Hukum Karma (1) Konsep dan Filosofinya

220px-Red_Apple

Hukum Karma (selanjutnya ditulis Karma) adalah ajaran moral tentang perbuatan, yang umumnya dianalogikan dengan buah (fruit). Karma adalah buah dari perbuatan. Apa yang kita tanam maka buah itulah yang akan kita petik nanti. Istilah lain dari Karma adalah Kamma (bhs Pali) atau Karma Phala (bhs Jawa/Bali kuno).

Phala artinya buah dan kata juga dipakai oleh Gajah Mada saat mengucapkan sumpah terkenalnya yaitu sumpah Phala-pa. Turunan lain dari kata Phala adalah Pahala yang artinya imbalan  yang berhubungan dengan moral (merit, reward).

Konsep dan Filosofi Dasar

Sebab dan akibat, aksi dan reaksi

Perbuatan baik akan menghasilkan buah yang baik dan sebaliknya perbuatan jelek akan menghasilkan buah yang jelek. Ini adalah konsep paling dasar dan sederhana dari hukum karma.  Terlepas dari apapun kepercayaan atau agamanya, percaya Tuhan ataupun tidak, sepertinya hampir semua orang pasti menyetujuinya.

Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya. Anak yang rajin belajar, ulet dan tahan banting di masa kecil akan berpotensi menjadi anak yang pintar dan sukses di masa depan. Orang yang tidak peduli atau mengabaikan kesehatan di masa muda akan menderita  masalah kesehatan di hari tua.

Cepat atau lambat pasti akan berbuah

Setiap perbuatan, cepat atau lambat akan memberikan efek bagi yang melakukan.  Efeknya bisa cepat dan seketika ataupun lambat. Contohnya adalah orang makan cabai., langsung pedas setelah dimakan. Kemudian pola hidup tidak sehat,  makanan  berlemak dan berkoleserol tinggi akibatnya akan terasa disaat  tua nanti.

Tidak akan hilang atau terhapus

Karma adalah hukum alam yang tidak akan bisa dihapus atau dibatalkan.  Sang Pencipta adalah Maha Pengasih dan Penyayang tapi  karma atau perbuatan itu sendiri dilakukan oleh manusia bukan oleh Sang Pencipta jadi  tanggung jawab sepenuhnya ada pada manusia pelakunya.

Sembahyang atau berdoa memohon ampunan  pada Tuhan adalah penting tapi tetap saja tidak akan bisa menghapus karma. Doa hanyalah sebagai janji atau ikrar pengingat agar tidak mengulanginya, membuat jiwa menjadi lebih tenang dan jernih bukan memohon agar dosa terhapus, yang sama artinya memohon dunia berhenti berputar. Berdoa pada orang sakit atau diri sendiri adalah agar kuat menghadapi rasa sakit bukan agar dijauhi dari rasa sakit atau bahkan agar tidak memiliki rasa sakit, itu sama saja dengan mendoakan kematian.

Karma tidak bisa dihapus tapi hanya bisa diringankan dengan melakukan perbuatan baik. Contohnya kata kata pedas dan menyakitkan pada orang tua, istri atau  sahabat tetap akan membekas. Satu satunya cara hanyalah diringankan dengan melakukan kebaikan dalam bentuk lain yang jauh lebih banyak.

Tidak ada Dosa dan Pahala

Hukum karma menghindari penggunaan kata kata surga dan neraka, dosa dan pahala, sebagai gantinya digunakan kata  sebab dan akibat alias konsekuensi dari perbuatan. Karma juga tidak mengenal konsep Perintah dan Larangan, yang ada adalah himbauan.  Himbauan untuk berbuat baik, himbauan untuk tidak membunuh, himbauan untuk tidak mencuri dst. Bagaimana kalau dilanggar? Ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh pelakunya.

Posisi Tuhan menurut hukum karma adalah netral. Tuhan tidak akan menghukum seseorang karena berbuat jahat, tapi perbuatannya sendirilah yang akan menghukumnya, demikian juga sebaliknya untuk kebaikan. Jadi  Karma lebih menekankan pada KESADARAN dan rasa TANGGUNG JAWAB. Tanggung jawab kepada siapa? Ya, tentu saja kepada diri-nya sendiri, bertanggung jawab terhadap perbuatan yang telah dilakukannya sendiri.

Hukum Karma adalah Hukum Turunan?

🙂 Mbah, dari tadi aku belum menemukan sedikitpun penjelasan tentang dosa turunan. Apakah hukum Karma bisa menurun dari orang tua ke anaknya?

Hukum Karma memiliki banyak versi, ada yang percaya Karma turunan ada juga yang menolaknya. Beragam versi hukum karma saya tulis pada Hukum Karma II. Di tulisan ini saya menggunakan pendekatan versi yang menolak konsep Karma Turunan yang sekaligus juga berarti  menolak konsep Takdir dan Nasib.

Konsep dan Filosofi Advance

Sebab dan Akibat bukan Benar dan Salah

Di bagian atas saya sudah menulis konsep sederhana dari Karma yaitu  sebab dan akibat dalam arti sempit yaitu berhubungan dengan perbuatan baik atau tidak baik. Untuk definisi yang lebih luas, istilah  benar dan salah sama sekali tidak digunakan. Berikut adalah beberapa contoh.

