Budayakan Berpikir Pakai Dengkul

otakdengkul.jpg

Credit image : timmasiru.de

DONGBUD – WageR. “Manusia adalah mahluk paling sempurna. Mahluk paling cerdas karena mampu berpikir, mampu membedakan hal baik dan buruk.  Demikian lah kira-kira kalimat yang selalu diajarkan, saya baca atau hafalkan sejak kecil. “Apa perbedaan manusia dengan binatang?” Secara otomatis, jawaban yang keluar ya itu, seperti kalimat di bagian awal. Jawaban yang mungkin seragam untuk semua orang.

Namun belakang ini, entah karena kebanyakan minum temulawak, sering muncul pertanyaan koplak di dengkul saya : Benarkah manusia mahluk yang sempurna? Benarkah manusia adalah mahluk yang berpikir? Berpikir pakai apa?

=”Asam koplak. Berpikir pakai apa? Ya tentu saja pakai otak Mbah. Anak kecil juga tahu”

Benar. Berpikir normalnya memang pakai otak. Semakin sulit suatu masalah maka diperlukan daya pikir yang lebih besar. Seperti halnya tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, otak juga perlu terus dilatih untuk berpikir agar tidak kaku. Tidak mudah tentu saja terlebih bagi mereka yang otaknya lama nganggur. Itulah sebabnya cukup banyak orang yang lebih suka beralih ke cara lain yang lebih gampang yaitu ya sesuai dengan judul yaitu berpkir pakai dengkul.

Kekerasan atas nama agama, melakukan korupsi tanpa sedikitpun merasa bersalah, berkendaraan dengan ugal-ugalan di jalan raya sehingga membahayakan diri sendiri atau orang lain, buang sampah sembarangan sehingga membuat lingkungan kotor atau menyumbat got adalah beberapa contoh kecil dari berpikir pakai dengkul.

= Wakakakk…… ini maksudnya sarkasme Mbah?

Sarkasme atau apalah, yang jelas demikianlah realitanya bukan? Kenapa negeri ini tidak bisa maju? Jawabannya tentu saja sangat komplek namun salah satu jawabannya yaitu lemahnya budaya berpikir di negeri tersebut. Budaya berpikir yang dimaksud salah satunya adalah pendidikan, baik di sekolah ataupun di rumah, budaya membaca, tersedianya perpustakaan dll.

Di negeri Kurawa, perpustakaan bisa ditemukan dalam jumlah yang luar biasa banyak dan bahkan sangat besar dan luas. Hampir semua desa memilikinya walaupun dalam ukuran kecil. Untuk perpustakaan yang lebih lengkap, mereka akan berkunjung ke perpustakaan kecamatan atau provinsi. Sedangkan di negeri ini, perpustakaan adalah “mahluk langka”. Bisa dimaklumi karena prioritas berbeda. Tempat ibadah sepertinya jauh lebih penting dan vital. Wajar kalau tempat ibadah di negeri ini jumlahnya berjibum dan masih akan terus bertambah.

Kembali ke topik, mengapa banyak orang di negeri ini mudah termakan berita hoax, berita dengan foto editan, mudah diadu domba padahal sudah jelas bukan domba? Jawabannya ya cuma satu yaitu karena banyak orang yang masih berpkir dengan dengkul.

Semua orang berpikir, ya tentu saja cuma masih banyak orang berpikir pakai dengkul. Demo adalah wajar di negeri demokrasi, tapi sepertinya terlalu banyak demo tidak jelas juntrungnya demi nasi dengkul. Banyak tokoh agama cari duit dengan modal …. dengkul. Banyak partai politik yang saling sikut ingin mengurus negara pakai politik  ….. dengkul.

= Blog tidak bermutu, cuma bisanya menyalahkan !

Ya maklum saja. Karena blog ini dibuat juga dengan modal berpikir pakai ……. dengkul.

Copyright@dongenbudaya

26 respons untuk ‘Budayakan Berpikir Pakai Dengkul

  1. Sblmnya sy jg pernah dengar bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna. Mungkin karena ego manusia, shg menyebut dirinya yg paling bgini bgitu.. Gak mau direndahkan setara dg hewan atau tumbuhan. Namun ketika manusia melakukan kesalahan, qta dg santai menyebut peribahasa “tiada gading yg tak retak”.

