Jokowi Calon Presiden (?) : Apa Tidak Ada Yang Lain?

200px-jwPenulis: Wage Rahardjo – Partai PDIP telah menetapkan nama calan presidennya untuk pemilu 2014 yaitu Bapak Joko Widodo alias Jokowi.  Tak ayal, pendeklarasian nama calon wapres dari partai kepala banteng yang lebih cepat dari jadwal, membuat para pendukungnya melonjak kegirangan dan dilain pihak membuat pesaingnya gerah. 

Sepertinya ini merupakan fenomena menarik dan hampir tidak pernah terjadi sebelumnya pada sejarah hajatan calon pemimpin di tanah air. Seorang tokoh yang awalnya “biasa-biasa saja” bisa mencuat, populer dan menjadi kandidat kuat mengalahkan kepopuleran tokoh lain yang jauh lebih tua, lebih kaya ataupun lebih berpengalaman dalam berpolitik.

Pertanyaan menarikpun muncul di benak saya, Apa sih keistimewaan dari tokoh ini? Kalau dilihat dari sisi latar pendidikannya, jelas tidak terlalu mentereng, hanya tamatan perguruan tinggi lokal. Kemudian dari sisi penampilannya jauh dari kesan gagah apalagi berwibawa, udah kurus, ndeso lagi. Kalau dibandingkan dengan Kang JS sekalipun, walau sama-sama kurus sepertinya masih jauh lebih gagahan dan lebih berwibawaan kang JS. (Note: Kang JS adalah salah satu warga blog abal-abal)

Sejumlah orang mengatakan bahwa kelebihan Jokowi adalah Kejujurannya.  Kejujuran? Ya mungkin saja, setidaknya sampai detik ini, catatan kepemimpinannya relatif bersih. Namun semua orang pasti tahu, bahwa seorang pemimpin tidak cukup hanya bermodal kejujuran saja tapi juga harus punya leadership yang kuat, prestasi, teruji, punya visi dll. Kalau cuma modal jujur doang, kenapa tidak pilih calon dari tokoh agama saja? Ya khan?

Namun masalahnya ternyata tidak sederhana. Di negara yang bergelimang korupsi, mencari tokoh agama yang jujur dan bersih-pun ternyata tidaklah mudah. Kalau sudah duduk di pemerintahan, kalau sudah menyangkut urusan kekuasaan dan duit, tokoh agamapun menjadi tidak jujur dan susah untuk dipercaya. Setidaknya itulah kondisi yang saya lihat, namun bisa jadi tidak untuk Anda.

Tentu saja, pemilu masih jauh, Jokowi belum menjadi presiden, namun hanya sebatas calon yang artinya bisa gagal atau bahkan batal dicalonkan. Ya, bisa saja khan? Namun kalau tidak ada aral melintang, kalau (hanya) melihat dari hasil survey dilakukan oleh beberapa lembaga sepertinya peluang Jokowi untuk memenangkan kursi RI-1 sangatlah besar. Beberapa pengamat bahkan berani mengatakan bahwa pemilihan presiden sebetulnya sudah selesai…….Sekali lagi dengan catatan tidak ada kejadian luar biasa yang terjadi di tengah jalan.

Jujur, saya tidak terlalu tertarik dengan urusan pemilu. Mungkin sudah 5 kali pemilu tidak pernah ikut nyoblos. (Mohon jangan ditiru !) Selama ini saya beranggan, siapapun presidennya bagi saya adalah sama saja. Sewa rumah kontrakan tetap saja mahal, hutang di warung tetap aja numpuk, harga bir tetap aja selangit……..

Kembali ke judul: Kenapa harus Jokowi, apa tidak ada yang lain? Apakah mencari pemimpin di negeri berpenduduk ratusan juta ini begitu susahnya?

Sebagai penutup, saya sisipkan juga opini pribadi. Satu hal yang saya suka dari Jokowi adalah prilakunya yang nyaris tidak pernah mengatakan hal jelek atau menjelek-jelekan  orang/lawan politiknya. Prilaku politik yang relatif langka di negeri ini. Mungkin karena sadar diri tampang beliau yang sudah jelek? Entahlah…..

Wagerrr

111 respons untuk ‘Jokowi Calon Presiden (?) : Apa Tidak Ada Yang Lain?

  1. Oom Wagerrr,

    Apa tidak ada yang lain ? Ya jelas-jelas ada. Cuma, capres2 yang lain tidak se …populer Jokowi. Saya pernah lihat Bang Satria Bergitar diwawancarai di TV . Hmm Bang yang satu ini agak, eh hem, memalukan … Sama sekali tidak punya pengetahuan yang …cukup untuk menjadi RI 1 ….
    Dan,terkesan kurang ….Pancasilais…Nampaknya Bhinneka Tunggal Ika bukan hal yang terlalu penting buat beliau.
    Capres yang lain : eh hem lagi, ingat mahasiswa2 yang diculik dan ditembak ? Amerika juga tidak akan memberi … visa kepada beliau )-:

    Jokowi, seperti Ahok, jujur. Prestasi beliau sebagai wali kota Solo dulu bisa diikatakan ‘sukses’.Banyak orang percaya Jokowi adalah … SP yang sudah lama ditunggu-tunggu. Seorang pemimpin PDI di Malang mengatakan Jokowi seperti KEN AROK, seorang biasa, tidak berdarah biru.

    Jokowi terkesan dekat dengan rakyat dan tidak mengandalkan kekerasan untuk mencapai tujuannya.Mungkin ini salah satu sebab mengapa beliau populer.

    1. Kang Bala, tulisan edisi minggu depan membahas topik Satria Piningit eh, maksudnya Satria Bergitar calon presiden. Ditulis semua agar berimbang, mumpung sedang masa pemilu, jadi blog abal2 juga berusaha mengikuti trend.

      Komentar tentang Bang Rhoma disimpan dulu.

  2. bentar lagi juga musim coblosan massal kok mbah, jadi nggak nunggu terlalu lama juga…

    dulu ada wacana bahwa calon presiden bisa dari kalangan independent, tak harus dari partai tertentu, tetapi ide ini mental karena undang2 parpol dsb.

    mengapa pak Jokowi sangat di gandrungi dan diidolakan?… terkadang untuk memilih figur calon pemimpin itu memang nggak harus kaya, berwibawa, berpendidikan atau agamawan… tetapi orang yang bisa memenangkan hati rakyatnya, itulah yang akan menjadi presiden.

    rakyat cerdas, lebih melihat prestasi dan kinerja… lalu pasarpun menyambut positive pencalonannya menjadi presiden, terbukti rupiah menguat telak… ini sudah mengindikasikan langkah awal yang sangat bagus.

    saya netral saja mbah, realistis dan nggak fanatik, siapapun yang menjadi presidennya, saya ucapkan selamat, semoga sukses dan selamat berjuang 🙂 …

    1. Siapapun presidennya kagak ngaruh, blog tetap aja sepi, cari kontrakan rumah tetap aja susah, harga bir tetap aja mahal. Iya khan?

  3. Betul mbah Wagerrr, ning Dewi, kang Balde lan sedulur… mau nungging kek, mau munafik kek.. mau kroyokan kek… mau merongrong kek… mau bunuh bunuhan kek… mau negara ambrol kek… mau bencana alam kek… mau mau mau apa saja terserah…kagak ngaruh… biasa saja….. kafilah tetap berlaluu… ya namanya ora weruh?… EGP (emang gue pikiran kate orang jakarte) whahaha..

    1. bagusnya dipasangkan sama yusril ihzra mahendra… atau edi baskoro… biar pas dengan ramalan… no to ne go ro (ra) mantaaappp… wkwkwk

    2. Mending nonton 2NE1… yang ketenarannya sudah mengalahkan SNSD… acik acik… ada yang baru unyu unyu lagi… whahaha

  4. Jokowi Calon Presiden (?) : Apa Tidak Ada Yang Lain?

    Kasihan jakowi….. ….kenapa harus nyapres ??…..urusan DKI masih banyak yang belum selesai….

  5. Salam sejahtera dan hormat saya untuk sedoyo sederek….

    Kalau dibandingkan dengan Kang JS sekalipun, walau sama-sama kurus sepertinya masih jauh lebih gagahan dan lebih berwibawaan kang JS. (Note: Kang JS adalah salah satu warga blog abal-abal)….

    Salam damai Mbah……he he he…saya memang kurus , berat badan hanya 45 kg….

    Jakowi , nasibnya sangat bagus , tapi nasib diri tidak ada yang tahu bahkan untuk 1 jam atau 1 hari kedepan…..

    Saya pernah bermimpi bertemu jakowi selama 3 x , semoga saja jakowi bisa eling dan waspodo……

    1. Kurus ndak masalah Kang,asal produktip. Lha, kalau gemuk tapi ndak produktip ya percuma. Ngabisin jatah nasi keluarga lain doang……..

    1. Ngakak nonton videonya Kang. Baguslah untuk ngilangin stress….. Saya juga punya koleksi yang mungkin juga lucu. Video di atas sepertinya mirip dengan yang ini :

  6. Salam Kang Wager, Cak JS, Kang Bala, Kang Senyum, Kang Lesung, Mang Udin, Ning Dewi dan semuanya.
    Waahh… panggung catur bakal makin ramai.
    Nuwun.

  7. Kalau yang ini… betul-betul seorang ibu bagi warganya.

    Siapa yang “meminang” beliau untuk jadi Capres atau Cawapres…. pasti lancar menuju RI-1.

    1. juempol… tanpa koma…adanya titik dan titk dan titik lalu lerus titik selanjutnya tanda pentung ngak habis-habis

    2. @ O-O,

      Makasih kiriman videonya, inilah masalah kompleks prostitusi jika ia dibiarkan liar. Pemerintah daerah mudah saja menutup lokalisasi selama ramadhan atau selamanya, tetapi apa mereka tidak memikirkan dampak efek dominonya yang bisa meluber ke rumah2 warga yang tidak seharusnya terjadi…

      Terutama anak2 seharusnya tidak terlibat tapi malah dikomoditikan… baik secara langsung maupun tidak langsung. Hukuman yang kurang tegas terhadap orang dewasa yang sedang bertransaksi terhadap anak dibawah umur, kurungan hanya bbrp minggu-bulan atau hari jika ada yang menebusnya. Kalau di negara yang betul2 memperhatikan hak anak, pelaku pedofilia/ predator anak2 setara dengan kriminal tingkat tinggi, walau sudha membayar denda ratusan juta itu saja tidak cukup, harus ada efek jera dengan memenjarakannya bertahun2 plus pengobatan mental selama hidupnya.

