Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

bahasa-indonesia

Credit image : Kaskus.co.id. Terima kasih untuk Sang pemilik gambar

Dongengbudaya. Wager. “Apakah saya bisa bahasa Indonesia ?” Ya, tentu saja ! Sebagai orang yang dilahirkan, dibesarkan serta mengenyam pendidikan di Indonesia, tentu saja saya bisa serta fasih berbahasa Indonesia. Namun kalau pertanyaan sedikit diubah “Apakah saya bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar?” Nah, jawabannya mungkin akan menjadi berbeda. 

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar ternyata tidak mudah, selain perlu dipelajari juga perlu dilatih dan dibiasakan. Ada banyak kata dan kalimat yang sebetulnya salah namun karena sudah kita gunakan dalam keseharian atau digunakan secara umum maka kita anggap sebagai kata yang benar. Sekedar sebagai test kecil tahukah Anda kata mana yang benar :

  • Diubah atau dirubah ?
  • Telanjur atau terlanjur ?
  • Dimungkiri atau dipungkiri ?
  • Silakan atau silahkan ?
  • Permukiman atau pemukiman ?
  • Persewaan atau penyewaan ?

Sebagian pembaca mungkin bisa menjawabnnya dengan mudah, namun sebagian pembaca lagi mungkin cukup kesulitan untuk menjawabnya, tidak terkecuali untuk diri saya sendiri.  (Catatan: kata pertama adalah kata yang benar. Kata kedua adalah kata tidak baku. ** Khusus untuk dua kata terakhir yaitu permukiman atau pemukiman,  persewaaan atau penyewaan? Semuanya adalah benar. Perbedaannya adalah antara kerja benda atau kata kerja).

Berikut adalah sejumlah kata yang benar dalam Indonesia yang mungkin bisa kita ingat, pelajari dan gunakan dalam bahasa lisan ataupun bahasa tulis

Mari berbahasa Indonesia yang baik dan benar bersama blog abal-abal.

Kesalahan Kata Yang Umum Ditemukan

Sumber : wikipedia 

HURUF A MENJADI E

  • Akta bukan akte
  • Camilan bukan cemilan
  • Esai bukan esei
  • Frasa bukan frase
  • Kafetaria bukan kafeteria
  • Katapel bukan ketepel
  • Manajemen bukan menejemen
  • Manajer bukan menejer
  • Masjid bukan mesjid
  • Rabu bukan Rebo
  • Saksama bukan seksama
  • Sanggama bukan senggama
  • Sekadar bukan sekedar
  • Saprai bukan seprei
  • Samadi bukan semedi

HURUF E MENJADI A

  • Amendemen bukan amandemen
  • Aritmetika bukan aritmatika
  • Metode, bukan metoda
  • Meterai bukan materai
  • Kedaluwarsa bukan kadaluwarsa
  • Sekuler bukan sekular
  • Seluler bukan selular
  • Survei bukan survai atau survey

HURUF A MENJADI I

  • Aktual bukan aktuil
  • Formal bukan formil
  • Komersial bukan komersiil
  • Tradisional bukan trandisionil
  • Orisinal bukan orisinil
  • Real bukan riil

HURUF A MENJADI O

  • Afdal bukan afdol

HURUF A MENJADI I

  • Antre bukan antri
  • Apotek bukan apotik
  • Atlet bukan atlit
  • Atmosfer bukan atmosfir
  • Cedera bukan cidera
  • Cendekiawan bukan cendikiawan
  • Cendremata bukan cindremata
  • Debit bukan debet
  • Kredit bukan kridit
  • Definisi bukan difinisi
  • Dekret bukan dekrit
  • Desain bukan disain
  • Deskripsi bukan diskripsi
  • Diskotek bukan disotik
  • Eksem bukan eksim
  • Ekstrem bukan ekstrim
  • Ekstremis bukan ekstrimis
  • Faedah bukan faidah
  • Komplet bukan komplit
  • Konkret bukan konkrit
  • Museum bukan musium
  • Penalti bukan pinalti
  • Peranti bukan piranti
  • Pensil bukan pinsil
  • Personel bukan personil
  • Sistem bukan sistim
  • Teoretis bukan teoritis

HURUF I MENJADI E

  • Cengkih bukah cengkeh
  • Disertasi bukan desertasi
  • Hakikat bukan hakekat
  • Intelijen bukan intelejen
  • Kaidah bukan kaedah
  • Kempis bukan kempis
  • Leding bukan ledeng
  • Nasihat bukan nasehat
  • Penasihat bukan penasehat
  • Praktik bukan praktek
  • Praktikum bukan praktekum
  • Risiko bukan resiko
  • Ritsleting bukan retsleting
  • Senin bukan Senen

HURUF E MENJADI U DAN O

  • Ameba bukan amuba
  • Penggawa bukan punggawa
  • Serban bukan surban
  • Nomor bukan nomer
  • Serban bukan sorban