Seorang anak menderita penyakit AIDS. Si anak salah? Jawabannya adalah TIDAK, karena si anak tertular dari ibunya saat melahirkan. Si ibu adalah wanita jalang? Tidak, karena si ibu adalah wanita baik hati yang tertular dari suaminya. Suami selingkuh atau suka jajan diluar? Tidak juga karena si Suami adalah orang soleh dan rajin sembahyang namun tertular saat melakukan tranfusi darah dikala opname saat kecelakaan diseruduk truk yang remnya blong.  Rumah sakit salah? Tidak juga karena ilmu kedokteran saat itu belum tahu tentang AIDS atau peralatan medisnya kurang. Jadi siapa yang benar dan siapa yang salah? Jawabannya adalah tidak ada, yang ada adalah hukum sebab akibat.

Contoh kedua, kalau mobil meluncur kencang ke sebuah warung penuh pengunjung, maka tidak ada istilah orang baik dan orang jahat, semuanya berpotensi kehilangan nyawa. Si sopir bisa jadi salah,  tapi apa urusannya dengan para korban?  Nyawa tetap saja tidak kembali. Takdir? Ini adalah jawaban paling mudah dan sering digunakan. Hukum Karma jelas jelas menolak  konsep takdir.  Tuhan tidak akan menciptakan takdir tapi manusialah yang membuatnya.  Jadi jawaban yang digunakan adalah sebab dan akibat.

Tiga Ruang Waktu Yang Selalu Berkaitan

Hukum Karma bekerja melalui 3 ruang waktu yang saling berkaitan yaitu masa lalu,  masa sekarang dan masa yang akan datang.

  1. Waktu Sekarang
    Dalam pengertian sempit, waktu sekarang bisa berarti detik ini,  hari ini, bulan ini, tahun ini dst. Sedangkan untuk pengertian yang luas, waktu sekarang berarti kehidupan di dunia saat ini.
  2. Waktu Esok
    Dalam pengertian sempit waktu esok bisa berarti minggu depan, tahun depan dst, sedangkan pengertian luas berarti dunia akhirat, surga atau neraka.
  3. Waktu Lampau
    Dalam pengertian sempit, waktu lampau berarti hari kemarin, minggu lalu, tahun  lalu dst, sedangkan untuk pengertian luas berarti kehidupan di masa lampau, kehidupan sebelum kita lahir alias `dunia Akhirat` juga.

`Akhirat masa lampau` ini mungkin tidak dikenal pada ajaran agama Abrahamik  jadi mereka hanya percaya 2 ruang waktu saja, yaitu hari ini dan hari esok  sehingga muncullah istilah Takdir atau Nasib. Dengan konsep 3 ruang waktu ini maka  kepercayaan tentang Takdir atau Nasib disingkirkan dan diganti dengan konsep Karma yaitu sebab dan akibat. Tidak ada kejadian tanpa sebab, bahkan kejadian alam, perubahan cuaca dst juga tidak lepas dari hukum sebab akibat.

Sekali lagi posisi Tuhan menurut Karma adalah NETRAL. Tuhan tidak akan membagi bagikan LOTRE KEHIDUPAN pada manusia dengan jalan membuat seseorang lahir di keluarga miskin atau kaya, lahir di keluarga raja atau lahir dari ibu seorang wanita tuna susila. Apakah si anak memilih kelahirannya atau Tuhan yang memilihkannya? Versi hukum Karma menjawab tidak, semuanya ditentukan oleh Karma.

Namun hukum Karma tidak bisa diterjemahkan serampangan.  Apakah orang yang lahir miskin dan menderita berarti dulunya jahat? Jawabannya sama dengan pertanyaan, “Apakah pelajar yang belajar keras, berpusing ria, menderita bangun pagi setiap hari adalah siswa jahat, sedangkan siswa yang malas dan bersenang senang adalah siswa baik?”. Artinya, untuk meraih kebahagian yang lebih tinggi, sesorang terkadang akan menjalani kehidupan yang “lebih rendah” dan menderita.

Masa Lalu atau Masa Sekarang?

🙂 Apakah penderitaan saya saat ini karena perbuatan saya di masa lalu atau cobaan untuk masa depan ?

Jawab: Tidak tahu. Karma bisa terjadi karena buah dari kejadian masa lalu jadi perbuatan negatif masa lalu berbuah sekarang.  Jadi hukum Karma bergerak ke belakang. Namun dilain pihak Karma juga bisa bergerak ke depan yaitu penderitaan yang kita alami saat ini kalau disikapi dengan bijak, tetap semangat dan pantang menyerah ataupun dijalankan dengan berbagai kegiatan positif lainnya maka dipastikan akan berbuah manis di masa depan.

Depan atau belakang, masa lalu atau masa kini, hanyalah sekedar istilah saja yang dibuat oleh si Mbah agar mudah dipahami. Apa itu depan dan apa itu belakang, sesungguhnya adalah tidak ada. Pada ajaran Karma mengenal konsep Maya atau Illusi kehidupan. Hari ini akan menjadi masa lalu di hari esok, hari esok juga akan menjadi masa lalu beberapa hari lagi. Jadi apa itu masa depan dan masa lalu? Jawabannya adalah Maya atau illusi alias tidak ada.

Kesialan kita saat ini seperti tewas diseruduk truk tanpa sebab bisa jadi akan melahirkan mukjizat di kehidupan yang akan datang. Dalam beberapa kecelakaan fatal dan mengerikan sering terjadi kasus korban yang selamat. Jadi hukum Karma bergerak ke depan. Orang yang sudah tua renta tapi masih semangat belajar hal baru dipastikan akan beraibat baik di kehidupan yang akan datang, seperti pintar sejak kecil dst.