      Sosok seperti dalam video diatas adalah sosok pahlawan dalam lingkup dinas ‘pekerja sosial’… di negara maju pekerja sosial mendapatkan prioritas dan ia bisa menggandeng institusi2 seperti pendidikan, psikolog dsb. Tidak selalu berhubungan dengan kenalan remaja tetapi juga dalam mengarahkan pekerjaan remaja yang beranjak dewasa sesuai dengan minat dan bakatnya. Yang harus kita dan negara pahami adalah bahwa remaja adalah generasi bangsanya yang sangat vital.

      Kembali ke prostitusi, mengapa tidak di berantas saja dibumihangsukan saja, kalau bisa silahkan malah bagus itu… tapi justru kalau ia di ‘banned’… yang ada adalah prostitusi liar dan prostitusi terselubung, prostitusi yang terakhir ini yang sebenarnya lebih berbahaya karena ia tak tampak diluar tapi menggerogoti dari dalam. Dan pemerintah seharusnya ‘tanggap’… bukan berarti mengajangi omboh melainkan diatur dan diketatkan aktivitasnya. Dan harus keras aturannya seperti tidak berada dikawasan warga, minimal usia pekerja dan pengunjung berusia 21 th, Sediakan pula museum sex untuk edukasi kalau perlu. kalau kedapatan memperkerjakan anak2 tutup prakteknya, denda yg besar, penjara yg lama, dan hukum juga yg kencan dengan anak2.

      Bimbingan akan selalu tersedia, mulai dari ilmu agama serta terapi hormon dsb untuk para PSK yang ingin menyudahi karirnya. Jika akar permasalahannya karena masalah ekonomi, maka mudah saja ia berhenti jika sudah punya bekal tabungan, jika karena hormon yang tinggi bisa diterapi dengan pengobatan rutin, dan biasanya gejalanya hanya sementara waktu tergantung kemauan dari yang punya hormon…

      Yang sulit adalah jika itu sudah ‘mental’ yang sengaja ia bentuk untuk karakternya, sekalipun dia tidak hidup di lokalisasi ia bisa menerapkannya di semua lapisan dan lingkungan, kalau pas dia berumah tangga ia akan memeras pasangannya seakan dia raja/ratu yang selalu ingin dilayani dan memperlakukan pasangannya seperti sapi perah. kalau pas kebetulan dia menjabat sebagai pegawai negara, maka mudah baginya untuk melacurkan undang2 negara, memang bobrok mentalnya… yang penting dia dan keluarganya dapat duit duit duit….

    1. Demokrasi adalah barang loak. Nah Ini baru komentar mantap. Cuma sayang komentarnya nanggung. Jadi yang bagus itu opo?

    2. Demokrasi tidak bagus ? Jadi yang bagus opo ? (Wage )

      Alternatif dari demokrasi ;

      1) teokrasi model Iran
      2) kerajaan model Saudi Arabia
      3) komunisme model China,Korea Utara
      4) dll

      Saya kok lebih cocok dengan demokrasi. Tidak sempurna, memang, wong Tuhan saja … tidak sempurna …hehehe…

    3. Oh ya, demokrasi memang dari Barat. Setujukah kalau Indonesia dijadikan NII -Negara Islam Indonesia. Cuma, modelnya mana,apa ? Seperti Iran,Arab Saudi, Malaysia ?

    4. Demokrasi? jangan, itu produk barat. Nggak cocok dengan budaya kita. Teokrasi ala Iran? Ah jangan. Nanti tiap hari kepal kepal tangan ninju langit. Males…..

      Jadi yang bagus apa ya? Duh, susah juga. Sekarang kita pakai demokrasi tapi campur kerajaan. Buktinya ada Ratu Atutnya khan? Demokrasi tapi ada rasa teokrasinya.

      Kenapa nggak ngembangan sistem pemertintahan ala Padepokan aja ya? Asli rasa Indonesia. Tapi sepertinya susah juga,karena lama-lama pasti diselewengkan jadi padepokan abal2.

  8. Lho, kalau bukan demokrasi, lalu apa ?? Tidak sempurna, tapi dibanding sistem-sistem yang lain, demokrasi jauh lebih … baik. Apa mau NKRI dijadikan NII ? hehehe …

  9. Kalau boleh saran dan analisis… semua biarkan saja… itu yang terbaik… na ta na go ro (ra) itu tidak penting… tetap berpikiran positif… pasrah ikhlas damaikan hati… masih banyak pekerjaan demi kemanusiaan…. andai model demokrasi skrg dalam perjalanannya akhirnya terbukti merugikan rakyat dan berantakanpun negara ini… mungkin itulah proses goro goro saja sepertinya…

    Demokrasi bagi saya, proses mendapatkan pekerjaan 5 tahun sekali agar sejahtera bagi caleg (dan keluarga), kelompok dan parpolnya, seandainya parpol berkuasa maka golongan mereka akan semakin sejahtera… dan seandainya memang mereka baik tentu akan juga mensejahterakan rakyat yang lain yang dipimpinnya.. dan seandainya kelompoknya parpolnya atau pendukungnya korup maka korupsinya semakin menjadi dan merugikan rakyat lain, seandainya kepemimpinannya tak mampu MENGAWASI dan MENGUASAI anggota PARPOL yang sedang berkuasa maka tentu anggota parpol atau simpatisan itu akan dapat proyek2, apabila gelap mata ingin cepat sejahtera dan balik modal tentu akan terjadi korupsi… dst dst itu sudah wajar saja sebab akibat sehingga rakyat seluruh indonesia sama spt sebelunya kesejahteraannya dan tatacaranya yg kaya semakin kaya yg miskin semakin miskin… kalimat kerakyatan yang dipimpin dst… ada di pancasila sila ke 4…

    Masalah utama dalam sistem demokrasi sekarang adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia sila 5 pancasila… namun dikarenakan kelemahan personal yang berkelompok pada wakil rakyat di sila 4 itu, maka sila ke 5 hanyalah selalu menjadi kiasan saja dan tidak tercapai pada kenyataannya… sebaiknya sih sila ke 5 ditambah kata kesejahteraan saja KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
    Parpol selalu menitikberatkan sila 4 dengan berbagai strategi pencapaian spt pencitraan itu atau minta dukungan kpd a b c d dst (spt pada mbah dukun atau juga paman dukun di luar negeri hahaha)… dan terbukti pencapaian sila ke 5 itu selalu tercampakkan… pertanyaannya how come? jadi pancasila itu sebaiknya diganti CATURSILA saja biar pas dengan kenyataannya… hahahaha

    1. Meneruskan kalimat minta dukungan kepada a b c d baik dalam dan luar negeri, tentu ada imbal balik yang harus dipenuhi… baik spiritual ataupun non spiritual yg lain seperti finansial… tentu dampaknya dan pertanyaannya apakah dukungan itu berdampak positif pada kesejahteraan nasional atau negatif untuk rakyat indonesia yang berkeadilan sosial sesuai sila 5? dan apakah dukungan itu akan melukai atau melanggar sila 3 persatuan Indonesia? mesti perlu dikaji lagi… sepertinya sih melanggar karena dukungan material spiritual dari bangsa lain akan menyebabkan keTIDAK RUKUNAN berbangsa bernegara hingga sila 3 persatuan indonesia hanyalah persatuan abal abal saja manis di bibir pahit di hati… hahaha

      Nah dikarenakan praktek ber pancasila sila 1 yakni berKetuhanan Yang Maha Esa hanyalah sebagai alat pemersatu bangsa dalam kebebasan berkebinekaan beragama dan kepercayaan berkehidupan bangsa, tetapi bukan dasar MORAL HATI NURANI bangsa maka politik itu semakin membius manusia berlomba untuk melanggar sila ke 2 yakni kemanusiaan yang adil dan beradab…

      Selanjutnya dapat dikatakan bahwa manusia bebas berpolitik bermulti partai dengan menitikberatkan sila 4 dengan kebebasan bekumpul berorganisasi dengan berbagai cara pencapaian yang halal haram tak bisa dibedakan, maka sejatinya dalam mempraktekkan sila ke 4 itu akan melanggar atau menenggelamkan sila 2.. kemanusiaan yang adil dan beradab… karena apa? moral spiritual berpolitik manusia berorganisasi berkumpul itu hati nurani atau mata hatinya sudah tidak terjaga sehingga tidak berperikemanusian dan tidak adil apalagi beradab bagi si PELAKU atau POLITIKUS itu sendiri juga pada rakyat dan bangsanya… Terbukti semua politikus pandai bersilat lidah bukan? berbohong juga munafik adalah hal biasa dan lumrah dijalankan… ajiiiibbbb…

      Jadi bagaimana memecahkan masalah berbangsa ini agar sejahtera atau tata titi tentrem kertaraharjo? apa pancasila perlu direvisi? atau parpol disempitkan? atau apa ada cara lain yang mendekati keIDEALan untuk menuju KEADILAN dan KESEJAHTERAAN RAKYAT itu? hahahaha kok tau tau ada pikiran abal abal ini muncul di otak…dan bikin sebaaaaal… hufffttt wkwkwkwk

    2. Kesimpulannya sementara bahwa Ketentraman dan keraharjoan… hanyalah angan semata… di Indonesia ini… dengan sistem demokrasi dan perpolitikan yang ada… bagaimana bisa tentram dan sejahtera… bila diawali dengan ketidak rukunan dalam bermasyarakat dan dijalankan dengan bermulti kelompok yang saling sikut menyikut itu dalam berpolitik? bagaimana menentramkan dan mensejahterakan rakyat bila semua dilandasi dengan sifat ketidak rukunanm kemunafikan yang melandasi dalam ilmu berpolitik?

