Lakukan Apa Yang Menurutmu Benar…..

Karya Kang Lesungpipiet.
# Kategori cerpen/fiksi. Catanan: Tulisan ini adalah pindahan dari komentar di “Halaman khusus orang gila”.  Judul ditambahkan oleh secara asal-asalan oleh  simbah. Lupakan tentang judul, nikmati isi tulisannya….

separator

Ah kopi tinggal satu tegukan lagi.. Tapi lembar kertas masih kosong.

Saya bolak-balik portal demi portal berita, sembari mengisap batang terakhir sigaret yang saya punya.. gilaa saya tidak menemukan apapun untuk bisa di jadikan referensi atau rujukan, mendadak energi saya tersedot berita politik, agama yang ditunggangi politik, kelompok demi kelompok yang mengklaim dirinyalah yang paling benar, hasutan demi hasutan bernada kebencian diumbar sedemikian rupa dengan kata-kata yang wah dan luar biasa.

Saya sungguh merasa terasing. Saya hisap hembuskan sigaret dengan dalam dan panjang, mencoba mengurangi perasaan hati saya yang diselimuti kegelisahan dan ketakutan yang menjalar tak terkendali.

Saya tutup buku, meneguk kopi pahit karena ampasnya ikut tertelan, saya beranjak mengambil sapu lidi, lalu berjalan menuju jalan raya, kondisi jalan begitu sepi, hanya nampak sampah berserakan yang menutupi hampir sebagian badan jalan, saya mulai menyapu sembari sesekali melirik kiri kanan, depan dan belakang, ada rasa kuatir baringkali ada yang melihat apa yang saya lakukan kemudian mecerca saya dengan kata-kata maupun pemikiran-pemikiran yang sangat tidak saya ingini.

Saya lanjutkan sapuan setelah merasa aman dan tidak ada yang memperhatikan saya. Remah demi remah saya kumpulkan, mata saya liar kesegala arah tak ingin ada sedikitpun yang luput serta tertinggal dari sapuan dan pandangan saya, hingga tanpa sadar ada seseorang yang entah dari mana datangnya menegur saya dengan suara yang berat dan terdengar berwibawa “Hei nak, apa yang sedang kau lakukan? Siapa yang menyuruhmu?”

Saya mendongak kepada pria itu, dengan setelan seragam lengkap dan bertopi, badannya besar dan tegap, wajahnya nampak bengis dan berkumis, sosok yang selalu saya bayangkan bertangan besi dalam film, novel maupun cerita sejarah yang pernah saya tonton dan baca.

“Saya sedang membersihkan jalan dari sampah, Tuan. Tidak ada Tuan, saya hanya merasa sudah saatnya jalan ini di bersihkan karena sampah sudah terlalu banyak” Saya mencoba menahan lutut dan tangan saya yang gemetar, Saya takut dan menundukan kepala.

“Bhahahahahahaha” Pria itu tertawa terbahak-bahak, saya tak berani menatap dan hanya menerka-nerka apakah tawa pria itu menghina apa yang saya lakukan atau menganggap lucu ketidakberdayaan saya. Saya hanya diam.

“Oke oke, tidak apa-apa anak muda, jangan takut, tegakkan kepalamu aku ingin melihat wajahmu sebentar saja” Pria itu berjalan mendekat, saya menengadahkan muka. Pria itu memandangiku lekat-lekat kemudian tersenyum.

“Maukah kau ikut denganku anak muda? Ada tempat yang harus kubersihkan, akan kuserahkan tugas itu kepadamu” Ujar pria itu sambil berjalan mengajak. Saya ragu sekaligus penasaran, saya ikuti saja pria itu yang menuju suatu tempat. Bangunan itu bertembok tinggi, bercat kuning pudar, kumuh, gelap dan menyeramkan.

Saya berhenti, ada rasa enggan untuk memasukinya lebih jauh.
“Kenapa? Apa kau takut anak muda?”
“Tidak Tuan, saya hanya merasa apakah saya mampu membersihakan tempat itu, sekilas saya melihat betapa banyaknya bayangan hitam berkelebat yang memenuhi tempat itu”
“Bhahahahaha, tenang saja aku akan memberikanmu sesuatu untuk membersihkannya”

Pria itu bermaksud mengeluarkan benda dari dalam sakunya, tapi segera saya menolaknya.“Sepertinya saya tidak memerlukan itu Tuan, Saya sudah terbiasa dengan yang saya punya, tapi dengan keadaan saya sekarang, saya belum mampu melakukannya”

“Oh baiklah jika begitu, aku akan menunggunya, siapkanlah dirimu ” Pria itu tersenyum

Saya memberanikan diri bertanya kepada pria itu ada apa di tempat itu, lalu kenapa tidak dia sendiri yang membersihkannya, dari yang saya lihat pria itu lebih dari mampu untuk melakukannya dengan mudah, tapi dia hanya tertawa, tawa yang khas.
“Bhahahahahaha, ada seseorang yang harus dibebaskan dari tempat itu, seseorang yang penting bagimu, bagi kalian. Jika aku yang melakukannya lalu untuk apa seseorang sepertimu ada? Bhahahahaha, kuberi kau waktu 3 tahun, lalu kembalilah kesini” Ujar pria itu. Saya hanya mengangguk, lalu segera beranjak pergi.

separator

**Saya hanya tersenyum sewaktu teman saya di seberang pulau itu bbm dan menceritakan kejadian itu.

“Jadi gmn bro? gue kudu ngapain nih?”
Saya cuma kirim emotion senyum.
“Ah lu mah, pendapat lu gmn nih?