🙂 Mbah, aku semakin bingung Nih! Aku sih setuju saja dengan konsep hukum Karma. Tapi masalahnya aku rada sulit untuk percaya dengan adanya kehidupan masa lalu alias reinkarnasi.

Reinkarnasi tidak perlu dipercayai tapi cukup dipahami esensinya saja yaitu mengajarkan seseorang untuk berbuat baik. Percaya ataupun tidak adalah kagak penting karena intinya tetap saja harus berbuat baik bukan? Ibarat proses terjadinya hujan, kadang kita sama sekali tidak peduli dengan prosesnya, karena yang lebih penting adalah agar tidak kehujanan seperti bawa payung dst. Percaya ataupun tidak percaya, hukum sebab akibat tetap akan bekerja sesuai dengan aturannya.  Tulisan di atas sudah saya bagi menjadi 2 yaitu konsep dasar dan advance jadi tinggal diambil bagian dasarnya saja dan buang bagian advance. Beres bukan?

OPINI PENUTUP

Apapun yang anda percayai intinya adalah sama saja dan yaitu tetap berbuat kebaikan dan selalu berfikir positif untuk hari esok.  Kepercayaan tidak akan mengirim Anda menuju Surga atau Neraka tapi Aksi atau perbuatannlah yang menyebabkannya. Perbuatan positif akan menghasilkan buah yang positif dan sebaliknya untuk perbuatan negatif.  Inilah esensi terpenting dari Hukum Karma. Anda setuju bukan?

Sumber image : Wikipedia, lychee tree

Catatan : Tulisan ini saya dedikasikan untuk seorang sahabat saya yang sedang berjuang melawan penyakit lever akut. Putra seorang pejuang kemerdekaan yang terlupakan  dan saat ini sedang bergulat menghadapi berbagai tekanan hidup yang nyaris tidak  bisa saya bayangkan. Tulisan ini juga dibuat atas permintaan beliau.

Catatan 2 : Tulisan telah diedit ulang tanggal 15 Oktober 2011. Bagian dosa/Karma Turunan dihapuskan dan dipindah ke : Hukum Karma bagian-2

Referensi blog  :
https://sabdalangit.wordpress.com/2011/07/26/seluk-beluk-hukum-karma/

34 respons untuk ‘Hukum Karma (1) Konsep dan Filosofinya

  1. Beribu2 terima Kasih Mbah atas perhatiannya……Salut Mbah dan Mhn maaf br di komentari…Sing penting FIGHT 4 OUR LIFE!!!NO DOUBT

    :)Jawaban Mbah Wage : Duh, Pak Budi, terima kasihnya cukup satu saja. Beribu2 sama sama. Nah, jawabannya jadi aneh

    1. Very interesting article, susah diucapkan dengan kata-kata Mbah wage, buat my brother Budi S Dumadi, hope 2012 will be better for every body
      Mbah Wage Domo Arigato gozaimasu

      :)Mas Harry, terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Saya sangat senang kalau pesan tulisan saya bisa dimengerti.Salam

  2. Nuwun sewu..
    Matur nuwun mbah postingnya.saya setuju dg konsep karma yg mbah tulis di atas
    ..cuma ada yg kurang sreg ni mbah, mbah bilang hukum karma tidak bisa di turunkan ke anaknya, ini ada kasus begini mbah. Orang2 yg tidak tahu menjaga kesehatannya, makan yg manis2 berlebihan sampai terkena deabetes/kencing manis dan kalu sdh begini pasti calon anak2nya nanti berpotensi kena deabetes juga kan.??

    satu lagi contoh.di afrika banyak terjadi bayi yg baru lahir chenger sdh terjangkit AIDS karena orangtuanya yg kena AIDS saat hamil, nah…padahal ini kan bukan perbuatan anaknya kan mbah? mohon dijelaskan mbah..maaf atas kekuranag saya
    Salam…
    Dalbo.

    1. Mas Dalbo yang baik,

      Hukum Karma dipahami dengan banyak versi dan banyak terjemahan dan versi yang Mbah tulis di atas adalah Karma yang tidak menurun, tidak bisa dihapuskan dan sekaligus menolak konsep Takdir atau Nasib.

      Bagaimana dengan penyakit diabetes karena orang tua atau anak yang terjangkit AIDS? Jawabannya sebagai berikut :

      1. Hukum karma bukan berarti baik atau buruk, dosa atau pahala tapi sebab dan akibat. Karena si Bapak sakit maka si anak juga sakit. Siapakah yang salah? Jawabannya adalah tidak ada. Jadi untuk kasus ini maka hukum karma akan bergerak ke depan. Menerima kesialan hari ini akan menerima keberuntungan esok hari. Tabah dan pantang menyerah hari ini, buahnya akan dipetik di hari esok.
      2. Kejadian masa lalu berpengaruh ke kejadiaan saat ini. Buah kejadian masa lalu kita petik sekarang. Hukum Karma bergerak ke belakang.

      Apa itu depan apa itu belakang, apa itu masa lalu dan apa itu masa depan sesungguhnya adalah tidak ada. Semua itu hanyalah ilusi atau sekedar istilah saja. Yang nyata adalah Karma.