      Terpaksa dengan sangat menyesal dapat dikatakan :
      1. bahwa cita cita ketentraman atau keraharjoan adalah kontraproduktif dengan sistem demokrasi dan politik yang ada…
      2. bahwa cita cita keteraturan dalam bermasyarakat tidak akan pernah tercapai
      3. persatuan indonesia hanya ilusi saja, gak pernah akan rukun banyak trik..
      4. berpolitik akan menyebabkan ekses tidak berperikemanusiaan, banyak akan terjadi orang sakit jiwa baik si pelaku maupun rakyat yang tertipu janji manis kampanye
      5. maaf maaf hanya kesimpulan sementara… hahahaha

    3. Maaf sedulur… menbayangkan dan mengilustrasikan politik itu seperti lagu ini let me go to hell… sybilla (satu orang berkepribadian banyak… atau satu negara dengan multi partainya maap maap)…
      Semua berkumpul dan berorganisasi pada berduyun duyun… 5 tahun sekali berpesta demokrasi mencari nerakanya sendiri… whahahaha.. hanya tanggapan pribadi loh yang agak agak… sakit jiwa juga wkwkwkwk

  10. Analisis selanjutnya, apa solusi jitu keruwetan perpolitikan dan dampak lain yang ditimbulkannya dan menyelesaikan krisis multidimensi berkebangsan itu?…

    Sebelum menyelesaikan soal soal UNASnya maka percaya dulu bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang dan Menciptakan makhluk manusia adalah yang MAKHLUK CPTAAN GUSTI ALLAH PALING SEMPURNA…. nah selanjutnya untuk mengomentari juga mengurai krisis multi dimensi sebaiknya MENCONTEK atau BELAJAR dulu ilmu urai tubuh untuk sekedar tahu fungsi2 organnya dan selanjutnya mempelajari ilmu kesehatan dan penyakit pada manusia…

    Negara itu anggap saja sebagai sosok tubuh manusia dengan fungsinya yang PERFECT… kira kira begitu memulai cerita dan jalan keluarnya… sebelum mengurai sistem ideal poleksosbud hankam dll dan persamaannya di fungsi tubuh manusia, maka maaf mondok dulu untuk buka buku BIOLOGI… ILMU TUBUH MANUSIA untuk dipelajari RINGKASANnya, baru kasih pendapat.. mudah2an secepatnya terurai…… hahahaha

    1. @ Senyum,

      Makasih kiriman videonya, dalam mencerna sebuah lagu, apapun bahasa dan kulturnya, saya cenderung memilih arassement kata dan musiknya, kalau soal fisik atau penampilan kan bisa di poles, yang penting lagu itu ada roh atau jiwanya, bukan sekedar jingkrak2… he he he… emang mbah jingkrak… mbah jingkrak junior dong… xixixixi…

      Makasih ulasan perpolitikannya, memang begitulah sepertinya, rakyat hanya bisa menjadi penonton dan hanya dimanfaatkan suaranya, sekarang gantian rakyat yang mengkadali wakilnya, kalau ada kampanye, trima aja uangnya, kaosnya dsb… tapi entar kalau pemilihan suara nggak usah milih orangnya… wakakaaakkk…

      Sebaliknya, wakil rakyat yang berkualitas akan mendidik rakyatnya dengan kinerja dan prestasi bukan bagi2 duit dan angpao hanya untuk mendapatkan sanjungan dan suara.

      Tentang Pancasila itu kan hanya rumusan garis besarnya saja, kalau kita pingin yang lebih tokcer dan afdol ya kembali ke roh spirit jiwanya, ‘bhineka tunggal ika’ sudah ada sejak pemerintahan ‘Medang’ atau Mataram kuno, Majapahit sebagai kerajaan terakhir di nusantara hanya mewarisi pendahulunya saja. Lalu pada saat awal demokrasi jaman penjajahan Belanda, para generasi bangsa mencoba menggalinya kembali untuk kejayaan Nusantara, pada era orde lama bangsa terlanjur mengkultuskan sosok Soekarno sebagai Satrio Piningit, lalu lewat kudeta merangkat Soeharto berhasil menggagahi orde baru… dst dsb… hingga sekarang seperti yang rakyat lihat sendiri…

      Kalau lewat prasasti ‘Laguna’ di Philipina, bangsa Nusantara lewat kerajaan Mataram kunonya, pernah bisa mempersatukan kawasan seasia tenggara pada th 900 masehi atau 822 saka, sekarang kualitas bangsa ini mengalami krisi moral nan multi kompleks… di tambakno mrono mrene tiwas-tiwas ndedawa larane, obate kuwi ora doa coro arab, ora demokrasi ala barat, ning kembali ke ajaran leluhur dewe wae, super cheap and simpel wis ora usah macem-macem. jadi kalau Nusantara ingin berjaya ya kembali ke jiwa ‘bhineka tunggal ika’… berbeda-beda tapi tetep satu jua… itu yang patut di jadikan ‘Tuan’ di hati kita masing-masing 🙂 ….

    2. hehehe ada ning Dewi… jadi pengen malu… tulisannya diterima dan ditampung ning… duh panjang juga tulisannya mau panjang panjangan nih? hihihi 🙂

    3. siapa bilang saya sepanjang itu mbah??.. itu fitnah yang keji…

      asiinya saya ini pendek tapi gemuk, dengan tinggi hanya 150 cm dan bb 60 kg, maka gelar saya adalah ‘pendekar’ alias pendek mekar… xixixixi….

      nah kalau simbah dan komandan panjangan siapa ya? ^_^ …

      eh ngomong2 tentang pak O-O… tadi pagi saya mimpi bertemu dengan paklik:

      saya bertemu dengan beliau di sebuah acara reuni yang tak resmi… ternyata orangnya pendek dan kecil, kumisnya tebal. perasaan waktu bersalaman telapak tangannya juga kecil, besaran punya saya?… lalu beliau ingin memberikan/ menunjukkan saya pada satu buku, tapi bukunya itu hilang/ ketlisut entah kemana… bingung beliau mencarinya, seperti panik.

      biasanya nih, kalau mimpi itu artinya sering kebalikannya, kalau pendek berarti panjang, gedhe, duwur, gagah, perkasa, tidak berkumis tapi manis dan kemana-mana selalu membawa laras yang panjang pula 😀 …

  11. Hampir ketemu nih apa sistem berbangsa bernegara ideal… namun kok agak susah menerjemahkannya ya? hmmmm maaf maaf masih belum bisa berkomen dulu maklum lagi buka buku biologi ilmu urai tubuh juga ilmu kesehatan…… kalau tidak sakhih pernyataan di deapn prof2 DR2 ilmu politik, hukum tata negara bisa bisa pada melotot… dapat nilai F ni.. ngulang semester depan… wkwkwkwk…

  12. Demokrasi memang bukan sistem yang sempurna, belum tentu juga cocok dengan falsafah Nusantara. Namun sayangnya, sistem ini yang lebih cocok dengan jaman kini. inilah jeleknya globalisasi, dengan kapitalisme di baliknya, yang menjaid standar adalah barat: kesejahteraan, kemajuan, termasuk sistem negara.

    Tapi ya wajar, barat dengan kemajuan IPTEK-nya menjadi penguasa saat ini. Sosialisme saja, yang sama-sama berbasis metode ilmiah kalah melawan demokrasi (kapitalisme), apalagi sistem yang hanya berdasar pada kepercayaan. Ini bukan tentang baik atau buruk, unggul atau tidak, tapi pada mana yang punya kekuatan berkuasa. Kita bisa saja menggunakan model kerajaan, ada kawula, ada priyayi, raja.

    Tapi tak selamanya raja berhati mulia, kasus raja-raja Jawa yang penuh intrik/darah sudah membuktikan sistem kerajaan klasik tidak berhasil. Atau ngotot seperti Korut dengan sistem komunisme-nya, yang dianggap bangsa aneh oleh barat, juga oleh sebagian kita, karena model pemerintahan yang menjadikan presiden seperti mahadewa.

    Mungkin yang cocok adalah federalisme. masing-masing entitas mengatur wilayahnya sendiri sesuai kekhasannya. Tapi tentu tidak disetujui oleh para nasionalis/chauvinis. dan Relakah wong Jowo melepaskan kebesarannya, membiarkan entitas lain di Indonesia mandiri dan otonom? Federalisme dalam kerangka Indonesia Raya/ Nusantara.

    1. @ Mas Joko,

      maturnuwun infonya, dulu pak Amien Rais pernah melontarkan ide untuk menjadikan indonesia menjadi negara federal… sayangnya waktu itu mungkin wakil rakyatnya belum siap berotonomi ria jadi opini pak Amien pun mendapat kecaman bertubi2 karena di anggap tak pancasilais dsb.

      kalau kita lihat, amerika bisa sebesar ini karena sistem federasinya, china bisa sekuat ini karena mengadopsi dua sistem, tidak lagi hanya berpegang pada centralis yang mencekik kebebasan rakyatnya. inggris bisa setangguh ini karena sistem monarkinya yang berpihak pada hak asasi manusianya. finlandia negara imut dengan penduduk hanya 5 jt tapi bisa kuat bahkan mengalahkan raksasa russia yang pernah menjajahnya, karena negaranya berhasil mengawinkan dua sistem: sistem monarki dan demokrasi, jadi satu negara ada presiden sekaligus perdana mentrinya, mereka berbagai tugas, perdana mentri untuk urusan luar negri, presiden untuk urusan domestik, dan kebetulan saat ini baik presiden maupun perdana mentri dijabat oleh wanita semua. dan memang sangat kuat, tangguh dan handal kestabilan ekonomi dan politiknya.

      sepertinya yang paling cocok untuk mengurus dan memanage negara sebesar dan seberagam nusantara ini ya dengan ke-federasi-an, namun tetep hukum/ aturan babonnya adalah ‘bhineka tunggal ika’ berbeda2 tapi satu jua. dengan diberlakukan sistem semacam ini otomatis mereka/kita bisa menentukan kebijakan kearifan lokalnya maisng2, ditambah dengan perkembangan demokrasi kita bisa ‘kawinkan’ secara modern dan bijaksana, bahwa essensi demokrasi yang sejatinya adalah menghargai hak2 individunya, dimana setiap suara sangat didengarkan dan bisa menentukan, jika memang masuk akal dan utk kebaikan manusianya.

      yang terjadi sekarang adalah jual beli suara, dimana yang banyak mendapatkan perolehan suara itulah yang berhak menentukan hukum dan aturan, padahal belum tentu suara terbanyak itu bisa menutrisi kehidupan hajat orang banyak.

      akhirnya demokrasipun sekedar basa-basi, belum menyentuh yang essensinya, di tambah mental feodalisme/ kasta yang masih kencang berlaku di berbagai lapisan masyarakatnya… cepat atau lambat bangsa ini harus berbenah.

    2. Oom Wagerrr,

      Anda ini jaaan orang Nusantara betul… Sebagai editor kalau tidak meng … edit, ya meng … apa ?