    Disebut makhluk yg berfikir, sy rasa “iya”. Kualitas berfikirnya dipengaruhi brbagai faktor, spt pengetahuan dan kemampuan mengendalikan emosinya.

    Berfikir pake apa ya? Sy masih ragu, apa iya pikiran itu bersumber dr otak? Otak bagian mana? Otak bagian kiri u/ berfikir logis, dan otak bagian kanan u/ berfikir rasional (begitukah..?). Lalu pikiran yg berusaha menyeimbangkan kemampuan otak bagian kiri/kanan itu bersumber dr mana? Dengkul? Hahahaaa….

    Jd, sementara menurut sy, sumber pikiran dr otak berkonotasi positif, sedangkan yg dr dengkul konotasinya negatif. Mohon pencerahan lebih lanjut mbah.. Salam abal2..

    1. NENG Vid,
      Menarik sekali penjelasan otak kanan dan otak kirinya. Kemudian otak pusatnya atau penyeimbangnya ada di dengkul. wakakakk……

      * Baru sadar sadar ternyata sedang ngetawain diri sendiri……

  2. Di negeri kita banyak orang yang …sakti. Sakti ? Ya, bisa meminta bantuan jin2, atau mahluk2 halus untuk …cari uang – thuyul. Banyak juga yang bisa melakukan perjalanan ke planet2 lain dengan cara …meraga sukma; roh keluar dari badan. Banyak juga yang …kebal, dibacok, ndak mempan. Banyak yang bisa ..menerawang dari jauh. Banyak yang tahu kejadian2 jauh2 hari sebelumnya…Dan macam macam kesaktian lainnya. Tapi, semua ini …ada , kalau bukan banyak …kelemahanannya …

    Lho ? Kita tahu, dari sejarah bangsa kita pernah lama dijajah oleh bangsa2 Belanda, Inggris, dan Jepang ! Segala ilmu2 kesaktian itu tidak bisa dipakai untuk mengalahkan penjajah2 itu ! Padahal, mereka semua tidak …sakti, mempan dibacok , dan tidak bisa minta bantuan jin2 …Mengapa ? Karena para penjajah itu terlatih, amat sangat terlatih menggunakan …otak mereka ! Mereka adalah bangsa2 sekolahan, bangsa2 yang …rajin belajar,bangsa2 yang paham matematika,fisika,kimia, SEJARAH, antropologi, dll. Mereka adalah bangsa2 yang memepunyai sekolah2 dan …universitas2 …

    Kesaktian ternyata …tidak bisa melawan …pemikiran ilmiah …malah kalah. Bangsa2 yang maju mengutamakan pemikiran dengkul,eh,kepala…

    Di negara2 seperti Kanada, Jepang,Israel,Amerika, Inggris, Korea Selatan sekitar 40 -50 persen penduduk berpendidikan tingkat perguruan tinggi.Tidak heran, negara2 itu termasuk …maju … Di Indonesia, persentasi penduduk yang tamat perguruan tinggi tidak sampai …20 persen. Dus, banyak yang suka pakai …dengkul dalam berpikir …SP masih ditunggu-tunggu kedatangannya …

    Lho …

  3. Wooww aku suka sekali gayanya kang bala(ne)dewa membengkok bengkokkan.. mengulur ngulur kata kata akhirnya kembali lagi ke.. dengkul, eh laptop eh.. ke sp.. ehmm saya pribadi tidak suka dan tidak senang, lho apa bedanya ya? Benar ga suka kata kata manusia itu mahluk yang sempurna. Saya punya pemikiran tidak senang pernyataan itu sejak dari saya punya dengkul, tidak tahu kenapa, rasanya kok ya risih dan sombong sekali ya manusia ini. Tapi ini saya manusia juga lho ya hehehe. Bayangkan aja, sudah tinggal di bumi wes di cepakno kabeh kebutuhane. (Maap bahasaku belepotan, ini saya berpikir dengan dengkul soalnya).. semua kebutuhannya sudah disediakan, keinginannya pasti di kabulkan. Tapi kok yo sek ngerogoh rempelo, gatau rempelone sopo sing di rogo. (Rempelone sp? Hehehe)
    Wes lanjutkan lagi.. aku mau bicara lagi kok yo wes ilang

  4. Tuhan itu Maha Sempurna,
    Manusia adalah ciptaan Tuhan yang Maha sempurna
    Namun manusia adalah mahluk yang penuh ke-kurang sempurnaan, yang di ciptakan oleh yang maha sempurna. Jadi siapakah yang tidak sempurna.