      Jadi Hukum Karma yang menolak Takdir dan menolak Dosa Turunan percaya pada 3 ruang waktu dari kehidupan yang saling berhubungan. Menolak konsep silus lahir berarti harus percaya pada dosa/karma Turunan serta Takdir.

      Mana yang benar atau lebih baik? Pertanyaan ini sebaiknya dihindari karena tidak akan menyelesaikan masalah. Manapun yang kita percayai initinya tetap harus berbuat baik, berpikir dan berbuat positif demi masa depan yang lebih baik. Apa itu masa depan, ya balik lagi ke bagian atas.

      Semoga sehat selalu, Wage

    2. Nuwun sewu…
      Makasih mbah ulasanya yg cukup significan ini…semoga mbah juga sehat2 saja, hidup berkah.penuh gairah….(mudah mudahan Allah setuju)

      Dalbo with love.

      🙂 Sama sama Mas Dalbo. Senang sekali rasanya ada tulus dan rela mau mendoakan kesehatan Mbah. Tulisan sudah direvisi, bagian dosa turunan digeser ke tempat lain dengan harapan agar lebih enak dibaca

  3. Terima kasih mbah ni menambah wawasan ku khususnya tentang hukum karma. Tapi aku agk sdikit berbeda dalam memahimi tentang penting atau tidaknya mengetahui penyabab dari hukum karma itu.
    Kalo menurutku sangat penting kita mengetahui penyabab dari hukum karma itu, karena dengan kita mengetahhui penyebab karma itu maka akan lebih mudah kita dalam menganalisa akan akibatnya dan lebih mudah untuk memutus atau setidaknya mengurangi akibatnya.
    Misalkan mbah mengunakan analogi makan cabai,” Kita tahu kalo makan cabai akan terasa pedas, maka kalo kita tidak ingin rasa pedas ya jangan makan cabai atau setidaknya kita bisa mengontrol jumlah yang kita konsumsi” itu analogi sederhana yang bisa aku tangkap.
    Sebelumnya aku mohon maaf kalo tulisanku kurang berkenan di hati mbah.

    1. :)Mas Suparto yang baik. Terima kasih atas kunjugan dan komentarnya. Anda benar bahwa memahami sebab dan akibat dari hukum karma tentu saja sangat penting dengan catatan, bagi yang yang percaya. Sedangkan pembaca di blog ini adalah beragam.

      Percaya atau tidak adalah tidak penting karena yang terpenting berbuat baik. Apapun penyebab dari penderitaan itu tetaplah harus berbuat baik. Ini adalah pesan utama yang hendak saya sampaikan dan itulah sebabnya saya menghindari menggunakan kata “hukum karma sangat penting”.

      Hukum Karma adalah Alternatif jawaban tentang penyebab penderitaan. Sebagian orang mungkin lebih cocok dengan konsep takdir, perintah dan larang Tuhan dst. Apapun kepercayaannya tetap saja harus berbuat baik bukan?

      Salam

  4. Memang betul sekali manusia itu diciptakan untuk berbuat baik, tidak hanya pada sesama manusia tapi juga pada alam sekitar. Tapi baik menurut seseorang belum tentu baik menurut orang lain, lalu ukuran berbuat baik itu seperti apa? Baik menurut manusia juga belum tentu baik menurut alam ini, misalkan saja manusia ingin jalan dirumahnya atau linkungan tidak becek kemudian semua jalanan ditutup dengan semen / di cor. tanpa mengindahan adanya peresapan air. Ya… itu menurut manusia adalah perbuatan yang baik, tapi menurut alam itu adalah pengrusakan atau berbuatan yang tidak baik. Yang pada akhirnya akan menimbulkan banjir dimana-mana. Buntut-buntutnya mengatakan kebanjiran itu adalah takdir tanpa mau mencari penyebabnya. Nah pernyataan seperti ini seolah-olah kita selalu menyalahkan Tuhan tanpa kita bisa berbuat sesuatu.

    Kalo kita mau sedikt saja memikirkan hukum sebab akibat, maka peristiwa seperti ini akan dapat kita hindari. Misalkan saja air hujan turun kebumi lalu diserap oleh bumi, tapi karena bumi ini ditutup dengan semen/ di cor tanpa adanya daerah serapan, maka air akan terakumulasi pada suatu tempat tertentu. Jika tempat tertentu itu sudah tidak sanggup menampung air, maka air akan meluap ketempat yang lebih rendah yang pada akhirnya terjadilah banjir.

    Semoga tulisan inii dapat menjadi pemikiran bagi para pembaca dan bermanfaat untuk daerah2 yang menjadi langganan banjir.

    1. Mas Suparto, terima kasih lagi atas komentarnya. Anda benar sekali bahwa acuan berbuat baik tiap orang adalah berbeda. Dengan buku hukum ataupun buku agama yang sama sekalipun perbuatan baik tetap masih ada perbedaan, jadi membahas tentang berbuat baik akan menjadi panjang kalau ditulis.

      Saya tidak tahu acuan berbuat baik untuk orang lain, saya hanya tahu jawabannya untuk diri sendiri. Acuan berbuat baik menurut saya adalah Nurani dan pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dari banyak hal, orang tua, guru, tetangga, binatang, alam, baca buku, baca hukum, bergaul dengan orang lain yang berbeda, merenung berpikir dll. Link tentang baik dan buruk

      salam mbah wage

  5. bapak kalo hukum karma tentang cinta gimana??misalnya kaya aku duain cewe hehe

    :)Waduh, kalau urusan cewek, mbah nyerah deh. he..he.. Lagian mbah juga cowok jadi jawabannya pasti bias. Mungkin cara terbaik, coba ditanya ke ceweknya saja, sakit hati ndak kalau didua-in. Atau ditanya ke Ibu atau nenek, mungkin beliau lebih tahu? Jangan sekali kali tanya ke Bapaknya si cewek, hukum karma bisa langsung berbuah seketika ha..ha..