      Mas O-O.Dewi Murni Berkembenkan Sutra Ungu, Mas js, Senyum dan saudara sekalian,

      Dolly ditutup ?! Hmm …. Oom Wage, maaf kalau puisi Rendra terllu panjang. Biar panjang, tapi …jitu ! Bersatulah para pe es ka Surabaya ! …’ Mereka berjuang untuk syurga.Dan tidak untuk bumi ‘


      Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

      Pelacur-pelacur Kota Jakarta
      Dari kelas tinggi dan kelas rendah
      diganyang
      Telah haru-biru
      Mereka kecut
      Keder
      Terhina dan tersipu-sipu
      Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
      Tapi jangan kau lewat putus asa
      Dan kaurelakan dirimu dibikin korban

      Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
      Sekarang bangkitlah
      Sanggul kembali rambutmu
      Karena setelah menyesal
      Datanglah kini giliranmu
      Bukan untuk membela diri melulu
      Tapi untuk lancarkan serangan
      Karena
      Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
      Tapi jangan kaurela dibikin korban

      Sarinah
      Katakan kepada mereka
      Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
      Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
      Tentang perjuangan nusa bangsa
      Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
      Ia sebut kau inspirasi revolusi
      Sambil ia buka kutangmu

      Dan kau Dasima
      Khabarkan pada rakyat
      Bagaimana para pemimpin revolusi
      Secara bergiliran memelukmu
      Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
      Sambil celananya basah
      Dan tubuhnya lemas
      Terkapai disampingmu
      Ototnya keburu tak berdaya

      Politisi dan pegawai tinggi
      Adalah caluk yang rapi
      Kongres-kongres dan konferensi
      Tak pernah berjalan tanpa kalian
      Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’
      Lantaran kelaparan yang menakutkan
      Kemiskinan yang mengekang
      Dan telah lama sia-sia cari kerja
      Ijazah sekolah tanpa guna

      Para kepala jawatan
      Akan membuka kesempatan
      Kalau kau membuka kesempatan
      Kalau kau membuka paha
      Sedang diluar pemerintahan

      Perusahaan-perusahaan macet
      Lapangan kerja tak ada
      Revolusi para pemimpin
      Adalah revolusi dewa-dewa
      Mereka berjuang untuk syurga
      Dan tidak untuk bumi
      Revolusi dewa-dewa
      Tak pernah menghasilkan
      Lebih banyak lapangan kerja
      Bagi rakyatnya

      Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan
      Namun
      Sesalkan mana yang kau kausesalkan
      Tapi jangan kau lewat putus asa
      Dan kau rela dibikin korban

      Pelacur-pelacur kota Jakarta
      Berhentilah tersipu-sipu
      Ketika kubaca di koran
      Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
      Menuduh kalian sumber bencana negara
      Aku jadi murka
      Kalian adalah temanku
      Ini tak bisa dibiarkan
      Astaga
      Mulut-mulut badut
      Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan
      Saudari-saudariku
      Membubarkan kalian
      Tidak semudah membubarkan partai politik
      Mereka harus beri kalian kerja
      Mereka harus pulihkan darjat kalian
      Mereka harus ikut memikul kesalahan

      Saudari-saudariku. Bersatulah
      Ambillah galah
      Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya
      Araklah keliling kota
      Sebagai panji yang telah mereka nodai
      Kinilah giliranmu menuntut
      Katakanlah kepada mereka

      Menganjurkan mengganyang pelacuran
      Tanpa menganjurkan
      Mengahwini para bekas pelacur
      Adalah omong kosong

      Pelacur-pelacur kota Jakarta

      Saudari-saudariku
      Jangan melulur keder pada lelaki
      Dengan mudah
      Kalian bisa telanjangi kaum palsu
      Naikkan tarifmu dua kali
      Dan mereka akan klabakan
      Mogoklah satu bulan
      Dan mereka akan puyeng
      Lalu mereka akan berzina
      Dengan isteri saudaranya.

      RENDRA

    3. Komentar Kang Bala juga diedit, agar enak dibaca. (Di-umumkan agar status editor berfungsi sekaligus juga pencitraan).

      Komentar diulang2 ulang juga kagak apa2, apalagi masih nyambung khan? Ibarat pepatah, diulang2 juga masih tetap bagus.

    4. Aduh bapak Balanedewa,

      Saya ‘ngeri’ kalau seluruh pelacur-pelacur bersatu….

      Tapi itulah kepiawaian si Rendra, ia bisa mengangkat kaum marginal ke ranah puisi dan sastra 🙂 …

      memang benar, terkadang negara dan agama tak berdaya menghahahahadapinya…

      Jujur, sayapun tidak bangga dan merasa sedih dan kasihan, bukanlah suatu rahasia lagi bahwa mereka banyak terjerumus di sindikat perdagangan manusia… jauh dari edukasi apalagi yang namanya profesional.

      Jika saya jadi ibu Risma (seseorang yang punya wewenang dan bisa mengatur), saya akan tempatkan kawasan tsb yang jauh dari pemukiman penduduk, gandeng juga agamawan, dokter, psikolog dan pakar kriminal anty perdagangan manusia, dan aturan2 ketat lainnya yan tidak melibatkan anak dsb, pun kawasannya bukanlah lagi kawasan yang terkesan kumuh sarang para bandit dan bandot, tapi sebaliknya di kemas dengan museum sex sehingga ‘edukasi’ nya lebih dominan daripada transaksinya.

    5. Ning Dewi lan sedulur,
      Ya namanya jalan hidupnya harus begitu… yaa sudah terlacur mau diapakan lagi… eh eh terlanjur ding… dari masa ke masa selalu akan ada dan tak kan pernah hilang dari dunia…. kalau terlanjur basah ya sekalian mandi sajah…. biasalah… wkwkwkwk

  13. Selamat pagi siang sedulur,
    Ingin mengurai hubungan demokrasi dan pemerintahan… bisa kerajaan bisa republik bisa demokrat bisa sosialis dst dst.
    Sebenarnya sistem demokrasi sudah bagus.. namun sebelum menganalisis, menelisik kata demokrasi dulu… arti umumnya bahwa demokrasi penentunya adalah rakyat mayoritas…
    a : government by the people; especially : rule of the majority (pemerintahan diatur oleh mayoritas rakyat)
    b : a government in which the supreme power is vested in the people and exercised by them directly or indirectly through a system of representation usually involving periodically held free elections

    Demokrasi bukan spt perusahaan.. dimana perusahaan sebagai penentu kebijakan adalah board of director…
    “- In a democracy, every citizen should have the right to vote.
    – The company is not a democracy; decisions are made by a board of directors, not the workers.”
    http://www.merriam-webster.com/dictionary/democracy

    Hasil demokrasi membentuk pemerintahan negara. Rakyat mayoritas adalah rakyat keseluruhan termasuk parpol (kumpulan-kelompok-golongan-punya misi visi dengan etika / tatacara / kepentingannya masing2 )… … menurut kamus… bahwa ukuran dikatakan mayoritas adalah:
    a number or percentage equaling more than half of a total

    Memilih anggota legislatif (keterwakilan) dirupakan sebagai DPR/DPRD/utusan daerah ada juga DPD… anggota keterwakilannya lembaga itu nyata nyata EKSKLUSIF DARI PARPOL YANG DIPILIH OLEH MAYORITAS RAKYAT….. anggap jumlah partai 12 maka berapa persenkah anggota parpol dibanding jumlah penduduk atau rakyat mayoritas suatu negara? sehingga rakyat mayoritas dapat dikatakan KEHENDAKnya terwakili… mulai dari titik ini rasanya ada sesuatu yang missing link.. hehehe…

    Caranya memilih wakil rakyat maka dibuatlah pemilihan wakil rakyat dengan cara pemilu dengan cara pencitraan spt kampanye dll… bentuk pencitraan atau promosi itu adalah PENAWARAN program juga janji2 kepada rakyat mayoritas yang dikatakan kampanye terbuka itu… rakyat mayoritas disuruh memilih anggota parpol… kenyataan bahwa anggota parpol di daerah A dapat di daerah D dst dst… yang dipilih rakyat di daerah D… Loh kok bisa? apa keterwakilan rakyat model dengan cara ini sudah dikatakan MULUS SESUAI DEMOKRASI? dari sini juga rasanya ada sesuatu yang missing in action hehehe

    Selanjutnya pertanyaannya sudahkan keterwakilan rakyatnya itu sesuai dengan maksud tujuan demokrasi?, apakah hasil keterwakilan itu sudah memenuhi KEBUTUHAN RAKYAT MAYORITAS yang DIWAKILINYA di suatu daerah? di sisi lain juga dibuat model OTONOMI DAERAH… pertanyaan selanjutnya apakah keterwakilan rakyat dari parpol yang dipilih rakyat mayoritas sebelumnya itu MAMPU mengaspirasi KEHENDAK RAKYAT dengan produk anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan rambu hukum yang sesuai kebutuhan rakyat mayoritas itu sesuai maksud dan tujuannya.

    Setelah itu anggota PARPOL terpilih duduk di perwakilan, tugasnya membuat produk hukum atau rambu rambu pemerintah spt anggaran pendapatan belanja dan UU arah kebijakan dan mengawasi pemerintah dll… disisi lain ada DPD membuat kebijakan pemerintahan khusus otonomi daerah atau mirip negera kecil atau federal… disisi lain ada namanya DPRD… juga di sisi lain ada wakil utusan daerah… Di sini juga ada SESUATU GITU LOH… kok banyak wakilnya dan aturannya jadi bikin pusing nih menelusurinya hehehe

    Setelah itu rakyat mayoritas memilih langsung lembaga eksekutif pemerintah raja/presiden/perdana mantri (board of director/menteri dll) untuk menjalankan pemerintahan sentral sesuai produk anggaran sesuai hukum atau rambu2 hasil rapat keterwakilan rakyat… mungkin begitu ceritanya.. hehehe

    Kesimpulan sementara yang menggelitik adalah rakyat MAYORITAS dalam berkehendak/memerintah wakilnya dengan kebutuhan rakyat nasional maupun daerah sesuai pengertian demokrasi ini baik langsung eksekutif maupun tidak langsung legislatif, ternyata TERSARING melalui banyak saringan sampai sampai dalam pelaksanaannya RUWET JADI BENANG KUSUT untuk dilaksanakan, istilahnya maunya perintah rakyat adalah berjumlah 10 namun karena banyak saringan hasilnya eh tinggal 1 saja, Oh nasib nasib wkwkwk

    Dinamakan saringan karena PERINTAH RAKYAT MAYORITAS tersaring oleh wakil rakyatnya sendiri, sudah wakilnya dari daerah lain ditambah lagi dengan kuping dan mata hatinya abal abal, terbukti rapat aja suka bolos, bisa juga senang main2 anggaran buat kepentingan rakyat minoritas berbentuk parpol itu hihihi… jadi mana ngerti perintah rakyat mayoritas (demokrasi)….. dan seperti juga yang lembaga lain tak ketinggalan hebohnya… mbuh wis ora weruh tidak bisa cerita dan menelusurinya, maklum tersaring hati nurani.. takuuuuttt … whahaha 🙂