Akhirnya saya jawab aja. “Jika gue kasih pendapat mengenai itu, bukankah berarti gue gak punya muka? Seorang seperti gue yang hanya bekerja diatas meja kursi dengan setumpuk buku yang mungkin bisa salah bisa benar memberikan pendapat kepada lu yang terjun langsung di medan pertempuran, bisa saja sih, tapi gue malu dan rasanya tidak ada kapasitas bagi gue untuk ngejawab pertanyaan lu itu”

“jadi?”

“Lakuin saja apa yang menurut hati lu benar, seperti selama ini lu lakuin, tanpa paksaan siapapun, tanpa ingin terlihat siapapun, itu kekuatan besar lu, modal yang gue dan kebanyakan orang lain punya”

*saya mesam-mesem mendadak sok bijak sambil nyruput kopi.. sruuuuuppp…

12 respons untuk ‘Lakukan Apa Yang Menurutmu Benar…..

  1. Salam untuk semua sahabat warga dongbud. Selamat pagi.

    Minta maaf yg sebesar-besarnya karena jarang nongol dan urus blog. Sudah berbulan2 tidak ada tulisan baru. Bersyukur Kang Lesungpipiet datang menjadi penyelamat.

    Cerita pendek yang luar biasa menarik dan sarat intrik dan pesan. Kualiatas tulisan ciri khas Kang Lesungpipiet.

    Kadang kalau dipikir, menulis cerpen jauh lebih damai. Nyaris tidak akan ada sanggahan, hujatan atau jual beli makian di kolom komentar. Lha, wong cuma cerpen. Cuma ya itu, tidak ada sanggahan juga berarti tidak banyak ….komentar. Damai dalam kesendirian.

    Tulisan terakhir simbah bertema cerpen adalah “Mahluk tanpa wajah di bulan purnama”. Berharap kedepan bisa menulis mendongeng lagi dengan cerita yg lebih abal-abal.

    salam

    1. terima kasih Simbah dan kang Lespi3t,

      membaca cerpennya, seharusnya judulnya bukan ‘selamat malam calon istri orang’ tapi ‘hangat-hangat gerimis malam’ biar lebih ramai walau tidur sendirian 😀 …

    2. Salam dewi,
      Nuwun, judul sudah diganti. Mudah2an sedikit lebih nyambung atau merangsang komentar. Judul “Hangat hangat gerimis malam” biar simbah saja yg lanjutkan ceritnya dengan postingan cerpen tersendiri. salam

    3. wkwkwwkwkw, itu coretan tanpa editan mbah seketika saja karena temen lagi curhat jadi ga kepikiran judulnya apa… klo selamat malam calon istri orang ya itu mewakili perasaan pribadi-pribadi yang masih jomblo :v

  2. Lumayan ikut ngopi
    Srupuuuuut ah segar ….

    Sembari menerawang mbah Wager yang sedang mendengkur dan ngiler …

    Mbah Wager, mahluk tanpa wajah di bulan purnama ntu pasti mbah Wager salah cara melihatnya. Coba itu jemuran nya ditaruh dibawah dulu, biar kelihatan wajah nya ..
    hihihi …

  3. sebenarnya sekecil dan sesederhana apapun yang kita lakukan akan bernuansa membahagiakan dan menentramkan saat fungsi ranah batiniyah berada dalam “maqom” isi karena mengenali. Bagai “secangkir kopi” yang diseruput sedikit, maka sudah memberikan rasa, namun “secangkir tanpa kopi” yang dibahas habis-habisan dengan berbagai latar belakang, dan pemikiran, tidak akan pernah memuaskan dan akan terus-menerus mengejar dalam perilaku keserakahan tiada henti.
    belum merasakankah..?? kekosongon demi kekosongan atas eksistensi semu material, sekuler dan liberalis ataukah akan terus mengejar-ngejar kebebasan yang sesungguhnya tanpa ujung akhir kecuali terjerebab pada fatamorgana keterasingan hati karena kekososngannya.

    1. “Fitnah itu diperlihatkan kepada manusia bagaikan membentang tikar, akan nampak seutas demi seutas anyamannya. Setiap hati yang terkena fitnah, pasti akan ternoda oleh titik hitam, dan bagi hati yang melawan fitnah, maka ia akan diberi noktah atau titik putih. Dengan demikian, hati manusia terpecah menjadi dua bagian, yang berwarna hitam legam dan berdebu. Tidak membedakan antara haq dan bathil, karena ia terbawa oleh hembusan hawa nafsunya. Dan hati yang berwarna putih, tidak akan terkena cahaya fitnah selama masih ada langit dan bumi”. (HR. MUSLIM)

  4. Wah blog ini sudah lama mati suri karna di block privider internet. Padahal saya suka baca-baca tulisan di sini.

    Saran aku ganti aja alamat situsnya …. aku yakin blog ini punya banyak pembaca yag rindubjga tulisan akang akang dongbud.

Nama, mail dan website BOLEH diKOSONGkan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.