  6. Terima kasih Mbah…
    Tulisan Mbah telah menambah perspektif berpikir saya tentang Hukum Karmaphala. Akhir tahun lalu, saya juga mencoba menuliskan pemahaman saya tentang Hukum Karmaphala. Kalau berkenan, silakan Mbah mampir di: link atau di link.

    😆 Reply: Bli Nyoman, hukum karma atau aksi dan reaksi memang sangat menarik untuk dibahas. Terima kasih. Salam

    1. Salam hormat… 🙂
      Saya pernah menulis sedikit tentang Karma dari perspektif yg lain lagi. Kalau berkenan, silakan mampir: link dan link

      😆 Reply: Segera meluncur. Salam

  7. Waktu Lampau
    Dalam pengertian sempit, waktu lampau berarti hari kemarin, minggu lalu, tahun lalu dst, sedangkan untuk pengertian luas berarti kehidupan di masa lampau, kehidupan sebelum kita lahir alias dunia Akhirat juga..

    maaf mbah; saya mau menyanggah; menurut yang saya ketahui selama ini “dunia akhirat” boleh dibilang sbg istilah untuk menggambarkan “waktu akhir”/besoknya-besok; sehingga lebih tepat “dimaksudkan” sebagai “masa depan”.. CMIIW ^^”

    btw, saya jadi tau lebih jauh sekarang tentang Karma..
    ternyata dalam ranah Karma takdir sdh tidak relevan lagi ya; tidak mengkambing hitamkan Tuhan atau setan; sungguh ajaran yang sangat dewasa dan cukup bijak untuk saya pribadi..
    matursuwun ya mbah ;]

    :mrgreen: Reply: Nak, Yudha, terima kasih atas koreksinya. Tulisan nanti akan saya edit dan revisi agar lebih mudah dimengerti.

    1. ..sama-sama mbah, mungkin juga saya yang masih banyak kurangnya..

      btw saya jg mw ngedit komen saya nich;.. “mengkambingkan” Tuhan atau setan; maksudnya “mengkambing hitamkan” Tuhan atau setan -“-,, jd ga enak deh sama Tuhan klo ga segera di edit; bs jadi hbs ini digugat sm setan jg hihihi

      :mrgreen: Reply: Kambing sudah dihitamkan.

  8. Oh, hukum Karma…
    Tulisan ini tentu membenahi kekeliruan banyak orang, termasuk saya, tentang pengertian Karma. Pengantar awal secara leksikal pada tulisan ini membuat saya menyusun pengertian Karma seperti berikut ini:

    Pengertian ini sangat sekular. Bila kita melakukan sesuatu, maka kita akan memperoleh sesuatu. Baik atau buruk nilainya, tergantung pada kejujuran untuk menerimanya. Kita menebang pohon hingga ribuan pohon yang semula berhimpun menjadi rimba belantara berubah jadi sumber petaka. Tapi dari apa yang sudah ditulis Mbah Wage ini, telunjuk penuding tidak dapat diarahkan serta-merta kepada para penebang. Munculnya para penebang pohon yang dalam bahasa media massa dinamakan dengan cara yang negatif, pembalak liar, lantaran adanya regulasi atas industrialisasi hutan: HTI yang bukan Hizbut Tahrir Indonesia melainkan Hutan Tanaman Industri.

    Ada regulasi yang sistematis sehingga akan ada pecundang dan juara. Saya pikir, karma ada pada relasi pecundang dan juara dalam konteks HTI yang bukan Hizbut Tahrir Indonesia ini. Perhutani dan Inhutani sebagai pihak yang diberi amanat untuk menjalankan regulasi industrialisasi hutan, berhak melindungi hutan untuk kepentingan industri. Anehnya, dari hak untuk melindungi itu, mereka diberi kewajiban untuk mengubah logika rimba raya yang menganut keberagaman. Mereka menyeragamkan pohonnya dengan cara, menggasak keanekaragaman hayati yang sudah ada sebelumnya.

    Contohnya, hutan di Wonosobo yang dikuasai oleh Perhutani, pada mulanya adalah hutan jati dengan berbagai macam tanaman pendukung sebuah hutan. Namun kini berubah mejadi hutan pinus. Satu atau hingga 32 batang pohon pinus yang tumbuh bergandengan dengan tanaman lain sangat bermanfaat bagi alam dan kehidupan. Namun, ketika sebuah lahan yang amat luas ditanam dengan jenis tanaman yang seragam, maka muncul di situ “ketamakan” pinus. Ketamakan itu kurang lebih seperti gerombolan geng motor yang sangar ketika bersama-sama dan penakut-kecut ketika sendirian.