    1. Selanjutnya menurut petunjuk leluhur jangka Jayabaya pada bait terakhir 173 jalan keluar demokratis dan keadilannya adalah seharusnya RATU/PEJABAT itu nyembah (mendengarkan aspirasi atau menerima perintah) kawulo/rakyat, mungkin tanpa banyak SARINGAN itu hehehe pisssss 🙂

      173.
      nglurug tanpa bala
      yen menang tan ngasorake liyan
      para kawula padha suka-suka
      marga adiling pangeran wus teka
      ratune nyembah kawula
      angagem trisula wedha
      para pandhita hiya padha muja
      hiya iku momongane kaki Sabdopalon
      sing wis adu wirang nanging kondhang
      genaha kacetha kanthi njingglang
      nora ana wong ngresula kurang
      hiya iku tandane kalabendu wis minger
      centi wektu jejering kalamukti
      andayani indering jagad raya
      padha asung bhekti

    2. Tambahan analisis dikiittt dari uraian Raja Jayabaya yang ternyata jaman itu sudah Demokratis loh… selain ratu nyembah kawulo juga angagem (memakai atau dengan cara) trisula wedha, 3 ajaran yakni benar jejeg jujur (benar -berprinsip kuat kokoh ora mencla mencle ora plintat plintut – jujur) untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya… mungkin sebaiknya begitu loh… dan mungkin jalan keluar dan kesimpulannya begitu… 🙂

    3. Katanya negara demokratis… tapi kok pengelolaan negara seperti gaya perusahaan ya (penentunya board of director)?… urusan proyek dll apa sudah sesuai perintah rakyat mayoritas? spt kasus pengadaan bus karatan, gerbong kereta api bekas.. dll apa kehendak rakyat mayoritas? harusnya melayani rakyat itu jangan barang odong odong tapi yang all new dong… whahaha

      Lain lagi ehh yang sudah dipilih rakyat dengan segala fasilitas dan kehormatan yang disandang eh malah akhirnya bergaya bak seorang durjana durhaka kepada rakyat mayoritas pemilihnya… malah nginjak rakyat semena mena dengan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat? suka bolos dan tukang pencitraan lagi… terbukti barang bekas atau baru baru klas kw3 yang diberikan ke rakyat… fasilitas umum misalnya membangun gelanggang olahraga seharusnya menjadi tempat aktivitas rakyat jangka pendek jangka panjang nomor wahid eh eh malah terbengkalai dan jadi kasus… hmmmm… mbuh wis ora weruh… demokrasi oh demokrasi… nasibmu kok terlantar sekali.. wkwkwkwk

    4. Tambahan lagi biar ada gambaran… kira kira seharusnya diadakan penelitian ilmiah seperti di bawah ini agar lebih meyakinkan, misalnya dampak partisipasi populasi penduduk negara (rakyat) dan rakyat parpol dalam pemilu dengan pembangunan atau apalah… sehinga bisa dikatakan demokrasi berpolitik di Indonesia itu sudah baik atau sukses dan apakah sudah menguntungkan populasi penduduk secara total dengan adanya parpol dst dst atau bagaimana gicu 🙂
      “Politics ‘a dirty word’ for Canadians, finds new study of engagement between elections”
      http://o.canada.com/news/national/politics-a-dirty-word-for-canadians-finds-new-study-of-engagement-between-elections/

    5. he he he… iya iya… panjangan kang Senyum kok…

      dengan ulasan dan analisis yang panjang lebar dan komplit mariplit, maka sekiranya kang Senyum bisa menjabat sebagai mentri internasional urusan luar negri plus luar akhirat d padhepokan abal-abal ^_*…

      saya setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa seorang ratu itu seharusnya yang menyembah kawula… menjadi pemimpin itu harus bisa melayani rakyatnya 🙂 …

      Gus Dur pun pernah bersabda: suara rakyat adalah suara Tuhan.

    6. Ning Dewi, memang ratu atau pejabat yang dipilih rakyat seharusnya memang melayani rakyat, contoh bagus UU fundamental… adatau dasar.. pasal 33 bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

      Dan pertanyaannya… kenyataannya bagaimana?
      Pemerintah kembali bertahta sebagai juragan besar berkuasa… lebih dari company swasta…
      Para pedagang swasta melayani pembeli atau rakyat dengan berjualan berlomba… promosi dan menjalankan sistem keekonomian… dengan prinsip semakin banyak produk yang dibeli akan semakin murah bukan?
      Nah pemerintah (tuan besar) ini… jualan air dan listriknya benar benar jualan untuk kemakmuran rakyat (dalam tanda petik hihihi)…… bukannya dalam hukum jualan pasar becek cara jualannya semakin banyak dibeli barangnya semakin murah harganya? namun ternyata semakin banyak dibeli haga per liter atau per KWHnya semakin MUAHAL… loh kok bisa? pasti alasan ekonominya adalah demi pemerataanlah demi subsidi silanglah dst dst… mungkin juga demi untuk melayani rakyat minoritas… qiqiqiqi
      Hukum ekonominya benar benar MELAYANI dan MEMAKMURKAN rakyat… mbuh wis memang Indonesia hebat….

    7. Bosan menulis… dengar lagu ahhh… lagi kasmaran ni… CINTA!!!… cinta DIA… sang pemegang amanat rakyat dengan cara demokrasi bukan demoralisasi (adjustment disorder) loh… wkwkwk
      ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17990716

    8. Urusan CINTA memang musti banyak belajar… dan perlu kehati hatian… kalau si cupid nya stupid… salah memanah asmaranya bisa bisa ambek nih rakyat Indonesia nya deh… whahaha

    9. Bulan depan adalah bulan April.. bulan penuh CINTA… tumbuhnya bunga bunga indah sedap di pandang mata… wowww indah sekali… hihihi

    10. pancene pemerintah indonesia iku gemah ripah loh jinawi pejabate…

      ngomongno konservasi gas sik eling pejabat sing brengose koyok pak Timbul, mosok minyak gas di langkakno elpiji di larangno, lakare niate kate nekek rakyate -_-

      wis mulakno awak`e dewe gak usah melok-melok bisnis pertamini/ dodol bensin eceran, engkok dadi anteke juragan minyak, nggawe bahan bakar dewe sing alami ae yo cak.

      percuma duwe ratu tapi kualitase koyok petruk, luweh becik petruk sing dadi ratu ^_^ …

      iki onok vidione cak Rambo karo ning Sandra Bullock sing judule :

      demoralisasi man = demolition man

    11. Jalan keluarnya adalah jadikan hasil PEMILU untuk angota LEGISLATIF YUDIKATIF EKSEKUTIF.. maupun pejabat lain spt GUBERNUR BUPATI WALIKOTA sebagai PELAYAN RAKYAT adalah PELAYAN SEBENARNYA… GAJI sama dengan GAJI PELAYAN RATA RATA RAKYAT… TIDAK ADA FASILITAS KHUSUS… dll Pejabat TERPILIH bukan sebagai PEJABAT PERUSAHAAN dengan GAJI TINGGI dan FASILITAS KHUSUS… dan PEJABAT TERPILIH adalah PELAYAN dan BUKAN MERUPAKAN BOARD OF DIRECTORS.. yang MENENTUKAN ARAH KEBIJAKAN NEGARA…

      Kebutuhan rakyat bisa diestimasi melalui PEMETAAN KEBUTUHAN HIDUP.. kira kira begitu… 🙂

      Bila sistem tetap sama seperti yang sudah sudah ya SUDAH… apalah artinya KEDAULATAN RAKYAT? betul?!?! berdaulat kok hanya nyoblos menyoblos wakil rakyat yang mana yang terpilih belum tentu mewakilinya malah TERBUKTI KPK pusiiiiinnnngggg kerjanya… makanya PELAYAN itu setelah dipilih DITRAINING DULU… salah satu contoh PELAYAN CANTIK dan GANTENG adalah pramugari pramugara… wkwkwkwk

    12. Para PELAYAN RAKYAT itu adalah HARTA KARUN TERMAHAL yang TERPENDAM dan SANGAT BERHARGA untuk RAKYAT… manusia adalah Makhluk Gusti Allah yang Paling Sempurna dan HARTA TERMAHAL dibanding sekedar Harta spt Uang Emas Permata itu,

      Pelayan rakyat itu HARTA BERGERAK yang SANGAT MAHAL bukan? bisa diajak berdiskusi diajak bercanda diajak foto selfie dst dst.. wkwkwkwk bila dibandingkan HARTA yang hanya disimpan simpan diam tak bergerak itu yang suka bikin manusia bertindak KRIMINAL KORUPSI dll… 🙂

    13. Kok terbayang film GOZILA… wooo… apa akan terjadi sebenarnya dengan alam ini dan si gozila keluar ngamuk.. apakah karena bila… sang PELAYAN tak mampu MELAYANI RAKYAT?… waduh… kok terbayang kedahsyatan ngamuknya gozila seperti perintah dari rakyat yang tak terakomodasi KEBUTUHANNYA… mungkin gozila itu esmosi ingin menyimpan kembali HARTA KARUN itu agar TERPENDAM KEMBALI ke alam seperti cerita sejarah nasib SI QARUN… hiiii sereeemmmm… takuuuttt.. tapi pengennn.. nonton ahhh wkwkwk

  14. Oom Wage, Kang O-O, Dewi Murni Berkembenkan Sutra Ungu, Mas js, Senyum, .Kang Nur, dan saudara sekalian,

    Disamping Rendra, ada Goenawan Mohamad yang juga menulis mengenai PSK yang selalu digusar-gusur itu ….

    Oom Wagerr, saya mohon seribu maaf karena telah menampilkan tulisan2 … lama. Tapi selalu terasa …baru.


    Pelacur
    (Catatan Pinggir Goenawan Mohamad )

    Dengan tubuhnya yang gempal perempuan itu memecah batu, dengan tubuhnya yang tebal ia seorang pelacur.

    Namanya Nur H.idayah, 35 tahun, kelahiran Tulungagung, Jawa Timur. Ia seorang istri yang ditinggalkan suami (meskipun mereka belum bercerai), ia ibu dari lima anak yang praktis yatim.