HURUF U DAN O MENJADI I, O JADI U

  • Bus bukan bis
  • Agrobisnis bukan agrebisnis
  • Kantong bukan kantung
  • Khotbah bukan khutbah
  • Mandor bukan mandur
  • Roboh bukan rubuh
  • Pastor bukan pastur
  • Sopir bukan supir
  • Guncang bukan goncang
  • Gua bukan goa
  • Kaus bukan kaos
  • Kukuh bukan kokoh
  • Kumulatif bukan komulatif
  • Kurma bukan korma
  • Lubang bukan lobang
  • Limusin bukan limosin
  • Mangkuk bukan mangkok
  • Rabu bukan Rebo
  • Saus bukan saos
  • Sup bukan sop
  • Tegur bukan tegor
  • Telur bukan telor
  • Ubrak-abrik bukan obrak-abrik

GUGUS VOKAL UE, UE dan UI

  • Ekuivalen bukan ekwivalen
  • Frekuensi bukan frekwensi
  • Kualitas bukan kwalitas
  • Kuintal bukan kwintal
  • Kuitansi bukan kwitansi

DIFTONG,  DITULIS IE, DIBACA NYARIS I

  • Hierarki bukan hirarki
  • Karier bukan karir

HURUF R  MENJADI P, P MENJADI R

  • Aktif bukan aktip
  • Fondasi bukan pondasi
  • Foto bukan photo
  • Fotokopi bukan photokopi
  • Hafal bukan hapal
  • Insaf bukan insap
  • Nafsu bukan napsu
  • Negatif bukan negatip
  • Positif bukan positip
  • Tarif bukan tarip
  • Paham bukan faham
  • Pikir bukan fikir
  • Telepon bukan telefon
  • Napas bukan nafas

HURUF V MENJADI F/P

  • Aktifis bukan aktifis
  • Konfeksi bukan konfeksi
  • Provinsi bukan propensi

HURUF P MENJADI B

  • Baptis bukan babtis
  • Jerembap bukan jerembab
  • Lembap bukan lembab
  • Sembap bukan sembab

HURUF D MENJADI T, T MENJADI D

  • Teked bukan tekat
  • Bejat bukan bejad
  • Nekat bukan nekad
  • Skuat bukan skuad

HURUF G MENJADI J

  • Genius bukan jenius
  • Margin bukan marjin
  • Marginal bukan marjinal

HURUF J MAJDADI Y, Y MENJADI J

  • Objek bukan obyek
  • Objektif bukan obyektif
  • Subjek bukan subyek
  • Subjektif bukan subyektif
  • Proyek bukan projek

HURUF Z

  • Asas bukan azas
  • Ijazah bukan ijasah
  • Jenazah bukan jenasah
  • Plaza bukan plasa
  • Zaman bukan jaman
  • Izin bukan ijin
  • Rezeki bukan rejeki
  • Zamrud bukan jamrud
  • Zina bukan jinah

DIHILANGKAN SATU HURUF

  • Anugerah bukan anugrah
  • Cenderawasih bukan cendrawasih
  • Indera bukan indra
  • Jenderal bukan jendral
  • Keripik bukan kripik
  • Kerupuk bukan krupuk
  • Kesatria bukan ksatria
  • Menteri bukan mentri
  • Sumatera bukan Sumatra
  • Terampil bukan trampil
  • Ikhlas bukan iklas
  • Ihktisas bukan iktisar
  • Khafilah bukan kafilah
  • Khusyuk bukan kusyuk
  • Makhluk bukan makluk
  • Nakhoda bukan nahkoda
  • Takhta bukan tahta
  • Petai bukan pete
  • Ramai bukan rame
  • Cabai bukan cabe
  • Durian bukan duren
  • Frustrasi bukan frustasi
  • Asyik bukan asik
  • Elite bukan elit
  • Kelenteng bukan klenteng

DITAMBAH SATU HURUF

  • Istri bukan isteri
  • Justru bukan justeru
  • Prajurit bukan perajurit
  • Putra bukan putera
  • Samudra bukan samudera
  • Sutra bukan sutera
  • Trompet bukan terompet
  • Ahli bukan akhli
  • Anarki bukan anarkhi
  • Karisma bukan kharisma
  • Maksud bukan makhsud
  • Rahmat bukan rakhmat
  • Teknik bukan tekhnik
  • Seks bukan sex
  • Ekstasi bukan
  • Kompleks bukan komplek
  • Azan bukan adzan
  • Uztaz bukan ustadz
  • Zikir bukan dzikir
  • Zuhur bukan dzuhur
  • Silakan bukan silahkan
  • Sanskerta bukan sansekerta
  • Ramadan bukan ramadhan
  • Andal bukan handal
  • Antar bukan hantar
  • Bakti bukan bhakti
  • Darma bukan dharma
  • Imbau bukan himbau
  • Embus bukan hembus
  • Imbau bukan himbau
  • Isap bukan hisap

LAIN LAIN

  • Amfibi bukan amphibi
  • Avokad bukan alpukat
  • Gorden bukan korden
  • Jeriken bukan jerigen
  • Memesona bukan mempesona
  • Miliar bukan milyar
  • Triliun bukan trilyun
  • Mulia bukan mulya
  • Nanas bukan nenas
  • Paralel bukan pararel
  • Persen bukan prosen
  • Kongres bukan konggres

Tambahan : Menggunakan Tanda Baca dll

Sekedar tambahan yang mungkin tidak terlalu penting dan sudah dipahami oleh kebanyakan orang.