    Akar pohon pinus memiliki pori yang besar sehingga kemampuannya menyerap air sangat tinggi. Namun pori pada batang dan dahannya sangat kecil sehingga penguapan H2O sangat rendah. Lalu, seluruh tubuh pohon pinus itu dilapisi minyak yang bila diolah menjadi resin. Oleh karena itu, pohon pinus, batang dan daunnya sulit membusuk. Tidak secepat tanaman tropis. Karena sifat fiologis pinus yang seperti, maka cadangan air di sekitar hutan pinus yang sengaja di tanaman di wilayah yang bukan habitanya secara masif, akan sangat berkurang. Itu terlihat pada permukaan waduk Wadaslintang di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Wonosobo yang ketinggiannya semakin rendah lantaran cadangan air tanah habis dihisap oleh ribuan bahkan jutaan pohon pinus. Sementara tanah permukaan pada hutan pinus itu tertutup oleh dedaunan berbentuk jarum yang butuh waktu lama untuk diurai. Akibatnya, semenjak pengubahan hutan jati yang beraneka ragam tanaman menjadi monokultural pinus, kawasan di sekitar kerap longsor apabila musim penghujan datang dan kekeringan serta kerap terjadi kebakaran hutan bila musim kemarau.

    Analisis sebab-akibat yang keliru, kerap menuding pembalak liar sebagai penanggung jawab atas kemarahan bumi itu. Namun, pembalak liar hanya bagian dari sistem industrialisasi hutan yang sesat pikir dan sesat teori itu. Regulasi yang memayungi hutan tanaman industri membuat kualitas kesuburan tanah menurut, volume air tanah berkurang sehingga berdampak pada produktivitas masyarakat petani yang butuh air dan tanah yang subur.

    Begitulah. Agak tidak nyambung dan agak maksa, tapi saya pikir, Karma adalah relasi sebab-akibat. Kesulitan, atau penderitaan hidup muncul karena kita kerap bingung menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. Bukan karena takdir atau garis tangan yang tidak nyeni, tapi, luruskan bila saya keliru, karena kita gagap membaca alam yang bersebab dan berakibat.

    :mrgreen: Reply: Sungguh suatu keberuntungan saya bisa mendapatkan komentar yang lengkap dan bermutu seperti ini. “Baik atau buruk nilainya, tergantung pada kejujuran untuk menerimanya”. Duh, kalimat yang sangat indah. Terima selalu Nak Olsy.

  9. Acuan berbuat baik menurut saya adalah Nurani dan pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dari banyak hal, orang tua, guru, tetangga, binatang, alam, baca buku, baca hukum, bergaul dengan orang lain yang berbeda, merenung berpikir dll.(MW)
    ——————————-
    Mbah,

    Nurani dan pengetahuan : Ini perlu digarisbawahi. Mungkin juga perlu ditambahi dengan …NIAT. Konsep baik dan buruk ini selalu mengusik saya, tetapi dengan acuan diatas – nurani,pengetahuan, dan niat, ada cahaya yang masuk dari lorong yang gelap …

    Banyak orang punya masalah dengan … pengguguran kandungan dan euthanasia. Kata hati saya mengatakan pengguguran kandungan dan euthanasia itu OK kalau ada alasan yang kuat. Misalnya, bayi akan lahir cacat, atau hasil perkosaan, atau alasan medis yang lain. Sama dengan euthanasia. Pengalaman saya : Saya pernah punya anjing herder. Usianya 13 tahun. Dan anjing kesayangan ini kena … kanker yang kata dokter sudah dalam stadium yang amat sangat susah bin (nyaris) mustahil untuk diobati. Dan si anjing ini juga … lumpuh …

    Saya tidak tega melihatnya menderita … Keputusan akhir, dengan berat hati, ya euthanasia. Anjing disuntik (supaya) mati . Dia mati dalam beberapa detik saja dalam pelukan saya. Dikremasi, dan abunya masih saya simpan.

    Itu untuk hewan. Untuk manusia, saya juga setuju, meski saya sadar di banyak negara euthanasia dilarang hukum …

    NIAT : Niat saya adalah untuk mengakhiri penderitaan si anjing, bukan karena saya sudah bosan memeliharanya, atau biaya pengobatan yang mahal.

    Wah,ngelantur ya Mbah, tapi hati saya … senang kok (-:, bisa berbagi pendapat – bukan penghasilan yang pas2 an.

    Salam katresnan berniat baik (-:

    Reply wage : :mrgreen: Komentar yang sangat menyentuh prasaan. Tulisan sudah diedit dengan tambahan kata NIAT. matur nuwun.

    1. Mbah,

      Re niat : Di blog si Mbah ini dan blog2 tetangga,niat saya adalah berbagi,disamping belajar dari komentator2 yg lain. Niat positf,bukan niat negatif. Tapi, karena saya kurang pinter mengolah kata2, kadang2 ada kesalahpahaman.( Bukan salah pembaca, salah saya.) Tapi, saya juga, eh hem, bersikap positif, saya belajar dari kesalahan2 saya. Mbah Wage diam2 telah membangun jembatan ke ‘tanah seberang’ yang penuh dengan canda ,pengetahuan, dan kepositifan. Angka topi buat si Mbah ! (-:

      Salam katresnan niat baik

  10. Salam Kang Wage dan Kang BD.
    Kang Wage……saya belajar banyak dari akang…..agar tak terlalu serius dalam setiap menanggapi suatu aksi….belajar membuat guyonan…belajar berpuisi dan terutama belajar mentertawakan diri sendiri. Terima kasih dan salut buat akang.
    Kang BD……. salut atas sifat penyayang akang meskipun terhadap seekor anjing, sampai sebegitunya sikap akang. Terima kasih masukan akang di blog aki gendeng tentang reinkarnasi dan do’a khusus buat binatang yg telah kita makan.
    Salam Paseduluran.