    Tiap pagi, setelah Tegar, anaknya yang berumur enam tahun, berangkat ke sekolah dengan ojek, Nur datang ke tempat kerjanya. Di sana ia mengangkut batu, kemudian memecah-mecahnya, untuk dijual ke pemborong bangunan. Nova, empat tahun, anak bungsunya, selalu dibawanya. Nur bekerja sekitar lima jam sampai tengah hari.

    Lalu ia pulang. Tegar akan sudah kembali ke rumah kontrakan mereka, dan Nur bisa bermain dengan kedua anak itu. Sampai pukul tiga sore.

    Matahari sudah mulai turun ketika Nur membawa kedua anaknya ke tempat penitipan milik Ibu In, yang ia bayar Rp 20 ribu sehari. Lalu ia berdandan: memasang lipstik tebal, berpupur, mengenakan baju terbaik. Lepas magrib, ia naik ojek dari kampung Mujang itu ke Gunung Bolo, 45 menit jaraknya dengan sepeda motor.

    Di kegelapan malam di tempat tinggi yang jadi kuburan Cina itu, Nur menjajakan seks. Ia menjual tubuhnya.

    Ia tak memilih pekerjaan itu. Sutrisno, suaminya, yang menikah dengan perempuan lain, tak memberinya nafkah. Ia bertemu dengan lelaki itu pada 1992 dalam bus ke Trenggalek. Mereka saling tertarik, dan Sutrisno menemukan lowongan buat Nur di Pabrik Rokok ”Semanggi” di Kediri. Pekerjaan mengelinting sigaret itu hanya dijalaninya dua bulan. Nur hamil. Ia harus menikah.

    Ia pun jadi istri seorang suami yang menghabiskan waktunya di meja judi dan botol ciu. Tak ada penghasilan. Tak ada pengharapan. Setelah anak yang kelima lahir, dalam keadaan putus asa, Nur ikut ajakan tetangganya, seorang pelacur di Gunung Bolo. Ia bergabung dengan sekitar 80 pekerja seks di tempat itu, dan jadi sahabat Mira, yang lebih muda setahun tapi sudah hampir separuh usianya menyewakan kelamin. Mereka menghabiskan malam mereka mencari konsumen di pekuburan Cina itu. Tarif: Rp 10 ribu sepersetubuhan.

    ”Pernah ada pengalaman yang membuat Mbak Nur senang, selama ini, ketika melayani tamu?”

    ”Ah, ya ndak ada,” jawabnya.

    Tapi suara itu tak getir. Nur, juga Mira, bukanlah keluh yang pahit. Dalam film dokumenter yang dibuat Ucu Agustin—salah satu dari Pertaruhan, empat karya dokumenter tentang perempuan yang layak beredar luas di Indonesia kini—kedua pelacur itu berbicara tentang hidup mereka seperti seorang pedagang kecil (atau guru mengaji yang miskin) berbicara tentang kerja mereka sehari-hari.

    Bahkan dengan kalem mereka, sebagai undangan Kalyana Shira Foundation yang memproduksi Pertaruhan, duduk bersama peserta Jakarta International Film Festival di sebuah kafe di Grand Indonesia—seakan-akan mall megah itu bukan negeri ajaib dalam mimpi seorang Tulungagung. Ketika saya menemui mereka di tempat minum Goethe Haus pekan lalu, Mira duduk seperti di warung yang amat dikenalnya, dengan rokok yang terus menyala (tapi ia menolak minum bir), dan Nur memeluk Nova yang dibawanya ikut ke Jakarta.

    Haruskah Mira, Nur, merasa lain: nista? Produser, sutradara, dan aktivis perempuan yang menjamu mereka tak membuat para pelacur itu asing dan rikuh. Bahkan Tegar dan Nova diurus panitia seakan-akan kemenakan sendiri—dan dengan kagum saya melihat sebuah generasi Indonesia yang menolak sikap orang tua dan guru agama mereka. Mira dan Nur tak akan mereka kirim ke neraka, di mana pun neraka itu. Ucu Agustin, 32 tahun, sutradara dokumenter ini, telah berjalan jauh. Ia lulus dari IAIN pada tahun 2000 setelah enam tahun di pesantren Darunnajah di Jakarta, di mana murid perempuan bahkan dilarang membaca majalah Femina. Ia kini tahu, agama tak berdaya menghadapi Nur dan kaumnya.

    Di Tulungagung terdapat setidaknya 16 tempat pelacuran. Ada dua yang legal, yang tiap Ramadan harus tutup. Tapi sia-sia: di tiap bulan puasa pula para pelacur yang kehilangan kerja datang antara lain ke Gunung Bolo. Pekerja di tempat itu bertambah 50 persen.

    Dan bagaimana agama akan punya arti bila tak memandang dengan hormat ke wajah Nur: seorang ibu yang mengais dari Nasib untuk mengubah hidup anak-anaknya? ”Mereka harus sekolah, mereka ndak boleh mengulangi hidup emak mereka,” Nur berkata, berkali-kali.

    Dengan memecah batu ia dapat Rp 400 ribu sebulan, dengan melacur ia rata-rata dapat Rp 30 ribu semalam. Dengan itu ia bisa mengirim Tegar ke sebuah TK Katolik sambil membantu hidup anak-anaknya yang lain yang ia titipkan di rumah seorang saudara. Nur tegak di atas kakinya sendiri. Ia contoh yang baik ”dialektika” yang disebut Walter Benjamin: seorang pelacur—seorang pemilik alat produksi dan sekaligus alat produksi itu sendiri, seorang penjaja (Verkäuferin) dan barang yang dijajakan (Ware) dalam satu tubuh. Ia buruh; ia bukan.

    Bagi saya ia ”Ibu Indonesia Tahun 2008”.

    Setidaknya ia kisah tentang harapan dalam hidup yang remang-remang. Memang tuan dan nyonya yang bermoral mengutuknya. Memang polisi merazianya dan para preman memungut paksa uang dari jerih payah di Gunung Bolo itu. Tapi Nur tahu bagaimana tabah. Kebaikan hati bukan mustahil. Tegar diberi keringanan membayar uang sekolah di TK Katolik itu. Tiap bulan ke Gunung Bolo, seperti ke belasan tempat pelacuran di Tulungagung itu, datang tim dari CIMED, organisasi lokal yang dengan cuma-cuma memeriksa kesehatan mereka. Dan ke rumah penitipan Ibu In secara teratur datang Mbak Sri untuk membantu Tegar berbahasa Inggris dan mengerti bilangan.

    Terkadang Nur berbicara tentang Tuhan (ia belum melupakan-Nya). Ia menyebut-Nya ”Yang di Atas”. Mungkin itu untuk menunjuk sesuatu yang jauh—tapi justru tak merisaukannya, karena manusia, yang di bawah, tetap berharga: bernilai dalam kerelaannya.

    ~Majalah Tempo Edisi Senin, 15 Desember 2008~

  15. Mas Aris – temanku yg dari Banyumas – nyebutnya ‘Jorkowi’ bukan ‘Jokowi’ mas. Aku pernah mbetulin supaya dia perbaiki ejaannya supaya nyebut ‘Jokowi’, tapi tetap dia bilang ‘Jorkowi’, katanya sih penyebutan yg enaknya begitu. Mungkin saking gregetennya sama Jokowi atau apa ya …

    1. Salam Kang Noer,
      Blog dongbud sekarang theme-nya rada niru blog Secangkir Narasi Alamnya Kang Noer. Ya memang inspirasinya dari sana….

      Tentang penyebutan nama yang disengaja salah, sepertinya sih motifnya beragam, bisa untuk tujuan baik atau menguatkan arti, misalnya honda supra disebut honda super. Namun bisa juga sebaliknya misalnya Bang Ulil disebut Bang Usil, Malaysia disebut Malingsia dst…….

      Entahlah Bang. Yang jelas nuwun sudah mampir. Umumnya pengelola blog apalagi untuk blog besar tidak akan berkomentar di blog lain, tapi Bang Noer berbeda……

  16. Solusi mudah caleg terpilih jadi anggota legislatif… biar tampil lebih unyu unyu dan lebih manisttt….. selain mudah dicoblos pemilih saat pencoblosan dan kalau sudah terpilih maka peluang jadi jutawan bisa lebih mendekati … hihihi

    1. Hoakiau Gangster
      di 11:42 PM . Thursday, May 25, 2006
      Secara defacto Singapore memang merupakan Ibukota negara Republik Indonesia. Buktinya, hampir semua barang yang masuk dan keluar dari Indonesia harus melalui Singapore. Jika anda mencoba pesan langsung dari Eropa atau Jepang, maka barang impor anda itu akan membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang lebih mahal. Akan lebih cepat dan murah jika melalui Singapore, demikian juga dengan export anda.

      Presiden Megawati Soekarnoputri akan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau general check-up di rumah sakit Singapura, dan bermalam di negara tersebut dalam kepulangannya dari lawatan ke Chiang May, Thailand, Minggu (31/8).
      http://triadkita.blogspot.com/2006/05/hoakiau-gangster.html

    2. Beragama Kristen atau Bangsa Hoa atau hua… dan apapun itu bentuknya… juga manusia… makhluk Gusti Allah… dan pasti Diciptakan Allaj tidaklah sia sia… jadi gak ada masalah biasa saja… suku Hua atau Hoa anggap saja TKC atau Tenaga Kerja asing China… apapun bentuknya agama atau suku bangsa atau ras kalau memang mensejahterakan rakyat… tidak masalah… hanya pendapat saja… sebaiknya semua CAPRES di belakangnya… kan lebih baik… hehehe

      Kalau memang ingin menjadi semakmur Singapore.. ya buat saja atau contek saja sistem dan cara membangun Singapore itu di suatu pulau… misalnya Batam dll… sehingga kualitas berkehidupannya bisa sama bahkan bisa lebih dibanding Singapore… misalnya RS yang kualitas eksport dengan peralatan terkini… dan perlu juga kerjasama dengan pengobatan2 alternatif ala Indonesia hahaha

    3. Hmm, ,majalah diatas anti ‘Tempo’ , anti ‘JIL’, dan ‘Kompas’. Majalah yang cenderung mendukung Habib Rizieq, pemimpin FPI.
      Anjing menggonggong, kafilah berlalu.

  17. Kang wagerrr,
    Mohon tanggapan.. kenapa banyak orang atau pemerintah itu tak ngeh… bahwa kecelakaan lalulintas itu terjadi bukan hanya faktor manusianya tetapi juga kendaraannya, walau kendaraan sip tapi kecelakaan juga, kenapa ya? hihihi

  18. Kang Senyum,
    Kecelakaan lalu lintas bisa disebabkan oleh banyak hal, bisa karena faktor manusianya, kendaraan, kondisi jalan (berlubang, tikungan tajam), faktor alam (kabut asap, bersalju sehingga menjadi licin) atau fakotr lain-lain seperti sapi nyebrang mendadak.