    #ngomong apa coba…??

    1. Manusia mahluk sempurna tapi merasa diri tidak sempurna sehingga terus belajar, berdoa ataupun berhias agar menjadi sempurna tapi belum sempurna-sempurna juga.

      Bingung sendiri dan akhirnya duduk merenung sambil menghisap rokok Sempoerna.

  5. Selamat MALAM kepada Simbah Wager, Para Warga Padepokan Mbelgedez, Para Alumni dan Para Sedulur Semua @ …

    Wow… keren Judul (BUDAYAKAN BERPIKIR PAKE DENGKUL), plus artikel tsb di atas, itulah STYLE Simbah sejatinya….. “… in contrast to the writer in general…..”

    EMPIRISnya Simbah melihat kondisi faktual yg terjadi di Negeri Kaurawa ini :
    • Kekerasan atas nama agama,
    • melakukan korupsi tanpa sedikitpun merasa bersalah,
    • berkendaraan dengan ugal-ugalan di jalan raya sehingga membahayakan diri sendiri atau orang lain,
    • buang sampah sembarangan sehingga membuat lingkungan kotor atau menyumbat got
    adalah beberapa contoh kecil dari BERPIKIR PAKAI DENGKUL.

    Perasaan miris, prihatin dan sedih CAMPUR ADUK yaa Mbah…..
    (di-tengah2 kehidupan baik ber-SOSIALITAS, ber-KOMUNITAS, pun ber-NEGARA, NILAI NILAI TERJEREMBAB, bahkan… LULUH LANTAK…)

    Ngomong-ngomong Mbah……. Yang Berpikir Pakai DENGKUL IDENTIK dgn yg Berpikir pakai AKAL
    kecuali….. yg Berpikir pakai AKAL SEHAT (Common sense), yakni AKAL dan HATI NURANI (KALBU)nya…….

    Rahayu…
    Jayadanjayalahblogdongbudpadepokanmbelgedez…
    Majulahdanjayalahnusantaramerahputihibupertiwi…..

    1. Salam Kang Pejalan,
      Semua ini tidak lepas dari Akang. Setelah sering dikemplang-kemplang tentang gaya, ciri khas dan style penulisan, akhirnya berusaha membuat tulisan yang lebih baik dengan cara peras…. dengkul.

      Selama ini tidak pernah terpikiran tentang gaya penulisan. Yang ada cuma nulis untuk gaya-gayaan doang.

      Kembali ke topik, berpikir pakai dengkul, berpikir pakai akal atau berpikir pakai akal-akalan?

      Mbah tetap pilih pakai dengkul aja.
      Hidup dengkul !

      *sambil di elus-elus

    2. Catur, siang chi (catur China), shogi (catur Jepang), go , ini semua adalah permainan…OTAK . Jadi,kalau mikirnya pakai dengkul, pasti kalah ! Ndak perlu kuat seperti Herkules, ndak perlu kilat seperti Usain Bolt, dan perlu gesit seperti anggota Kopassus, yang penting adalah kemampuan berpikir dengan …kepala …yang harus selalu diasah.

      Kalau dengkul yang menakutkan adalah …dengkul para petinju Muay Thai – tinju Muangthai. Dengan dengkul mereka bisa meng KO lawan mereka. Dengkul ini senjata yang menakutkan, seperti juga siku(t) yang dilarang dipakai dalam tinju biasa .

      Orang Jawa , memaki orang ,a.l dengan : dengkulmu amoh ! (-:

      Mikir dengan otak atau dengkul, atau ndak mikir sama sekali, yang penting komentar dengan senyum pagi sambil ditemani teh …dan haha hihi sendiri .

    3. Kang Balanedewa,
      Baru sadar kalau dengkul adalah senjata yang berbahaya setelah diingatkan cerita tentang Thai boxing. Duh, jadi semakin sayang nih sama dengkul.
      *di elus-elus

    1. Karena dengkul funya filosofi yang dalam dan lebih menerik Kang. “Di atas dengkul masih ada dengkul”.

      *mbah lagi ketularan Kang Lesungpipiet nih

  6. Dengkul tugasnya paling berat menopang badan

    Tatacara Turun sujud dari berdiri i’tidal.

    ternyata yang turun adl dengkul duluan, bukan tangan!!!