  11. Salam kenal mbah Wage….
    ini komentar perdana dari saya…
    mbah mengulas “Hukum karma” dengan sangat apik…

    terus terang mbah, saya orang yang sangat jarang dengan yang namanya urusan sembahyang, bahkan saya sudah biasa disebut punya agama KTP entah kenapa hukum karma ini selalu menjadi pertimbangan penting dalam segala tindak2an saya, termasuk hal2 yang sederhana sekalipun.

    maaf kl ada kata2 yg kurang berkenan…. 😉

    1. Selamat datang di blog abal abal dongengbudaya. Tempat ngumpul manusia abal2.Jarang sembahyang? Waduh, berarti saya ketemu teman nih. ha..ha..

      siMbah percaya bahwa sembahyang (bhakti) adalah salah satu cara mendekatkan diri pada Sang Diri. Cara lain adalah belajar pengetahuan (jnana) atau dengan jalan aksi (karma) seperti yang telah Bung Anonymous lakukan. Semua aktifitas kalau diikuti dengan kesadaran nurani berarti sembahyang. Sembahyang tanpa diikuti dengan kesadaran nurani ya ngawur, hanya tenang dan damai saat sembahyang doang.

      Ini versi blog abal2 lho. Selengkapnya ada disini……salam

  12. saya masuk blog ini berarti karma dunk

    • Reply wage: karma adalah hukum sebab dan akibat, jadi masuk dan berkomentar juga tidak lepas dari sebab dan akibat bukan?
  13. Kisah Burung Perkutut
    Saya punya pengalaman menarik apakah ini Karma atau Reinkarnasi?
    Tahun 1997 sekitar bulan juni malam jum’at tetapi tanggalnya kurang tahu persis.
    Saat itu sedang ada hujan dan angin, saya kedatangan burung perkutut pada malam jum’at lalu saya pelihara dengan baik .
    Tahun 2002 saya banyak kegiatan di klinik Terapi Sehat Tanpa Obat sampai lupa member makan dan minum sedangkan istri tidak memperdulikannya.
    Ketika saya pulang malam jum’at pada tgl 21 agustus 2002 jam 22.00 dari klinik, istri mengatakan burung perkututnya mati.
    Kuambil burung tersebut dan kubawa ke ruang tamu lalu ku letakkan di atas meja.
    Kupandangi burung itu dengan perasaan bersalah karena tidak sempat mengurusnya. Tiba2 aku melihat sosok seorang wanita muda memakai kemben (baju tradisional adat jawa) seraya merapatkan kedua telapak tangannya sambil menangis.
    “ wahai putrid cantik siapakah namamu mengapa ada di dekat burung perkutut peliharaannku?” kataku
    “ Ampun Tuan . . . saya bernama Sulastri yang dulu pernah hidup zaman belanda dan orang tua saya bernama Kromodipuro dari dusun terpencil di Solo jawa tengah .”
    “ lalu apa hubungannya dengan burung perkutut ?“ tanyaku
    “ Tuan . . . aku dahulu kabur dari rumah dan ahirnya jadi ledek ( penari ) tetapi juga jadi budak nafsu orang belanda . . . aku diberikan harta berlimpah . . . hidupku mewah . . . sehingga aku melupakan orang tuaku yang hidup miskin . . . “ jawabnya
    “ lalu . . .? “ kataku penasaran
    “ Aku jatuh sakit parah . . . berbagai dokter Belanda mengobatiku sampai hartaku habis . . . ahirnya aku meninggal .” jawabnya terbata bata.
    “ Dialam ruh aku dilahirkan kembali menjadi burung perkutut . . . sebagai penebusan yang pernah ku lakukan . . . aku hinggap dari satu tempat ke tempat lainnya mencari makan . . . dalam perjalanku aku masuk ke belakang rumah Tuan . . . tubuhku menggigil kedinginan lalu tuan mengambilku dan memelihara dalam kurungan. “
    “ Maafkan aku sulastri sehingga aku tidak mengurusmu karena kesibukannku.” Jawabku menyesali.
    “ Tidak apa apa Tuan itu memang sudah karma dari perbuatanku dimasa lalu sehingga aku jadi kelaparan karena paruhku sudah panjang karena inilah balasannya orang yang pernah menelantarkan orang tuanya . . .”
    “ Tuan bolehkah saya mengenal nama anda ? agar aku dapat mengenang nama anda “ tanyanya
    “ Boleh saja namaku Rama .”
    “ Tuan . . . maukah tuan menolong saya agar saya menjadi manusia lagi nanti ? “
    “ Apa yang harus saya lakukan agar engkau terlahir menjadi manusia lagi ?” jawabku
    “ Bacakan aku do’a . . . agar aku kembali kealamku dengan sempurna. “ katanya
    “ Baiklah . . . tetapi maukah kau berjanji untuk tidak mengulangi perbuatanmu di masa lalu?”kataku menegaskan.
    “ Aku berjanji tuan . . . tidak akan mengulangi perbuatanku di masa lalu .”jawabnya
    “ Baiklah kalau begitu .. . ikuti perkataanku baik baik . . .” kataku setengah memerintah.
    Lalu aku membacakan do’a kunci 9 kehidupan dan Sulastripun mengikutinya setelah itu muncul sinar putih menjemputnya kembali ke Alam Sukma.
    Itulah kisah nyata yang ku alami.