    Namun umumnya terbesar tetap saja ditimpakan pada faktor manusianya. Alasannya adalah karena yang pegang setir dan juga pegang duit adalah manusianya. Kalau sapi-nya yang ditilang ya kagak jadi duit……

    Maaf, jawaban tidak nyambung. nunggu jawaban rekan lain aja deh.

  19. Betul kang… intinya terutama adalah remnya kendaraan tidak bisa ngerem… walau direm juga tidak mau ngerem sesuai kemauan si sopirnya.. hahaha

    1. Kang berikut cara kerja pengereman…

      Setelah ditelusuri, faktor eksternal cukup banyak berperan penting dalam ketidakberfungsian sistem pengereman, khususnya faktor… licinnya di sistem brake ini mengakibatkan banyak kecelakaan… anggap semua berfungsi normal di sistem brake rem, namun dalam keadaan hujan genangan banjir yang disertai debu abu atau tanah atau lempung atau bekas oli dll… yang menempel meresap melapisi permukaan kanvas rem itu tentu akan mengakibatkan kerja pengereman pada saat kendaraan melaju di kecepatan tinggi atau mendadak itu maka canvas rem yang bekerjasama dengan disk tidak bekerja dengan baik, sehingga terjadi slip atau blong… jadi begitulah analisisnya..

      Selanjutnya juga di sistem dukung mendukung dalam urusan pencapresan… sistem pengereman harus diperhatikan dengan seksama… anggap dukungan itu adalah faktor luar spt tanah abu oli gemuk dll itu yang mengakibatkan fungsi pengereman jadi licin saat sopir (pemerintah) ingin mengerem, yang mengakibatkan kecelakaan itu, maka dalam menjalankan laju atau pergerakan roda pemerintahan, ya sebaiknya faktor eksternal dukungan itu dikurangi atau ditiadakan saja samasekali, itu akan lebih baik… seiring dengan peniadaan dukungan faktor luar itu, juga dilakukan PENGEREMAN HAWA NAFSU DI HATI NURANI SOPIR (PEMANGKU KEKUASAAN) yang sedang berlomba MENGEJAR MENDAPATKAN KENDARAAN KEKUASAAN… hihihi

    2. Kang Wagerr.
      Nah kalau mau selamat dalam menjalankan kendaraan (negara) dengan roda dan rem yang bekerja sesuai perhitungan keselamatannya… dan terhindar dari kecelakaan di saat cuaca ekstrim ini, yang mana canvas rem PASTI TERLAPISI FAKTOR EKSTERNAL spt terlapisi atau diresapi oleh air bercampur debu, lempung, oli, atau dilapisi lapisan es misalnya dll, maka sebaiknya para sesepuh tokoh atau para ketua parpol yang masih punya hati nurani dan masih sayang negaranya agar kendaraan (negara) tidak kecelakaan di dalam perjalannya….

      Maka tindakannya preventif sebelum terjadi kecelakaan adalah lebih baik daripada menbengkelkan kendaraan apalagi ada kehilangan nyawa penumpang… yakni selalu memeriksa apakah faktor eksternal itu mudah dibersihkan dengan sekedar menyemprot air, atau perlu diamplas, bahkan perlu mengeliminer kanvas remnya diganti dengan baru dst dst… agar kendaraan (negara) bisa selamat menuju keadaan tata titi tentrem kertaraharjo… dan si SOPIR (pemerintah) musti terdidik punya pikiran matang tidak mengumbar nafsu pengen ngebut dst dst apalagi di dalam kendaraan tsb banyak penumpangnya.. juga menghayati faktor faktor resiko internal eksternal kendaraan (negara) yang dihadapi dalam mengendari kendaraan (negara) itu… kira kira begitu analisisnya… hehehe

    3. Meneruskan kalimat terputus…
      ……maka sebaiknya para sesepuh tokoh atau para ketua parpol yang masih punya hati nurani dan masih sayang negaranya agar kendaraan (negara) tidak kecelakaan di dalam perjalannya…. SADAR PUNYA RASA MEMILIKI NEGARA (kendaraan berpenumpang sekita 240 juta) dengan HATI NURANI BERBANGSA BERNEGARA atau MENJADI NEGARAWAN SEJATI terhindar faktor fator EKSTERNAL yang sering dianggap remeh itu, demi KESELAMATAN BANGSANYA/NEGARANYA (KENDARAAN)…

      Janngan punya kelas kendaraan ( level bangsa ) yang mesinnya juga sasisnya juga bodynya tidak seksi atau berkelas hmmmm…. senangnya kok punya kendaraan made in BEKAS yang amburadul spt belinya kendaraan karatan yang seharusnya sudah direcycle itu, apalagi REM nya gampang blong hehehe… atau bikin kendaraan yang hanya mampu dipromosikan/dibuat pencitraan itu tanpa tahu KEMAMPUAN atau KUALITAS atau standar mutu kendaraannya.. bisa kacau balau itu kendaraan (negara)… capek deh… wkwkwkwk

    1. Kang PNL,
      Blog ini disamping sebagai sarana untuk berdiskusi adalah juga berfungsi sebagai sarana untuk ngelawak , dagelan atau membanyol. Makanya dari awal dikasih nama blog abal-abal. Lucu atau ndak, ya kagak jadi soal.

  20. Blog Dongbud adalah bagian dari hidup ini. Dan hidup, kata Macbeth, adalah ‘ dongeng yang dituturkan seorang idiot, gemuruh, penuh dengan kemarahan besar,
    mbelgedes,omong kosong.’.

    Leo Kristi pernah menulis lagu berjudul ‘ Komedi Badut-Badut ‘. Nyaris sama dengan grenengan Macbeth. (-:

    1. Ngapain bikin blog? Apa untungnya?
      Masih mendingan kalau blog serius, ini malah bikin blog abal2.
      Emang siapa nanti yang datang negok? Tuyul?

      Tapi eh ternyata, yang datang malah embahnya…….. tuyul. Walau abal2 ternyata cukup nyaman juga untuk tempat berteduh. Hidup terasa sedikit lebih berwarna………………..

    2. Hidup mahluk manusia nyaris sama dengan hidup hewan , makan tidur , bergerak , berkembang biak dan mati ….

      Tapi hanya mahluk manusia yang paling pantas dijadikan oknum dan tersangka sebagai mahluk perusak alam bumi., sebagai pembunuh manusia lain dan juga membunuh dan mendholimi hewan

      Mahluk manusia pula yang pantas mendapat gelar raja , bukan raja hutan tapi raja setan dholim , raja tipu dan bahkan mengaku sebagai tuhan atau wakil tuhan…..

      Dan disaat sekarang / masa pemilu banyak manusia berlagak sebagai sosok dewa penolong rakyat dan nanti ketika terpilih ujung ujungnya hanya mencari selamat dan duit yang banyak untuk kepentingan diri pribadi….

      Hidup ini memang seperti panggung sandiwara dengan cerita yang menyedihkan dan memilukan , hidup banyak rakyat NKRI yang semakin melarat dan menderita karena dipimpin manusia yang ber ras / suku Mbelgedes , manusia bull shit , pelawak yang tidak lucu…..

      Jakowi mungkin saja sama dengan yang lain…seperti pelawak bergaji tinggi ..sebagai kuda tunggangan dan boneka yang lucu imut imut …..

    1. Hihihi JO JO mau jadi RI1… wahhh yo wis ben lah… ora melu melu… mau bener atau salah seseorang apa kita jurinya dan yang bisa menilai baik buruknya seseorang? ora melu melu nggih JO JO… ya sudah mending denger lagu tahun 70an saja deh daripada mikir ruwet urusan copras capres… wkwkwkwk

    1. Jakowi ….ente telah bermain ” money politik “….??

      Apa itu money politik ??,….yang kita tahu , orang berpolitik di negeri ini hanya ingin meraih money yang buuaaanyaaak….

      Pingn money tambah banyak ??….jurus korupsi dilakukan….

  21. FUI klaim bikin survei capres: Habib Rizieq 60%, Jokowi 0%
    Mar 30th, 2014 · 3 Comments

    FUI klaim bikin survei capres: Habib Rizieq 60%, Jokowi 0% – Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath mengaku pihaknya memiliki pandangan sendiri dalam memilih calon presiden. Dia meminta umat Islam untuk memilih presiden yang syariah agar membangun Indonesia yang Islami.

    “Survei presiden yang kita lakukan itu, 60 persen menginginkan Habib Rizieq (Ketua FPI) menjadi Presiden. Kemudian, Yusril Ihza Mahendra 13,8 persen, Ustad Yusuf Mansyur 13,2 persen, sisanya absen, dan Jokowi 0 (nol) persen,” kata Khaththath yang ditemui dalam Tabligh Akbar di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Minggu (30/3).

    Namun dia tak menjelaskan bagaimana survei dilakukan atau metode penelitian tersebut………

    http://www.addgue.com/2014/03/fui-klaim-bikin-survei-capres-habib-rizieq-60-jokowi-0.html


    Hidup habib !!!

  22. Salam Simbah.

    TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA. Sab, 5 Apr 2014.
    “Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, berjanji akan memanfaatkan potensi alam yang ada di Papua untuk kesejahteraan masyarakat Papua”.

    https://id.berita.yahoo.com/jokowi-kekayaan-alam-papua-ya-untuk-rakyatnya-110907637.html

    Kalau begitu…
    Kekayaan Sumatra untuk kesejahteraan masyarakat Sumatra.
    Kekayaan Kalimantan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan.
    Kekayaan NTT untuk kesejahteraan masyarakat NTT.
    Kekayaan Jawa untuk kesejahteraan masyarakat Jawa.
    Maka selanjutnya….
    Wilayah yang punya banyak sumber daya alam/pajak pendapatan akan memisahkan diri seperti Banten menjadi propinsi tersendiri memisahkan-diri dari JABAR karena tidak mau kekayaannya dibagi untuk masyarakat se Jawa Barat.

    Selanjutnya…. kemungkinan akan muncul propinsi baru (Tangerang dan Kabupaten/Kodya sekitarnya yang kaya karena pajak) memisahkan-diri dari propinsi Banten karena tidak mau berbagi dengan masyarakat Banten yang kebanyakan masih miskin. Demikian pula akan terjadi pada kota/kodya/ kabupaten bahkan kecamatan lain di seluruh wilayah NKRI.