    (“Jangan seperti Onta”, kata Nabi Saw. Onta itu kalo turun maka kaki depan/tangan duluan).

    1. Inyong “bu guru, inyong terlambat, td inyong ditabrak becak, dengkul inyong sakiiiit”
      Guru “ya udah, duduk sana di belakan”

      Pelajaran matematika dimulai
      Bu guru “hai inyong, 2 + 2 berapa?
      Inyong jawab ” 7″
      Bu guru “tumben kamu kok jd salah terus menjawabnya?
      Inyong ” iya bu, dengkul inyong lagi sakit”
      Bu guru “kalau dengkul kamu sakit tapi kenapa otak mu gak bisa berfikir!!!?
      Inyong ” kan otak inyong ada di dengkul bu!!!
      Bu guru “aduuuuh, ya udah, lain kali kalau jalan pakai kepala ya?

  7. Manungso kedunungan sipat lali….

    Manusia tempat salah dan lupa mbah…termasuk lupa bahwa mikirnya kudu pake otak, bukan pake dengkul 😀

    Para ahli agama dan theologi pun saat terjun ke lapangan dan tidak berguru lagi di padepokan masing2 lupa logika cara pake jurus2 yg diajarken para gurunya.

    Maksudnya begini….
    Sedari kecil saya suka memperhatikan cara pengajaran ilmu gelut/martial arts, dan disebut apapun jurus yg diajarkan. Isinya adalah urutan tata gerak yang terdiri dari menahan, menyerang, dan menghindar. Tapi harap diingat….ketika melulu urutan jurus yang dijalankan saat sedang bener2 berantem….maka yang ada adalah kelucuan, karena bisa saja gerakan jurus ke-13 “bangau kencing berdiri” sama2 berbentuk menghindar dengan jurus ke -13 “beruang kencing berlari”……lha kalo begini jadinya….yang mana martial arts-nya? Saat tak ada satu serangan pun, keduanya lagi berlaku ngeles atau menghindar. Atau bisa jadi pas dipukul kepala, ngelesnya malah pantat karena sekedar menuruti urutan kaidah jurus.

    Jurus adalah jurus…dasar bertahan, menyerang, atau pun menghindar dalam hidup. Pengaplikasiannya tergantung sikon….tergantung otak yang punya jurus….dengkul tinggal nurut yang punya otak….hehe

    Salam dan salim buat simbah dan sesepuh di padepokan ini 🙂

    1. Salam Kang MODERNPRIMATE,

      Sekali-kali ditengoki, mbah sudah girang luar biasa nih. Moga sehat. Eh, ternyata penggemar martial art ya? Mbah dulu cuma belajarnya jurus kaki seribu alias melarikan diri doang.

      Apapun jurusnya, yang jelas diperlukan dengkul yang kuat.

      Salam dengkul

  8. Pertama baca judul sy ketawa mbah.. Namun udah di baca ada benernya juga. Mungkin terlihat sepele namun sangat memberi dampak dan budaya yg negatif namun dianggap ha yg wajar

    1. Salam Kang MENTIK,
      Weleh, lama ngilang dan syukur masih sehat. Ini memang tulisan style dongbud Kang, mengajak senyum dan berpikir, atau bisa juga…. kejang-kejang.

    2. Dengkul, kadang jadi tolok ukur untuk seorang wanita memilih keperkasaan jejaka, betul tidak? dengkul kropos kurang diminati ,,,, wakakak

      Inyong “Dok, setelah kecelakaan yg lalu paha inyong sampai ke dengkul, hasil operasi, sepertinya pk dokter, mengganti kaki inyong dgn kaki seorg perempuan ya?
      Dokter “loh, kok kamu bisa tahu sih?
      Inyong ” iya dok, ada ke anehan setelah operasi, setiap ngaceng (maaf bhs nya kurang pas) selalu anu ku ke kiri”
      wakakak ,,,,

      Walah, cerita nya gk nyambung
      Kabur ah

      Salam
      Panci

  9. Soalnya ya banyak makan daging domba mbah……..jadi mudah diadu domba……hahahahaha….coba pikir setahun sekali pesta makan daging domba…….hihihihihiiiiii……..

Tinggalkan Balasan ke jarisakti212 Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.