  14. Salam Mas Rama……

    Terima kasih bila berkenan menulis cerita itu……..

    Dunia ini memang benar sebagai bukti bahwa Allah adalah Maha Pember … Maha Pengampun….Maha Pemelihara……

    Semoga cerita diatas bisa membuka mata hati , logika pola pikir , nurani dan banyak faham atau pemahaman banyak manusia…..dunia yang kata sebagian orang adalah harus ini dan itu , pasti ini dan itu ternyata tidaklah demikian ….inni semua sebagai bukti bahwa rahasia dibalik rahasia hanya Allah yang tahu dan yang berkuasa….hanya karena ego faham dan kepercayaan maka dunia menjadi rame dan dijadikan ajang pertikaian…seperti berebut pepesan kosong……Nuwun….

  15. Cerita saya mungkin tidak menarik tetapi cukup mengherankan kami saja…..

    Bagaimana bisa 2 burung merk cendet dalam 2 sangkar berbeda bisa lepas tanpa ada celah atau pintu terbuka…..siapa yang membuka atau apakah burung cendet itu sakti….he he he…..

    Ceritanya hanya karena saya tidak setuju kepada anak angkat saya untuk memelihara burung kicau BILA burung itu diperjual belikan….artinya memelihara bukan karena tulus
    Burung kicau di kota besar sudah tidak mungkin bisa terbang bebas merdeka , mereka pasti ngejar atau uber uber si burung….burung bagai bidadari yang harus dimiliki dan dipelihara demi kesenangan dan hasratnya…….

    Saya bilang kepada anak saya….kamu sekalian pasti mendapat dosa kalau kamu hanya berniat hanya seperti itu….semoga saja burung itu lepas atau mati saja….supaya burung itu bebas jiwanya….eeeh…anak saya hanya cuek saja dengan omelan saya…..

    2 hari kemudian si anak ini sedang membersihkan kurungan burung lain ( anak saya pelihara 9 burung dan ada perkututnya dan dalam diri perkutut memang ada gambar laki laki sepuh….berudeng )….lalu ada anak anak berteriak…mas ..mas….ada burung cendet diatas pohon…lalu burung itu malah berkicau….mendengar ini anak saya begitu nafsu ingin menjerat burung diatas pohon tersebut…..lalu bergegas mau ambil kurungan kosong didalam rumah……si dia begitu kaget karena 2 burung dalam sangkar yang digantung ternyata sudah hilang 1…..dia bingung dan heran…dari mana burung itu lepas……ha ha ha ternyata burung yang dipohon itu adalah burungnya sendiri…..
    Sambil terus mengomel dia menurunkan sangkar itu….belum 1 menit burung cendet yang 1 lagi ikut lepas…dengan cara aneh…tidak ada celah dan pintu tidak terbuka……..

    Melihat hal aneh ini maka anak saya curiga dengan ancaman saya tentang burung…..karena hal ini maka dia curiga …maka dia melihat kesana kemari…mencari sesuatu…..ha ha ha…sianak saya melihat ada sosk gaib yang cengingisan di bawah pohon….maka anak saya berteriak…kalau kamu tidak pergi maka akan lempar kamu dengan batu…..lalu sosok gaib itu ngluyur pergi dengan senyum cengingisan itu…….

    Yang menjadi pertanyaan saya adalah 1 hal saja…bagaimana cara sosok gaib itu mengeluarkan burung dari sangkar…. he he he seperti illustrasi David Coperfield ……dengan proses dan teknologi bagaimana menurut saint ilmiah manusia jaman ini…..

    Kalau gaib itu bisa berinteraksi dengan ujud materi dunia nyata maka dan apakah para gaib bisa berbuat yang lebih besar dari peristiwa kecil diatas…..misalkan membuat bencana alam ??/
    Apakah dongeng dan banyak cerita atau ramalan ( SP ) adalah benar ???….SP sebagai pemimpin laskar gaib dalam peperangan….perang model apa dan siapa dan benda apa yang diperangi oleh para gaib itu ?? ……waaah….mohon maaf…saya hanya mengutip sebagian dari isi ramalan itu….Nuwun…

  16. Salam Cak JS, Mbah Wage dan poro pinisepuh.

    Pengalaman menarik Cak… interaksi gaib dg ujud materi dunia nyata…. dari segi ilmiah…. hmmm… untuk bisa menerangkan hal ini perlu waktu dan ruang yg agak lega dan beberapa gambar visual agar membantu pemahaman…. ntar saya siapkan.
    Barangkali poro pinisepuh bisa memberikan penjelasan?

  17. salam… wah wah wah poro pinisepuh disini pembicaraannya berat menyentuh ma’rifat… saya jd seperti pohon kangkung .. menjadi bingung mencari intinya (galih)….

  18. Nuwun sewu..Merry Christmas ..

    @ Sdr Andree salam kenal..dan slamat bergabung di padepokan orang2 serba serbi ini,
    Galihe kang kung adalah awang uwung, kosong tapi ada, tapi kosong, meliputi segala wilayah ruang dan waktu.
    semoga bermanfaat.

    Asah asih asuh

    PD

  19. @Paman Dalbo.. matur nuwun sanget penjabarannya paman.. nambah bekal meneruskan perjalanan mencari sudutnya bola ping pong, … semangat…

Tinggalkan Balasan ke kaki3 Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.