepeda gayung.

Tenda ukuran sedang, untuk 2-3 orang. Beratnya umumnya  2.5 – 7 kg. Gambar di atas adalah tenda murah meriah merek Captain Stag  milik simbah. Beratnya hanya 2.5 kg dan harganya sekitar Rp 450.000.  Ringan dan mudah dibawa saat berpergian dengan angkutan umum.

Tenda ukuran besar, cocok untuk keluarga dan bisa memuat lebih dari 4 orang. Tendanya lumayan berat karena berukuran besar sehingga nyaris mustahil untuk digendong naik turun gunung. Jadi tenda jenis ini hanya cocok untuk lokasi camping yang memiliki akses kendaraan roda 4.

Kemudian untuk bentuk tenda ada beberapa type yang bisa dipilih yaitu tenda berbentuk segitiga seperti atap rumah dengan dua tiang penyangga, type kerucut dengan satu tiang penyangga, serta type dome dengan dua, tiga atau lebih rangka.

Setiap tenda lantai plastik yang kedap air, jaringan anti serangga serta lapisan atas sebagai penutup yang terbuat dari parasut super tipis dan ringan.

Sebagian tenda dilengkapi dengan tali sebagai alat bantu agar tenda tidak roboh, tali penguat dari terpaan angin, namun juga ada juga sebagian tenda yang tidak dilengkapi dengan tali apapun. Tenda tanpa tali ini umum ditemuka untuk tenda type dome atau kubah.

Terpal bagian atas dilengkapi dengan lapisan pelindung anti air dan UV cut alias pemantul sinar panas matahari. Namun seiriing waktu, lapisan anti air biasanya akan semakin pudar.  Untuk tenda yang berkualitas bagus dengan plastik parasut dan lapisan anti air yang kuat, biasanya harganya lebih mahal.

DCF 1.0

credit image : wikipedia

Ada harga ada rupa. Khusus untuk kondisi darurat atau untuk katagori low budget, tenda yang dimaksud yang sebaiknya dimiliki tidak harus tenda khusus untuk camping tapi bisa jadi adalah terpal biasa. Jadi minimal bisa melindungi dari hujan atau terik matahari.

Sekian tulisan tidak penting tetang tenda.

WAGER

 

11 respons untuk ‘Dongeng Tentang Berkemah

    1. makasih mbah,

      barusan tak rasani, mau mampir ke padhepokan simbah ah, kenapa ‘semedi’ kok lama sekali eh ternyata eh ternyata lagi musim camping to.

      interesting sekali mbah, tapi apa nggak ada photo tenda simbah sendiri juga photo penampakan simbah pas semedi walau yang tampak hanya punggung simbah saja, itu sudah cukup untuk mengobati rasa rindu *umat simbah 🙂 …

      *umat abal-abal

    2. lah kui..
      masuk kui Mbak Dewi..
      ketok ketok geger e tok ngono yah..
      opo pas nek tendo ketok ayang ayang e ngono yoo gpp..

      sallam..

    3. @ HYAIDOSOMUKO,

      kalau di india ada sosok fenomenal yg bernama ‘sai bla bla’ (sai titik titik).

      kayaknya simbah tambah cute aja kalau kita juluki ‘sai wage’ gimana?…

      eehh siapa tahu, begitu di panggil ‘sai’ langsung nongol photo dan ayang2nya (bayangannya)… he he he…

    4. SAI itu artinya seorang pemimpin atau guru.

      Sai juga berarti sebutan untuk orang tersayang.

      asal jangan ‘Saiton nirrojin’ saja… wakakaaakk…

  1. kayaknya simbah tambah cute aja kalau kita juluki ‘sai wage’ gimana?…(Dewi)
    ;……………………………………………..
    Gimana kalau …SENSEI Wager saja ?! …(-:

  2. Selamat MALAM kepada
    @Oom Wager (EMPU-nya Blog);
    @Para Warga Padepokan Mbelgedez;
    Para Alumni dan Para Sedulur Semua@

    Wuaaah mantaaap……. Artikel DONGENG TENTANG BERKEMAH, konvensional ttp Empiris-nya BUANYAK KENANGAN INDAHnya, krn saya Aktif PRAMUKA dari SD s/d. SMP, pun berkemah di SMA.
    Sbg Pramuka Biasa, PMR dan Pramuka Bhayangkara (bahkan pernah ikut Jambore, sewaktu SMP).