    Lalu…. masyarakat wilayah yang miskin sumber daya alam dan pajak yang nanggung siapa?
    Terus… apa artinya kita membentuk satu bangsa-satu negara kalau tidak ada kebersamaan?
    Menurut saya lho mbah…. kekayaan yang paling penting adalah sumber daya manusia.
    Tak ada artinya meskipun kita kaya raya tetapi anak-anak kita bodoh dan mudah dibodohi… yg akhirnya setelah kita mati… anak-anak kita akan hidup sengsara karena kebodohannya.

    1. Benar Kang Omie, daerah yang miskin sumber daya alam bisa iri dan makan angin. Pembagian pajak (pusat-daerah) sebetulnya sudah diatur dengan jelas, (prosentasenya) yang kagak jelas mungkin penggunaannya. Duh,urusan pembagian duit kadang serba susah. Semua orang ingin dapat lebih.

      Kaya hasil tambang emamng tidak menjamin negera jadi makmur, yang ada kadang sebaliknya, rebutan dan berantem. Sebagian besar negeri maju kecuali amerika, malah kagak punya hasil tambang. Jepang wilayahnya cuma bukit dan gunung yang kalau ditambang paling cuma keluar air panas daong.

    2. Bagus banget n salut jempol 4 (jari n kaki) untuk ulasan kang senyum/omie/ABR
      Bikinkan lagi ulasan ttg DPR yg bener2 berguna utk rakyat, please dong ah….

      Apa perlu dpr hanya dari 2 partai saja. 1 pemenang, 1 oposisi kya usa?
      Semua anggota dpr tidak mendapatkan gaji apalagi uang pensiun dan fasilitas apapun kecuali dr luar jkt dpt pondokan, makan dan transpot gratis semua tidak bisa diuangkan?

      Jika ada org yg mau mendaftar jadi anggota dpr dg persyaratan gitu pastilah berkualitas hanya mikirin rakyat semata… ngayaldotcom

    1. Info yang amat menarik dan bagus.

      Saya masih tetap percaya, kualitas negara ditentukan oleh kualitas rakyatnya. Di negeri yang berkualitas akan cendrung melahirkan pemimpin yang juga berkualitas. Pemimpin bisa jadi hebat, namun bagaimana dengan kualitas angggota dewan? Dari apa yang dipertontonkan selama ini ya, segitu gitu saja.

      Darimanakah datangnya anggota dewwan? Ya dari rakyat juga. Jadi kembali ke awal, kualitas anggota dewan ditentukan oleh kualitas rakyatnya. Sebagian negara Amerika selatan, afrika dan dunia arab adalah contohnya.

      Di dunia sepak bola dikenal istilah pembinaan usia dini, pelatihan berjenjang dan kompetisi yang baik. Negara sama saja, siapapun pelatih atau pemimpinnya ya sama saja. Kenapa? Ya kembali lagi ke atas.

      Siapapun pemimpinnya, bahkan SP sekalipun, untuk saat ini masih tetap tidak akan bisa berbuat banyak mengurus negeri ini. Pendidikan kita masih berbasis agama, bukan moralitas universal apalagi sains, jadi pemimpin yang cocok untuk negeri ini adalah pemimpin agama dan akhirnya kehancuran dan huru hara juga tidak akan jauh dari urusan agama.

      #pidato politik pagi edisi mabuk tuak.

    2. Lha, iya,Jokowi ini kan yang …menculik dan menembak mahasiswa2 itu dulu ?! Pencerahan bangsa ? Ah ini kan ‘ pembodohan bangsa ‘.

    3. Prabowo punya masa lalu yang gelap dan jokowipun punya masa lalu yang gelap, Tudingan dan kesalahan prabowo tidak bisa dibuktikan kebenaraannya. Kesalahan Jokowi juga gelap dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

      Mari lupakam sejarah masa lalu yang mungkin gelap.
      Mari kita fokus songsong masa depan yang juga …………… gelap ??!!!

      #jadi bingung dengan omongan sendiri…..

  23. hhmmmm….salam….buat rekan semua
    info yang menarik @ Kang Wagerr….

    menurut saya baguss….comentnya…..

    kalau dulu presiden dipilih oleh DPR…..jadi DPR ada dikitlah gunanya……sekarang Presiden langsung dipilih rakayat ..ini adalah perkembangan yang sangat bagus….terus sekarang apa gunanya DPR

    ..khan president dibantu oleh para Menteri…..Menteri khan bisa membuat UU & peraturan juga ada BAPENAS…masalah UU & peraturan juga perencanaan… bisa dikoreksi langsung dari lembaga Pendidikan ( Universitas ) seluruh indonesia……ini bahkan lebih bagus dan lebih rasional

    dengan alasan ” POLITIK “….semua di halalkan …..
    yang memasukkan virus ” POLITIK ” ….ya angota DPR…..

    yang terdampak virus politik …..semua hancur berantakan …..

    1. sistem birokrasi ( ikut menentukan siapa yang harus duduk sebagai pimpinan ) jadi mesin ATM
    2. UU dan peraturan
    3. Kebijakan & penggunaan anggaran
    4. Pemilihan pejabat penting negara menteri dan lain2…

    pokoknya semua bisa hancurrr currrr……dgn istilah sekarang …” berdampak sistemik “……jika politik sampai masuk keranah ” agama ” …..maka negara bisa jadi kiamatttttt……

    …..masalah MORAL biar kami ( rakyat ) urus sendiri ….kata Iwan Fals…..hihihii….bubarkan aja….ngak ada gunanya DPR dan terlalu ribet berkoar koar …tong kosong ….” anggota DPR yang baik “… paling cuman …2% aja khok …..bubarrrrr

    moralnya sebagian besar udah rusak …..buuubaaarrrr.. !!!!!!!!!!!!!!!!

    hihihi….apa mereka peduli yaa….ama tulisan guee….kwkwkwkw

  24. yachh…klu @Kang Wagerr ….bilang sangat penting ….yaaahhh tak apeeelahhhh…..( kwkkwkw )

    yang penting …..anggota DPR harus ” dikebiri “….”.TUPOKSI” nya…..gajinya dipangkas …3jt sebulan ….tunjangan di hapusss……tanpa ada pensiun ….keenakannnnnn…kwkwkkwkw

    hitung2….anggap saja …..negara memelihara orang2 terlantar ….kwkkwkwkwkwk

    1. Presiden menurut panci adlh spt event organizer (PCO) yg mengorganizer jalannya pemerintahan. Sayangnya pelaksana gk punya modal kekayaan sendiri, setelah menang lelang presiden, kontraknya di jual ke pemilik modal, hampir selesai (kontrak) mrk memikirkan keuntungan golongannya dgn dalih kesejahteraan rakyat, betul tidak?
      Lalu kapankah negara akan kaya? setelah akhir kontrak, modal negara nol lagi… tabungan negara pun tinggal sisa dikit, telah dikuras? utang numpuk, mrk tak peduli mewariskan utangnya menjadi urusan penerusnya dan menjadi tanggungan rakyat… xi3 mungkin spt itu, mari kita bikin PT (partai) untuk ikut sbg event orgamizer memenangkan calon presiden/gubernur

  25. Menurut budayawan Emha Ainun Nadjib dan menurut teman sy, sistem pemerintahan kerajaan Majaoahit, seorg raja adlh seorg kepala negara, memegang Kas Keuangan Kerajaan dan patih kerajaan (kalau sekarang ini disebut presiden) adlh sbg kepala pemerintahan yg mengendalikan operasional kerajaan (kalau sekarang sbg pelaksana GBHN dan atau pengguna/pengelola APBN), setiap th anggaran sang mh patih (presiden) mengajukan anggaran kpd raja untuk operasional dan pembangunan negara agar rakyat makmur. Konon ceritanya kata org2 gila, Panci ini adlh raja Majapahit pemegang kas Majapahit, ini rada aneh, kata mrk nama raden anom jaka surya itu adlh nama lain dari raja majapahit yg pertama, rada bingung panci? bukankah nama yg dibuku2 raja pertama majapahit itu jaka susuruh? nama jaka susuruh itu nama luar, nama jaka surya nama dlm keraton. Panci kurang percaya, lalu dimana gudang2 aset majapahit nya? Kata mrk, ya kamu yg tahu sendiri… tambah ngaco mrk, lagian skrg ini kan bukan lg dlm bentuk kerajaan lagi, gk ada hubungannya

    1. Lalu kata Emha Nadjib, sistem pemerintahan NKRI seorg presiden adlh memegang/menjabat sbg kepala negara dan kepala pemerintahan? banyak kerancuan xi3

    2. Salam Rahayu Mas Panci …..

      Komentar Mas Panci menurut saya menarik sekali….sepertnya Njenengan adalah sosok yang ditunggu di tanah Nusantara ini , demi Jaya Sentosa nya NKRI….semoga benar begitu ….
      Rakyat / Negara Indonesia sekarang ini sedang susah….membutuhkan pertolongan agar keluar dari himpitan hidup dan bisa makmur ….murah sandang dan pangan gemah ripah loh jenawi bisa terwujud dan nyata…

      Kemarin saya di bisiki seorang teman di tempat kerja saya bahwa Negeri Indonesia bakal makmur ….karena banyak negara berhutang kepada negeri ini…,dana warisan yang masih belum kembali , disebutkan nama Soekarno , Kennedy dll…
      Ada sosok yang bernama ” Eyang Suryo ” dari Kediri , dia sedang berupaya agar dana yang bercokol di luar sana bisa kembali ke Negeri NKRI…..saya hanya manggut manggut saja , karena sedang sibuk solder dan mumet ….he he he…

      Salam Rahayu juga kepada Mbah Wage , Mas PNL , Mas Hyai Dosomuko , dan sederek yang lain….

      Nuwun

    3. Salam …

      Saya tertarik dengan lambang Swastka . dunia atau alam yang menghisap….Lebak Cawene ??
      Saya belum bertanya secara serius ke anak angkat saya tentang keadaan dan rasa alam itu….dia memang kadang / sering mengalami rogo sukmo ,,tanpa diminta , tanpa niat , tanpa tujuan….hanya seperti diajak atau dijalankan saja…

      Nuwun

      .

      Reply wager : salam kang JS

  26. Siapa kelak presiden selanjutnya??
    Mnrt keyakinan wong kulon alias jawa barat jika presidennya dari jabar nanti bakal perang dunia 3…makanya presiden kebanyakan dari wong wetan….seperti mistis saja…

Tinggalkan Balasan ke Bingung Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.