TANDA KOMA
Tanda koma diletakkan tapat di belakang kata, kemudian diikuti dengan satu spasi kosong.

TANDA TITIK
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat. Sama halnya dengan tanda koma, tanda titik diletkakkan tepat di akhir kata (tanpa spasi).

TANDA ELIPSIS adalah tanda titik yang lebih dari tiga titik (….)

  1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama. Contoh: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
  2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung. Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ….

TANDA TANYA (?)

  1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
    Contoh: Kapan ia berangkat?
  2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

REFERENSI :

  • Penggunaan tanda baca lainnya bisa dilihat di halaman wikipedia
  • Untuk mengetahui kata yang benar dalam bahasa Indonesia saya biasanya berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang versi onlinenya bisa diklik disini : KBBI Daring.

 

5 respons untuk ‘Mari Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

  1. : :  Apa sih pentingnya belajar bahasa Indonesia? Toh, sudah tahu atau setidaknya apa yang kita sampaikan dipahami lawan bicara?

    Saya sendiri pada awalnya juga menganggap bahasa Indonesia itu tidak penting untuk dipelajari. Toh sudah bisa khan? Jadi belajar apa lagi?

    Namun ternyata saya salah besar. Bahasa menunjukkan bangsa, tingkat pendidikan, kebanggaan pada identitas nasional dan masih banyak lagi.  Bahasa lisan mungkin dianggap lebih mudah dibandingkan bahasa tulis. Buktinya banyak orang yang mampu ngbobrol berjam-jam, namun akan menyerah kalau disuruh menuliskannya. Namun sebetulnya sama saja. Bahasa tulis dan bahasa lisan mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda.

    Terkadang saya sering melongo ketika membaca status postingan di media sosial atau komentar blog yang ditulis dalam kalimat bahasa Indonesia yang tidak saya tidak saya pahami. Kemudian saya lebih melongo lagi dikala mendengar wawancara sejumlah pejabat tinggi negeri kita, dengan bahasa Indonesianya yang sangat menyedihkan. Duh, sedemikian parahkah kemampuan berbahasa penduduk atau pejabat negeri ini?

    Tentu saja kemampuan berbahasa Indonesia saya tidaklah lebih baik dari Beliau. Sayapun juga tidak berharap disuguhi dengan pidato atau bahasa yang hanya indah dan enak didengar saja tanpa realisasi nyata. Yang saya bahas disini adalah dasar-dasar berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari pengamatan dangkal saya dan mencoba membandingkannya dengan kondisi di negara lain, tampaknya kemampuan berbahasa para pejabat ataupun sebagaian masyarakat kita relatif rendah.  Cukup banyak orang tidak tahu batasan antara bahasa baku dan bahasa lisan. Nah, ini parah.

    Beruntunglah karena bahasa Indonesia tidak serumit bahasa asing lainnya sehingga nyaris tidak ada banyak perbedaan antara bahasa lisan dengan bahasa tulis, jadi sepertinya tidak ada alasan untuk tidak tahu. Mulai sekarang, mari belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.  Bahasa daerah penting, bahkan sangat penting, bahasa asing penting, bahasa Arab penting. Kemudian yang terpenting adalah belajar berkomunikasi ataupun menulis dengan baik dan benar.

    1. Tapi terkadang bahasa pergaulan justru menambah kosakata bahasa. Kalau sudah menjadi kesepakatan bersama tentunya, mbah.

  2. Betul mbah Wager, berbahasa yg benar, yg lebih baik lagi berbahasa yg baik dan benar, yg lebih baik lagi ditambah berbahasa yg santun dan lembah manah (rendah hati).

    Sering memang memakai bhs yg salah spt misalnya “aku lagi tidur dibangunin” pdhl akhiran “in” gk ada, gmn kalau kalimatnya “aku lagi tidur dibangunan” ada akhiran an xi3 kurang tepat juga, tp yah emang spt itu bhs yg sering digunakan

  3. Salam Kang ANO,
    Salam Kang PANCI,

    Bahasa baku, bahasa formal, bahasa pergaulan, semuanya diperlukan dengan catatan digunakan secara tepat dalam situasi atau kondisi yang benar.

    Berbahasa baku atau formal dengan teman akrab tentu saja aneh, sama anehnya dengan berbahasa pergaulan dalam suasana formal.

  4. ‘Bahasa baku, bahasa formal, bahasa pergaulan, semuanya diperlukan dengan catatan digunakan secara tepat dalam situasi atau kondisi yang benar.’ (Wager)
    —————————————————-
    Betul. Ya seperti pakaian. Pakaian untuk naik gunung atau (hobbi Oom Wager) camping pasti lain dengan pakaian untuk ke pantai, untuk ke pesta pernikahan, atau ke …istana negara. Bahasa untuk …Dongbud ya lain dengan bahasa untuk menulis makalah …

Nama, mail dan website BOLEH diKOSONGkan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.