    Pada waktu SMP sbg Pramuka Bhayangkara (Kepolisian), kegiatan Berkemah tsb, dimulai dgn ‘longmarch’ ke Daerah yg di tuju, bisa mencapai sktr. 70 km. bersama 1(satu) orang Pembina-nya dari Kepolisian yg turut juga longmarch, pada saat akan sampe ke Daerah yg dituju, Kami mengunjungi (Lapor) dulu ke Polsek terdekat Area, krn Kami BERKEMAH di Area Bukit ttp yg dekat dgn Mata Air atau Sungai, 1 Regu hanya 8 orang plus 2 Pembina, 1 dr Kepolisian, dan 1 lagi Guru SMP, pada saat itu Saya sbg Kepala Regu-nya.

    Kami pernah ‘Longmarch’ (dan ‘Berkemah’) mengelilingi/mengunjungi Kecamatan per Kecamatan dalam 1(satu) Kabupaten, yg jarak-nya bisa s/d. 3 digit km, dimana kegiatan tsb dilakukan pada waktu Libur Sekolah (setelah dibagi Rapor), sktr 2 minggu full.

    Acara Api Unggun adalah Acara Favourite dlm setiap aktivitas berkemah plus Obade (Puja-Puji kepada SANG PENCIPTA), bernyanyi, sambil bakar Jagung, singkong dll.
    Dan……. dlm setiap Acara Berkemah (krn Kami berkemah agak jauh dr Rmh Penduduk), biasanya Karuhun dari Area tsb “menengok” para cucu-nya yg sedang berkemah, masuk ke dlm tidur (mimpi) teman yg sering (terbiasa) dimasuki, krn lebih pendiam & sabar dibandingkan dgn yg lainnya, pun tak lupa Puja-Puji kepada Gusti, yg selanjutnya pamit/kulonuwun kpd Karuhun (sesama makhluk ciptaan Gusti).

    Longmarch & Berkemah itu aktivitas yg MENYENANGKAN & BERMANFAAT, membuat sehat raga, jiwa & ruhani, mendidik menjadi “manusia seutuhnya” yg Patuh & Taat kepada GUSTI (Vertikal), serta Berbanding Lurus, Linear & Integral dgn aktivitas Horizontal, kpd SESAMA MAKHLUK CIPTAAN GUSTI (Manusia, Flora, Fauna, Leluhur, Makhluk Astral Dimensi Lain, Lingkungan Hidup & Alam Semesta), serta Men-SYUKURI Hidup & Kehidupan ini

    Bukan hanya untuk “antisipasi bencana alam, pun aktivitas cinta alam” saja, tetapi……. Banyak manfaat-nya, antara lain ; Membentuk Pribadi2 yg Jujur, Idealis, Nasionalis (Cinta & Bela Ibu Pertiwi), Cerdas, Mandiri, Disiplin, Tangguh, Kokoh & Bernyali (tdk cengeng), Inisiatif, Kreatif, Variatif, Kritis, Konstruktif, Bersahaja, menajamkan Empati (bgmn rasanya tidur beralaskan tanah & tikar, masak & nyuci sendiri, dll), berbagi, sense of team ‘n belonging for team, proporsional, professional & bertanggung jawab (Vertikal & Horizontal), mensyukuri Karunia & Anugrah ILLAHI.

    Aktualisasinya thd Team, bgmn bekerja “team work,” menjaga Team Sehat wal afiat, kompak, solid & enjoy, serta……. Bersosialisasi dgn Penduduk disekitar Lokasi Berkemah.
    Adapun Toilet-nya, adalah TOILET ALAM, di Sungai…….atau Kobongan di Kolam Ikan….. heheheee…….

    Itulah Cerita-ku tentang Pengalaman BERKEMAH MASA REMAJA, mana CERITAMU ttg BERKEMAH PADA MASA REMAJA….?? Wakakakaaak…….

    Sedangkan Kenangan Terindah-nya Berkemah (Masa SMA) bersambung…….
    Smoga bermanfaat…….

    Rahayu Sagung Dumadi,
    Jayadanjayalahblogdongbudpadepokanmbelgedez,
    Majulahdanjayalahnusantaramerahputihibupertiwi…..

Nama, mail dan website BOLEH diKOSONGkan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.